Efikasi Pestisida Toksisitas Pestisida

2.5.4. Efikasi Pestisida

Efikasi yang berarti keberhasilan pengendalian hama dan penyakit tanaman secara kimiawi, dipengaruhi oleh beberapa faktor Djojosumarto, 2000, yaitu : 1. Kesesuaian, pestisida yang digunakan harus pestisida yang diproduksi untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman dimaksud. Jenis hama dan penyakit yang dapat dikendalikan oleh suatu pestisida tertera dalam label kemasan pestisida atau petunjuk penggunaan yang menyertainya. 2. Kepekaan sasaran, pestisida pada takaran yang sesuai dengan anjuran hanya efektif bila hama dan penyakit tanaman sasaran peka terhadap pestisida tersebut. Bila kepekaan hama dan penyakit tanaman sasaran terhadap pestisida sudah berkurang, maka pestisida tersebut tidak mampu lagi mengendalikan hama dan penyakit tanaman pada takaran normal. 3. Faktor teknik aplikasi, dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti : a waktu atau saat terbaik untuk mengaplikasikan pestisida, b takaran aplikasi, dan c cara aplikasi harus memenuhi syarat tertentu yang berlaku bagi metode dan alat aplikasi yang digunakan.

2.5.5. Toksisitas Pestisida

Toksisitas atau daya racun pestisida adalah sifat bawaan pestisida yang menggambarkan potensi pestisida dalam menimbulkan kematian langsung pada hewan tingkat tinggi termasuk manusia. Toksisitas dinyatakan dalam LD 50 lethal dose, yaitu dosis yang mematikan 50 dari binatang uji umumnya tikus yang dihitung dalam mg per kg berat badan mgkg Djojosumarto, 2000. Klasifikasi tingkat bahaya pestisida menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO dapat dilihat pada Tabel 3. 29 Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Bahaya Pestisida menurut WHO LD 50 untuk tikus mg kg berat badan Melalui mulut oral Melalui kulit dermal Golongan Kelas Bahaya Padat Cair Padat Cair IA Sangat Berbahaya 5 20 10 40 IB Berbahaya 5 – 50 20 – 200 10 – 100 40 – 400 II Cukup Berbahaya 50 – 500 200 – 2.000 100 – 1.000 400 – 4.000 III Agak Berbahaya 500 2.000 1.000 4.000 Sumber : Djojosumarto 2000 30

III. METODE PELAKSANAAN

3.1. Lokasi dan Waktu

Pelaksanaan tugas akhir dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus di PT Agricon yang berkantor pusat di Bogor, Provinsi Jawa Barat. Perusahaan ini bergerak dalam bidang industri agrokimia, khususnya pada aspek produksi, pemasaran dan distribusi pestisida dan obat-obatan pertanian lainnya. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja purposive berdasarkan pertimbangan bahwa PT Agricon merupakan salah satu perusahaan agrokimia berskala nasional, serta memiliki peranan strategis dalam memberdayakan usaha kecil menengah UKM, khususnya kios-kios penyalur pestisida yang tersebar di seluruh Indonesia. Waktu pelaksanaan tugas akhir dilakukan pada bulan Oktober sampai Desember 2008. 31

3.2. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan di lapangan, survei dengan menggunakan kuesioner kepada berbagai pihak yang berhubungan langsung dengan aspek atribut produk dan pemasaran produk, seperti jajaran manajemen perusahaan dan petani. Data primer yang diperoleh dipergunakan untuk menyusun strategi perusahaan, serta digunakan untuk menyepakati atribut produk dan nilai bobot alternatif keputusan strategi yang akan ditempuh. Jumlah responden untuk pengisian kuesioner atribut spesifikasi produk ditentukan dengan Metode Slovin, seluruhnya merupakan petani kubis di Kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Penentuan jumlah responden di setiap daerah dilakukan dengan metode contoh acak berlapis dimana jumlah sampel di masing-masing daerah diambil secara proporsional menurut jumlah petani di masing-masing daerah. Pada metode pengambilan contoh Slovin Riduwan, 2004, untuk penentuan jumlah sampel digunakan rumus sebagai berikut :