Pendidikan Luas Areal Usahatani Padi Pengalaman dalam Usahatani Padi

50

5.3.2 Umur

Umur petani responden di daerah penelitian kebanyakan pada usia produktif antara 30 hingga 60 tahun terdapat 27 orang. Oleh karena itu secara keseluruhan, petani responden sebagian besar adalah orang-orang yang berusia produktif. Hal tersebut menunjukkan bahwa usahatani padi di daerah penelitian banyak dikembangkan oleh orang-orang yang masih berusia produktif. Biasanya, orang- orang yang masih berusia produktif memiliki semangat yang tinggi untuk mengembangkan usahanya karena pada usia tersebut terdapat dorongan kebutuhan yang tinggi. Namun, ada beberapa petani yang telah berusia lanjut masih tetap bertani. Mereka menganggap bertani merupakan mata pencaharian pokok mereka yang telah turun temurun. Tabel 7. Sebaran Jumlah Responden Petani Padi Bondoyudo Anggota Gapoktan Tani Bersatu Menurut Umur Umur tahun Jumlah Responden orang Persentase 30-60 27 67,5 61-86 13 32,5 Di lain pihak banyak generasi muda tidak ingin bekerja pada sektor pertanian. Mereka menganggap bertani merupakan pekerjaan berat yang membutuhkan tenaga besar, bukan pekerjaan yang cepat menghasilkan uang tunai dan pendapatan yang diperoleh tidak rutin. Hal tersebut dikarenakan pendapatan dari usahatani diperoleh setelah panen yaitu beberapa bulan setelah tanam. Pendapatan yang diperoleh dari usahatani juga tidak rutin setiap bulan, hanya diperoleh dua atau tiga kali dalam setahun. Oleh karena itu, mereka lebih tertarik menjadi tukang ojek, supir angkot atau bekerja di kota.

5.3.3 Pendidikan

Tingkat pendidikan petani responden akan berpengaruh pada tingkat penyerapan teknologi baru dan ilmu pengetahuan. Dari keseluruhan responden terdapat empat orang orang yang belum pernah atau tidak meluluskan pendidikan 51 formal. Kebanyakan responden memiliki tingkat pendidikan SMP dan sisanya adalah lulusan SD dan SMA sebanyak 27,5 dan 17,5 pesen. Tabel 8. Sebaran Jumlah Responden Petani Padi Bondoyudo Anggota Gapoktan Tani Bersatu Menurut Pendidikan Pendidikan Jumlah Responden orang Persentase a. Tidak ada 4 10 b. SD 11 27,5 c. SLTP 18 45 d. SMU 7 17,5 Biasanya orang yang hanya mengenyam pendidikan rendah lebih cenderung menggunakan teknologi tradisional baik cara maupun alat yang sudah turun temurun dalam mengembangkan usahanya. Hal ini terjadi karena orang-orang yang memiliki pendidikan rendah biasanya akan mengalami kesulitan dalam transfer teknologi. Penyebabnya orang tersebut merasa khawatir dengan resiko yang akan diterimanya jika menggunakan teknologi baru tersebut.

5.3.4 Luas Areal Usahatani Padi

Sebagian besar responden petani memiliki luasan areal usahatani 0,3 hingga 0,60 hektar yaitu sebanyak 40 persen. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar petani di daerah penelitian tidak hanya menanam satu varietas padi pada semua lahan yang dimiliki. Oleh karena itu luas areal yang digunakan untuk menanam satu varietas padi cukup kecil. Selain itu lahan yang dimiliki sebagian besar petani merupakan lahan warisan dari orang tua mereka. Tabel 9. Sebaran Jumlah Responden Petani Padi Bondoyudo Anggota Gapoktan Tani Bersatu Menurut Luas Lahan Luas Lahan hektar Jumlah Responden orang Persentase a. ≤ 0,30 13 32,5 b. 0,31-0,60 16 40 c. 0,60 11 27,5 52

5.3.5 Pengalaman dalam Usahatani Padi

Sebagian besar petani responden telah lama berprofesi sebagai petani padi. Bertani merupakan usaha turun-temurun dari orang tua mereka. Rata-rata petani responden telah bertani selama satu hingga 23 tahun. Biasanya petani yang baru memulai usahatani adalah petani yang menjadikan pertanian sebagai pekerjaan sampingan atu ada juga yang baru mengalami masa pensiun. Tabel 10. Sebaran Jumlah Responden Petani Padi Bondoyudo Anggota Gapoktan Tani Bersatu Menurut Pengalaman Bertani Pengalaman Bertani tahun Jumlah Responden orang Persentase a. 1-23 32 58,25 b. 24-47 5 12,5 c. 48-70 3 7,5 5.3.6 Status Kepemilikan Lahan Sebagian besar responden yaitu 95 persen dari 40 responden merupakan petani pemilik penggarap. Oleh karena itu, sebagian besar petani responden menggunakan modal sendiri dalam melaksanakan usahataninya. Semua biaya seperti biaya benih, pupuk, pestisida, tenaga kerja dan biaya lainnya berasal dari modal sendiri. Berbeda dengan petani pemilik dan penggarap, petani penggarap terdiri dari dua bagian yaitu petani dengan melakukan kontrak maupun sewa. Petani kontrak membayar biaya lahan pada awal tahun sekaligus untuk satu tahun sedangkan petani dengan sistem sewa membayar biaya lahan per musim tanam. Sedangkan untuk biaya input lainnya sama-sama ditanggung oleh petani. Tabel 11. Sebaran Jumlah Responden Petani Padi Bondoyudo Anggota Gapoktan Tani Bersatu Menurut Pengalaman Bertani Status Kepemilikan Lahan Jumlah Responden orang Persentase a.Pemilik dan Penggarap 38 95 b.Penggarap 2 5 VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Keragaan Usahatani Padi Varietas Bondoyudo Keragaan usahatani padi varietas Bondoyudo dikaji untuk mengetahui gambaran tentang usahatani varietas tersebut di daerah penelitian. Hal ini dilakukan dengan mengidentifikasi penggunaan sumberdaya atau input, teknik budidaya dan output yang dihasilkan pada usahatani padi Bondoyudo. Berikut ini adalah identifikasi keragaan usahatani padi varietas Bondoyudo di daerah penelitian.

6.1.1 Penggunaan Input