54 a.
Benih
Dari 40 responden petani padi Bondoyudo di daerah penelitian diketahui bahwa 100 persen petani menggunakan benih berlabel atau bersertifikat. Petani
memperoleh benih dari pemerintah yang diberikan langsung melalui Gapoktan. Setiap petani yang tergabung dalam Gapoktan berhak mendapat benih dengan
membayar biaya operasional sebesar Rp 5000 per lima kilogram. Dengan adanya benih bantuan pemerintah, petani merasa sangat terbantu dalam penyediaan benih
mengingat harga benih bersertifikat di kios atau toko pertanian yang cukup mahal dan kualitasnya kurang terjamin.
Rata-rata penggunaan benih padi Bondoyudo adalah 26,03 kilogram per hektar per musim tanam. Jumlah penggunaan benih tersebut lebih besar dari
jumlah benih yang dianjurkan oleh pemerintah yaitu 25 kilogram per hektar per musim tanam. Hal tersebut terjadi karena petani khawatir apabila benih yang
tumbuh sedikit atau mati maka kelebihan benih tersebut dapat digunakan untuk penyulaman.
b. Pupuk
Pupuk yang digunakan untuk padi varietas Bondoyudo adalah pupuk Urea, Phonska NPK, dan TSP. Rata-rata penggunaan pupuk oleh petani padi per
hektar per musim tanam adalah Urea 96,52 kilogram, Phonska 261,9 kilogram dan TSP 10,99 kilogram. Total penggunaan pupuk untuk satu musim tanam
369,41 kilogram per hektar. Standar dosis pupuk yang digunakan petani yang dianjurkan oleh
penyuluh adalah dengan komposisi urea 100 kilogram per hektar per musim tanam dan NPK Phonska 300 kilogram per hektar per musim tanam. Petani
sebaiknya tidak perlu menggunakan TSP dan KCl karena kandungan P pada TSP dan K pada KCl sudah terdapat pada NPK. Kenyataan di lapang, tidak semua
petani mengikuti anjuran tersebut disebabkan karena kekurangan modal untuk membeli pupuk sehingga penggunaan pupuk pada usahatani kurang dari standar
yang dianjurkan oleh penyuluh. Sebagian petani juga masih menggunakan TSP padahal penyuluh tidak menganjurkan petani untuk menggunakan TSP apabila
sudah menggunakan NPK. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan petani akan teknik pemupukan yang baik. Pupuk kimia diperoleh di toko-toko atau kios
55 pertanian yang terdapat di sekitar tempat tinggal petani dan pasar. Harga pupuk
tersebut masing-masing untuk Urea, TSP dan NPK adalah Rp 1.500; Rp 2.000; Rp 2.000 per kilogram.
Selain pupuk kimia, petani menggunakan pupuk organik yang diperoleh dari bantuan pemerintah. Distribusi pupuk organik adalah melalui Gapoktan
dengan membayar biaya operasional sebesar Rp 5.000 per lima kilogram. Penggunaan pupuk organik di daerah penelitian adalah rata-rata 25,27 kilogram
per hektar per musim tanam. Berdasarkan wawancara dengan pihak penyuluh pertanian, dikatakan bahwa penggunaan pupuk organik dapat menghemat
penggunaan pupuk kimia dan produksi padi akan lebih tinggi. Akan tetapi petani sudah sangat tergantung dengan penggunaan pupuk kimia sehingga walaupun
sudah menggunakan pupuk organik namun petani tetap menggunakan pupuk kimia dengan dosis yang sama dan bahkan masih banyak petani yang belum
memanfaatkan adanya pupuk organik subsidi tersebut.
c. Pestisida