5 kesejahteraan dan pendapatan petani terdiri dari.
5
Apabila tujuan tersebut tercapai maka Indonesia akan memiliki beras yang berdayasaing tinggi dengan stok yang
mencukupi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, produk beras lokal tidak kalah bersaing dengan beras impor dan volume permintaan beras impor pun
secara berangsur-angsur diharapkan menurun. Untuk itu, sistem tataniaga yang lebih tepat dan efisien diharapkan dapat berjalan dengan baik guna meningkatkan
pendapatan petani serta menjamin posisi beras dalam negeri di pasar beras Indonesia. Usahatani dan tataniaga merupakan sub sistem yang terdapat pada
sistem agribisnis dan kedua hal tersebut memiliki keterkaitan.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam rangka menciptakan ketersediaan pangan Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang besar, salah satu pulau yang dapat diandalkan dapat
memenuhi kapasitas produksi beras adalah pulau Jawa. Pulau Jawa memiliki potensi lahan yang lebih baik dibandingkan luar pulau Jawa. Pada Tabel 1. dapat
dilihat bahwa luas panen padi pulau Jawa lebih kecil dibandingkan dengan luar Jawa sementara produktivitas di pulau Jawa lebih tinggi, artinya pulau Jawa
memiliki potensi yang besar dalam rangka meningkatkan produksi beras. Propinsi Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi padi terbesar di
Indonesia. Pada Lampiran 1 dapat dilihat bahwa Jawa Barat memiliki luas panen
terbesar di Indonesia dengan produktivitas 56,07 kuintal per hektar. Salah satu kabupaten yang merupakan sentra produksi padi di Jawa Barat adalah Kabupaten
Bogor. Tabel 3 menunjukkan bahwa luas panen padi di Kabupaten Bogor
cenderung berfluktuasi sementara produksi dan produktivitas mengalami peningkatan. Ini menunjukkan bahwa Kabupaten Bogor memiliki potensi sebagai
sentra produksi padi.
5
Arah kebijakan pembangunan TPH dalam http:www.diperta.jabarprov.go.id diakses pada 25 Juni 2009
6 Tabel 3. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi di Kabupaten Bogor Tahun
2004 - 2008
Tahun Luas Panen ha
Produksi ton Produktivitas kuha
2004 64.975
445.958 52,48
2005 79.636
419.339 52,66
2006 77.757
410.810 53,11
2007 86.888
448.724 56,25
2008 83.784
487.196 58,15
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2009 Salah satu Kecamatan di Bogor yang memberikan kontribusi dalam
peningkatan produktivitas padi adalah Kecamatan Cibungbulang. Padi merupakan komoditas unggulan di Kecamatan Cibungbulang. Sejak tahun 2004 hingga tahun
2008, produktivitas padi di daerah ini mengalami peningkatan yang ditampilkan pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa produktivitas padi di
Kecamatan Cibungbulang berada di atas rata-rata produktivitas padi Kabupaten Bogor. Ini menunjukkan bahwa Kecamatan Cibungbulang memberikan kontribusi
yang cukup besar terhadap produktivitas padi Kabupaten Bogor.
Tabel 4. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi di Kecamatan Cibungbulang Tahun 2004 - 2008
Tahun Luas Panen ha
Produksi ton Produktivitas kuha
2004 3.368
17.900 53,15
2005 3.091
16.766 54,24
2006 3.215
18.143 56,44
2007 3.618
21.497 59,42
2008 3.360
20.761 61,80
Sumber: Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor, 2009 Permasalahan yang terjadi adalah pada tahun 2008 penyakit tungro mulai
mewabah di Kecamatan Cibungbulang. Kecamatan Cibungbulang merupakan salah satu wilayah yang endemik penyakit tungro pada padi. Penyebaran penyakit
tungro dapat menurunkan produktivitas tanaman padi. Ini menjadi ancaman bagi kebijakan pemerintah dalam rangka meningkatkan ketersedian beras sebagai
sumber pangan dan dapat menurunkan pendapatan petani. Saat ini pemerintah Kabupaten Bogor telah berupaya untuk mengatasi penyebaran penyakit tungro
tersebut. Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah dari sisi on farm yang salah satunya adalah menciptakan varietas padi yang unggul. Varietas Bondoyudo
merupakan salah satu varietas padi yang tahan tungro. Varietas Bondoyudo
7 merupakan varietas padi hasil persilangan IR72IR48525-100-14-2. Varietas
Bondoyudo memiliki produktivitas 8,40 ton per hektar serta salah satu varietas yang tahan terhadap wereng coklat biotipe 3 dan tahan terhadap tungro.
Dalam Rasahan et al 1999, varietas merupakan salah satu faktor pendorong produktivitas. Penggunaan varietas yang memiliki siat-sifat unggul
yang diinginkan merupakan teknologi andalan yang secara luas dapat digunakan masyarakat dan relatif murah. Pengembangan varietas unggul melalui rekayasa
genetik dapat menyediakan benih yang memiliki kualitas yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan harga yang terjangkau.
Menggunakan varietas unggul secara luas memungkinkan Kabupaten Bogor menjadi sentra produksi padi dan memberikan kontribusi bagi Indonesia dalam
mencapai swasembada beras. Pemerintah Kabupaten Bogor telah menganjurkan kepada petani untuk
melakukan pergantian varietas tanaman padi dengan menggunakan varietas tahan tungro karena daerah Bogor merupakan daerah endemik tungro. Pengembangan
varietas unggul ini dilakukan di beberapa kecamatan di daerah Bogor diantaranya Kecamatan Cibungbulang. Peluang pengembangan agribisnis padi khususnya
Bondoyudo di Kecamatan Cibungbulang masih sangat terbuka mengingat potensi yang cukup besar untuk pengembangan komoditas tersebut. Kesesuaian ekosistem
lahan pertanian di Kecamatan Cibungbulang baik kondisi iklim, tanah dan letak geografis merupakan faktor penting dalam memproduksi beras yang berkualitas.
Selain itu ketersediaan sumberdaya lahan yang cukup luas dan tenaga kerja pertanian yang cukup banyak juga merupakan potensi yang harus dimanfaatkan
secara optimal. Dinas pertanian Kabupaten Bogor telah mendistribusikan varietas
Bondoyudo kepada petani melalui Gabungan Kelompok Tani Gapoktan sejak akhir tahun 2008. Salah satu Gapoktan yang sudah berusahatani padi varietas
Bondoyudo adalah Gapoktan Tani Bersatu. Hingga saat ini 70 persen atau 105 orang anggota Gapoktan Tani Bersatu telah menggunakan Varietas Bondoyudo
dalam usahatani. Petani masih ragu-ragu untuk menggunakan varietas Bondoyudo walaupun sudah dianjurkan oleh pemerintah. Hal ini disebabkan karena petani
belum yakin dengan produktivitas dan tataniaga padi Bondoyudo.
8 Dalam Mubyarto 1972, sebanyak 80 persen dari total produksi padi
Indonesia diperdagangkan oleh usaha-usaha tataniaga swasta dan selebihnya oleh Badan Urusan Logistik Bulog. Pada saluran swasta, petani menjual padigabah
kepada para tengkulak atau pedagang kecil yang ada di desa-desa atau khusus datang dari kota. Beras yang diperdagangkan melalui saluran pemerintah Bulog
yaitu dengan adanya kontrak pembelian minimum lima tahun dengan pedagang- pedagang beras kecil atau penggilingan-penggilingan padi di ibukota kabupaten
atau propinsi. Sebagai bagian dari sistem agribisnis, usahatani dan tataniaga memiliki
keterkaitan. Analisis usahatani dan tataniaga sangat bermanfaat bagi petani, pemerintah dan lembaga-lembaga lain yang terkait. Untuk itulah penelitian
mengenai usahatani dan tataniaga padi varietas unggul tahan tungro seperti Bondoyudo perlu untuk dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini antara lain :
1. Bagaimana keragaan usahatani padi Bondoyudo pada Gapoktan Tani
Bersatu Kecamatan Cibungbulang? 2.
Bagaimana pendapatan usahatani padi Bondoyudo pada Gapoktan Tani Bersatu Kecamatan Cibungbulang?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi produksi usahatani padi
Bondoyudo pada Gapoktan Tani Bersatu Kecamatan Cibungbulang? 4.
Bagaimana efisiensi tataniaga beras Bondoyudo pada Gapoktan Tani Bersatu Kecamatan Cibungbulang?
1.3 Tujuan Penelitian