43 Jika tidak menggunakan tabel, maka dapat dilihat dari nilai P dengan
criteria sebagai berikut: P-value α, maka tolak Ho
P-value α, maka terima Ho Jika nili t-hitung lebih besar dari t-tabel atau P-value α tolak Ho maka
variabel uang diuji faktor-faktor produksi berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas hasil produksi dan sebaliknya jika nilai t-hitung lebih kecil dari t-
tabel atau P-value α terima Ho berarti variabel yang diuji tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas.
4.4.3 Analisis Tataniaga
Analisis saluran tataniaga dilakukan dengan mengidentifikasi alur tataniaga serta mengidentifikasi lembaga tataniaga yang terlibat. Skema tataniaga
dapat terbentuk beberapa macam tergantung alur tataniaga yang terjadi pada tataniaga beras dari petani hingga konsumen akhir. Selanjutnya mengidentifikasi
fungsi tataniaga dari masing-masing lembaga tataniaga dalam proses penyaluran padi dari petani sampai ke konsumen dalam bentuk beras sehingga dapat
meningkatkan nilai guna.
Analisis marjin dilakukan untuk mengetahui komponen biaya tataniaga serta bagian yang diterima masing-masing pelaku pasar yang terlibat dalam
tataniaga beras. Adanya perbedaan harga ditingkat petani dengan konsumen menyebabkan marjin yang diterima masing-masing pelaku pasar akan berbeda.
Hal ini disebabkan karena adanya biaya-biaya yang dikeluarkan lembaga tataniaga dalam menjalankan fungsi tataniaga.
Marjin tataniaga dihitung berdasarkan pengurangan harga penjualan dengan harga pembelian pada setiap tingkat lembaga tataniaga. Besarnya marjin
tataniaga pada dasarnya merupakan penjumlahan dari biaya-biaya tataniaga dan keuntungan yang diperoleh oleh lembaga tataniaga.
Menurut Limb matematis dapat dirum
Berdasarkan persama
Maka besarnya marjin
Keterangan : Mi : marji
Hji : harga Hbi : harga
Ci : biaya
i : keun
i : 1, 2,
mi : marji
Bagian yang dapat diketahui mela
melihat apakah tatani kepada petani. Semak
petani farmer’s share dengan marjin tatania
Fs = Pf x 100 Pr
Keterangan : Fs : Farmer’s share
Pf : Harga yang diteri Pr : Harga yang dibay
Dari nilai ma biaya yang dikeluark
mbong dan Sitorus 1987, perhitungan marjin rumuskan sebagai berikut :
Mi = Hji – Hbi Mi = Ci + i
Hji – Hbi = Ci + i
aan di atas, keuntungan tataniaga pada tingkat
i = Hji – Hbi – Ci
rjin tataniaga adalah
mi = ∑ Mi
rjin tataniaga pada pasar tingkat ke i Rpkg rga penjualan pada pasar tingkat ke i Rpkg
rga pembelian pada pasar tingkat ke i Rpkg ya pada pasar tingkat ke i Rpkg
untungan tataniaga pada pasar tingkat ke i Rp 2, 3, .... n
rjin tataniaga
g diterima petani dari harga yang terjadi dik elalui farmer’s share. Nilai farmer’s share d
aniaga produk tersebut memberikan balas jasa akin tinggi marjin tataniaga maka bagian yang
are semakin rendah atau Farmer’s share berh iaga. Farmer’s share dihitung dengan rumus s
00
erima petani Rpkg ayar konsumen Rpkg
marjin tataniaga dapat diketahui rasio keunt rkan oleh lembaga tataniaga. Rasio ini menun
44 in tataniaga secara
at ke-i adalah
pkg
dikonsumen akhir digunakan untuk
sa yang seimbang ng akan diperoleh
rhubungan negatif sebagai berikut :
ntungan terhadap unjukkan besarnya
45 keuntungan yang diperoleh terhadap biaya tataniaga yang dikeluarkan oleh
masing-masing lembaga tataniaga. Semakin tinggi nilai rasio semakin besar keuntungan yang diperoleh. Rasio tersebut diperoleh dengan menggunakan rumus
sebagai berikut :
Rasio keuntunganBiaya = Keuntungan Li Biaya Tataniaga Ci
4.5 Defenisi Operasional