Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

3.3.2 Analisis Kinerja Keuangan Daerah

Keuangan daerah adalah seluruh tatanan, perangkat kelembagaan dan kebijakan penyelenggaraan yang meliputi pendapatan dan belanja daerah. Sumber- sumber pengeluaran daerah terdiri dari sisa lebih perhitungan anggaran tahun lalu, PAD, bagi hasil pajak dan bukan pajak, sumbangan dan bantuan, serta penerimaan pembangunan. Perkembangan pengelolaan keuangan daerah dapat dilihat dari kinerja keuangan pemerintah daerah, yang disajikan dengan menggunakan bantuan grafik dan tabel. Tujuannya untuk menelusuri dan mengungkapkan struktur serta pola data tanpa mengaitkan secara kaku asumsi-asumsi tertentu. Untuk keperluan analisis ini dipergunakan data APBD dari setiap kabupatenkota di seluruh Indonesia. Kinerja keuangan daerah dapat dianalisis dengan menggunakan dua pendekatan, yaitu melalui sisi penerimaan fiscal availability dan sisi pengeluaran fiscal needs.

3.3.2.1 Sisi Penerimaan Fiscal Availability

Ketersediaan fiskal Fiscal Availability dapat ditinjau dari tiga sumber yaitu: 1. Kemampuan keuangan yang tersedia murni berasal dari daerah yaitu PAD. Rasio PAD terhadap total penerimaan daerah menunjukkan kemandirian fiskal dari suatu daerah, yang dapat diformulasikan : 100 …..………………………….… 3.1 Keterangan : DDF = Derajat desentralisasi fiskal PAD = Penerimaan Asli Daerah Juta Rupiah SB = DAU + DAK TPD = Total Penerimaan Daerah Juta Rupiah = PAD + BHPBP + SB + Lain-lain pendapatan daerah yang sah 2. Kemampuan keuangan yang tersedia berasal dari transfer pusat ke daerah berupa dana bagi hasil. Dana bagi hasil ini terdiri dari bagi hasil pajak dan bukan pajak. Rasio dana bagi hasil terhadap total penerimaan daerah menunjukkan besarnya potensi daerah terhadap sumberdaya manusia dan sumberdaya alam. Hubungan ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 100 ……………………………….3.2 Keterangan : DPS = Derajat potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia BHPBP = Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak Juta Rupiah 3. Kemampuan keuangan yang tersedia berasal dari transfer pusat ke daerah yang bersifat bantuan grant. Rasio transfer dari pusat terhadap total penerimaan daerah menunjukkan besarnya kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan atau besarnya ketergantungan daerah terhadap pusat. Hubungan ini dapat diformulasikan sebagai berikut: 100 ………………………………….. 3.3 Keterangan : DKP = Derajat ketergantungan daerah terhadap pemerintah pusat Semakin tinggi kemampuan keuangan daerah yang tersedia murni berasal dari PAD, maka semakin baik kinerja keuangan daerah tersebut, dengan kata lain derajat desentralisasi fiskalnya besar mandiri. Kinerja keuangan, yang dilihat dari sisi penerimaan khususnya derajat desentralisasi fiskal dapat dikategorikan dalam skala interval. Pengkategorian hasil skala interval menurut hasil penelitian tim Fisipol UGM dalam Tangkilisan 2005 adalah seperti ditunjukkan dalam Tabel 6. Tabel 6 Skala interval derajat desentralisasi fiskal DDF DDF dalam Kemampuan Keuangan Daerah 00 - 10.00 10.01 - 20.00 20.00 - 30.00 30.01 - 40.00 40.01 - 50.00 50.00 Sangat Kurang Kurang Cukup Sedang Baik Sangat Baik Sumber: Tim Fisipol UGM dalam Tangkilisan, 2005.