Segmentasi, Targeting, dan Positioning STP

mempopulerkan merk produk ini sebagai syarat penentu keberhasilan pemasaran produk baru.

4.3.2. Segmentasi, Targeting, dan Positioning STP

Penentuan STP merupakan tahapan yang paling mendasar dan menentukan dalam keberhasilan pemasaran. Segmentasi adalah pembagian pasar ke dalam kelompok-kelompok, dimana setiap kelompok terdiri dari konsumen-konsumen yang memiliki karakteristik yang sama. Targeting adalah penentuan sasaran yang akan dimasuki, sedangkan positioning merupakan tindakan yang bertujuan untuk menanamkan citra produk product image. Penentuan STP yang tepat akan meningkatkan efisiensi dan efektifitas kegiatan pemasaran. Segmentasi pemasaran dilakukan karena perusahaan tidak akan mampu melayani semua konsumen dengan cara yang sama atau dengan hasil yang sama. Konsumen sangat bermacam-macam, tersebar dimana-mana dan memiliki kebutuhan serta cara pembelian yang berbeda. Oleh karena itu, untuk mengefektifkan kegiatan pemasaran, perusahaan harus mengenali karakteristik pasar yang akan dilayani. Perusahaan harus membagi pasar ke dalam segmen-segmen lalu memilih satu segmen atau lebih dan selanjutnya mengembangkan produk-produk dan bauran pemasaran untuk segmen-segmen yang dipilih. Berdasarkan hasil focus group discussion FGD diantara jajaran manajemen puncak PT Agricon, target produk fungisida akar gada yang ditetapkan yaitu : petani kubis yang rutin menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman . Pertimbangan perusahaan dalam memilih target pasar ini karena berdasarkan pengalaman perusahaan, petani yang telah rutin menggunakan pestisida pada umumnya mau dan mampu dalam mencoba teknologi baru. Disamping itu mereka biasanya telah tergabung dalam kelompok tani sehingga memudahkan kegiatan pemasaran. 56 Penetapan target pasar oleh PT Agricon tersebut sudah tepat apabila ditinjau dari teori perilaku konsumen atas dasar pertimbangan ekonomi, yang menyatakan bahwa keputusan seseorang untuk melaksanakan pembelian merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar, sehingga mereka akan memilih produk yang dapat memberikan kegunaan yang paling besar sesuai dengan biaya secara relatif. Segmentasi pasar dilakukan secara geografis berdasarkan wilayah dengan tingkat produktivitas rata-rata diatas 20 tonha. Tabel 19. Luas Panen dan Produktivitas Kubis Tahun 2007 No Provinsi Kabupaten Luas Panen ha Produktivitas tonha 1. Sumatera Utara Karo 3.517 30,4 Simalungun 1.329 20,7 2. Sumatera Barat Solok 2.111 32,9 3. Jambi Kerinci 1.431 19,1 4. Bengkulu Rejang Lebong 2.752 15,4 5. Jawa Barat Bandung 7.361 25,5 Cianjur 1.022 22,7 Garut 4.033 22,8 Majalengka 1.424 20,3 6. Jawa Tengah Brebes 1.344 25,5 Banjarnegara 3.470 26,9 Wonosobo 3.740 20,6 Magelang 1.221 20,1 Boyolali 1.221 21,1 7. Jawa Timur Malang 1.442 21,0 Pasuruan 1.387 22,6 Probolinggo 2.706 20,1 8. Sulawesi Selatan Enrekang 1.326 37,4 9. Lainnya Lainnya 13.203 - Total 57.737 Sumber : Direktorat Tanaman Sayuran, Ditjen Hortikultura 2007 Data produktivitas kubis dari Direktorat Jenderal Hortikultura tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 19. Tabel 19 menunjukkan bahwa produktivitas kubis rata-rata d atas 20 tonha terdapat di 6 provinsi yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan dan 16 kabupaten Karo, Simalungun, Solok, Bandung, Cianjur, Garut, Majalengka, Brebes, Banjarnegara, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Malang, Pasuruan, Probolinggo, Enrekang. Dengan demikian pasar dapat disegmentasi pada 6 provinsi 57 yang kemudian dibagi menjadi 5 area pemasaran berdasarkan lokasi kantor perwakilan PT Agricon, yaitu : Medan Sumatera Utara dan Sumatera Barat, Bogor Jawa Barat, Semarang Jawa Tengah, Surabaya Jawa Timur, dan Ujung Pandang Sulawesi Selatan. Positioning dilakukan untuk menempatkan suatu produk dalam benak konsumen. Positioning yang baik harus berhasil dalam menempatkan suatu citra produk di mata konsumen sesuai dengan keinginan perusahaan. Untuk produk fungisida akar gada, karena sasaran pasar utamanya adalah petani kubis, maka diposisikan citra produk sebagai berikut : ”Hanya Nebijin yang dapat mengendalikan penyakit akar gada ”. Dengan kalimat tersebut, PT Agricon ingin menjelaskan posisi produknya kepada konsumen sebagai produk yang efektif dalam mengendalikan penyakit akar gada. Pernyataan positioning produk Nebijin 0,3 DP oleh PT Agricon dinilai tepat karena telah mewakili citra produk yang hendak dicetak dalam benak konsumen. Citra tersebut berupa suatu hubungan asosiatif yang mencerminkan karakter suatu produk, serta menunjukkan manfaat dan keunggulan produk. Disamping itu sebagai produk baru yang belum dikenal oleh masyarakat, positioning yang dilakukan menggambarkan solusi masalah kepada konsumen. Masalah yang dirasakan oleh masyarakat dalam hal ini penyakit akar gada diangkat ke permukaan dan produk yang ditawarkan diposisikan untuk memecahkan permasalahan tersebut.

4.3.3. Penetapan Harga