Flanker Brand Strategi Pengembangan Merk

membutuhkan waktu yang lama untuk mengedukasi konsumen agar sadar terhadap merk baru. Perusahaan juga dapat mengangkat produk ke pasar melalui merk yang sudah eksis. Merk yang sudah eksis akan menjadi pemandu produk baru kepada konsumennya. Strategi di atas betujuan untuk meminimalkan biaya dalam pembuatan merk.

2.3.1.3. Flanker Brand

Strategi flanker brand adalah menggunakan nama yang benar-benar baru pada suatu merk produk pada kategori produk yang sudah ada. Syaratnya produk yang dikembangkan merupakan produk dalam kategori yang sama atau produk yang sudah ada sebelumnya Royan, 2007. Memilih merk atau membangun merk tidak lepas dari keinginan para pemasar atau produsennya. Bagi produsen yang benar-benar menginginkan produknya dapat dipasarkan dengan baik dan berhasil akan tidak segan-segan menggunakan jasa konsultan merk untuk menciptakan produk barunya. Beberapa keunggulan menggunakan konsultan merk : pertama, konsultan merk telah berpengalaman mengenai penciptaan merk, dimana merk akan menentukan keberhasilan suatu produk di pasar. Kedua, sebelum menciptakan merk konsultan merk melakukan riset terhadap berbagai merk yang ada di pasar. Ketiga, konsultan merk memiliki pengalaman yang cukup baik dalam menangani merk yang cukup komunikatif sehingga dapat menunjang keberhasilan produk di pasar. Dalam meluncurkan produk sekaligus merk baru, terdapat beberapa faktor yang menjadi hambatan bagi perusahaan, antara lain : pertama, biaya konsultasi merk sangat mahal karena untuk mendapatkan merk yang signifikan dan menjual harus dikonsultasikan dengan kosultan merk. Kedua, biaya edukasi merk sangat tinggi karena perusahaan harus banyak mengeluarkan biaya iklan. Ketiga, perusahaan membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam mengelola merknya. Keempat, perusahaan akan menerima resiko yang cukup besar jika produk baru ternyata tidak sukses di pasar. Kelima, perusahaan sulit mendapatkan saluran distribusi dan 11 mitra kerja sama. Keenam, produk akan kesulitan melakukan penetrasi awal di pasar karena bukan merupakan pemimpin pasar. Jika menggunakan merk baru, tidak menutup kemungkinan penggunaan merk adalah bentuk asosiasi dengan sebutan yang ada sebelumnya. Beberapa perusahaan memberikan merk pada produknya dengan cara mengambil nama-nama benda maupun nama-nama sekelompok orang atau hal-hal lain yang sudah dikenal masyarakat. Sementara itu jika ingin menciptakan merk sesuai dengan ide atau idealisme pemilik usaha merk produk dapat diciptakan dengan cara : merk pilihan sendiri yang mudah dieja, mudah diingat, mudah dihafal, dan lain sebagainya. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih nama merk, yaitu : 1 jangan menggambarkan produk tapi membedakan. Kesalahan terbesar adalah memuat terlalu banyak deskripsi dalam nama merk. Sebuah merk seharusnya tidak menggambarkan tetapi memiliki kemampuan untuk menunjukkan esensi karakter khas dari sebuah produk agar efektif. Nama yang terlalu singkat atau terlalu deskriptif tidak akan memiliki kemampuan untuk menjadi merk yang efektif; 2 sebaiknya hindari kumpulan huruf. Nama dari huruf yang disingkat tidak akan memiliki arti karena akan mudah dilupakan konsumen dan membutuhkan biaya promosi yang besar. Nama yang berupa kata-kata akan lebih mudah diingat oleh konsumen; 3 jangan memilih merk melalui riset. Riset memang sangat penting dalam menguji nama-nama yang tidak boleh digunakan, tetapi harus diingat bahwa tidak ada yang memahami produk dan positioning lebih baik dari produsen sendiri; 4 nama yang berhasil pada awalnya adalah nama kontroversial. Ketika memilih nama, cari sesuatu yang unik dan mengejutkan konsumen; 5 nama merk harus jelas, merk dengan satu kata adalah paling efektif. Nama yang terlalu panjang dan terdiri dari banyak kata hanya akan mengarah pada singkatan. Ketika konsumen telah menyingkat nama merk, maka produsen telah kehilangan kontrol atas nama merknya Royan, 2007. 12

2.3.2. Segmentasi, Targeting dan Positioning