yang kemudian dibagi menjadi 5 area pemasaran berdasarkan lokasi kantor perwakilan PT Agricon, yaitu : Medan Sumatera Utara dan
Sumatera Barat, Bogor Jawa Barat, Semarang Jawa Tengah, Surabaya Jawa Timur, dan Ujung Pandang Sulawesi Selatan.
Positioning dilakukan untuk menempatkan suatu produk dalam
benak konsumen. Positioning yang baik harus berhasil dalam menempatkan suatu citra produk di mata konsumen sesuai dengan
keinginan perusahaan. Untuk produk fungisida akar gada, karena sasaran pasar utamanya adalah petani kubis, maka diposisikan citra
produk sebagai berikut : ”Hanya Nebijin yang dapat mengendalikan penyakit akar gada
”. Dengan kalimat tersebut, PT Agricon ingin menjelaskan posisi produknya kepada konsumen sebagai produk yang
efektif dalam mengendalikan penyakit akar gada. Pernyataan positioning produk Nebijin 0,3 DP oleh PT Agricon
dinilai tepat karena telah mewakili citra produk yang hendak dicetak dalam benak konsumen. Citra tersebut berupa suatu hubungan asosiatif
yang mencerminkan karakter suatu produk, serta menunjukkan manfaat dan keunggulan produk. Disamping itu sebagai produk baru yang belum
dikenal oleh masyarakat, positioning yang dilakukan menggambarkan solusi masalah kepada konsumen. Masalah yang dirasakan oleh
masyarakat dalam hal ini penyakit akar gada diangkat ke permukaan dan produk yang ditawarkan diposisikan untuk memecahkan
permasalahan tersebut.
4.3.3. Penetapan Harga
Untuk menetapkan strategi penetapan harga disebarkan kuesioner kepada 5 orang responden yang merupakan jajaran manajemen puncak
PT Agricon dengan alat analisis metode perbandingan eksponensial MPE. Penilaian terhadap tiga alternatif strategi penetapan harga
produk fungisida akar gada harga plus laba, price skimming, harga penetrasi, dan prestige pricing berdasarkan pada tiga kriteria, yaitu
tingkat keuntungan bagi perusahaan, daya beli konsumen, dan reaksi
58
pesaing. Strategi penetapan harga yang ditetapkan merupakan alternatif yang mempunyai nilai tinggi untuk setiap kriteria. Hasil pengolahan
data dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Hasil Perhitungan Strategi Penetapan Harga dengan MPE
Nilai Alternatif
Nilai
bobot
No. Responden Harga
Plus Laba
Price Skimming
Harga Penetrasi
Prestige Pricing
1. Responden 1
768 418 593 243
2. Responden 2
4.006 243 1.905 243
3. Responden 3
9.375 96 9.375 96
4. Responden 4
768 243 1.875 243
5. Responden 5
1.344 351 580 351
Jumlah
16.261 1.351 14.328
1.176
Dari Tabel 20 dapat disimpulkan bahwa strategi penetapan harga yang paling tepat untuk diterapkan adalah harga plus laba dengan nilai
alternatif sebesar 16.261. Strategi harga plus laba merupakan strategi penetapan harga dengan cara menambahkan persentase tertentu untuk
memperoleh keuntungan terhadap biaya produksi rata-rata. Biaya produksi merupakan total biaya tetap ditambah dengan biaya variabel
dan dibagi dengan keseluruhan produk yang terjual. Biaya tetap merupakan biaya tambahan yang tidak berubah karena penambahan
volume produksi. Sedangkan biaya variabel merupakan pengeluaran yang dapat berubah berdasarkan volume produksi Royan, 2007.
Strategi penetapan harga yang akan diterapkan PT Agricon merupakan strategi penetapan harga dengan orientasi biaya, dimana
harga jual yang ditetapkan dapat memberikan tingkat keuntungan tertentu yang dianggap wajar. Perhitungan tingkat keuntungan yang
wajar diperoleh berdasarkan perhitungan tingkat investasi dan resiko yang mungkin terjadi. Strategi penetapan harga plus laba ini akan
memberikan target keuntungan tingkat biaya total dengan volume standar yang diperkirakan.
59
Sebagai produk baru, saat ini Nebijin 0,3 DP belum memiliki pesaing. Tetapi dimasa mendatang apabila produk telah dikenal luas
maka akan mendorong produsen lain untuk memasuki pasar dan menjadi pesaing, sehingga PT Agricon perlu menerapkan strategi
penetapan harga dengan orientasi persaingan. Harga yang ditetapkan para pesaing perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga dari produk
yang dihasilkan perusahaan.
4.3.4. Pembangunan Saluran Distribusi