20
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Karakteristik Kompos Bungkil Jarak Pagar
Kompos  mengandung  unsur  makro  dan  mikro  lengkap  yang  dibutuhkan  oleh  tanaman meskipun  dalam  jumlah  yang  sedikit.  Hasil  pengujian  karakteristik  kompos  bungkil  jarak  pagar
yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  dapat  dilihat  pada  Tabel  5.  Kompos  yang  digunakan  dalam penelitian terbuat dari 100 bungkil jarak pagar.
Tabel 5. Kandungan unsur hara kompos bungkil jarak pagar Komponen
Kandungan Kadar air
12.07 C-organik
48.04 Nitrogen
Organik 1.1
NH
4 +
1.08 NO
3 -
0.08 Total
2.26 Rasio CN
21 Mineral
P
2
O
5
1.69 K
2
O 1.41
CaO 1
MgO 1
Na 0.01
S 0.06
Fe 71 ppm
Mn 25 ppm
Cu 12 ppm
Zn 35 ppm
Kompos  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  memiliki  kadar  air  sebesar  12.07.  Kadar  air mempengaruhi  aktivitas  dekomposisi  bahan  organik  oleh  mikroorganisme  dalam  proses
pengomposan. Bila terlalu kering, tumpukan kompos akan bercendawan dan memperlambat proses penguraiannya.  Sebaliknya,  jika  kadar  air  terlalu  tinggi  kondisinya  berubah  menjadi  anaerob dan
akan  menimbulkan  bau  busuk  dari  gas  yang  banyak  mengandung  belerang  sehingga  dapat menurunkan kualitas kompos. Murbandono, 1999; Djuarnani et al., 2005.
Salah  satu  unsur  hara  yang  mempengaruhi  sifat  mikrobiologi  tanah  adalah  kandungan  C organik. Kandungan C organik dalam kompos yang digunakan dalam penelitian ini sebesar 48.
Hal  ini  disebabkan  kompos  yang  digunakan  terbuat  dari  bungkil  jarak  pagar  yang  mengandung banyak  C  organik.  Oleh  karena  itu,  aplikasi  kompos  ke  lahan  pertanian  dapat  meningkatkan
21 ketersediaan  C  organik  di  dalam  tanah.  Di  sisi  lain,  penambahan  C  organik  dari  kompos  dapat
meningkatkan produksi gas CO
2
, CH
4
dan N
2
O baik secara langsung maupun tidak langsung. Kandungan  N  dalam  kompos  lebih  rendah  bila  dibandingkan  pupuk  urea  dan  slow  release
urea SRU  yang digunakan  dalam penelitian. Kandungan  N total dalam kompos sebesar 2.26,
sedangkan kandungan N pada urea sebesar 45 dan slow release urea sebesar 38. Dalam hal ini, selain  mempengaruhi  rasio  CN,  kandungan  N  total  dalam  kompos  juga  berpengaruh  terhadap
emisi NO
2
yang dihasilkan. Dalam proses nitrifikasi, ammonium NH
4 +
akan dioksidasi menjadi nitrit  oleh  Nitrosomonas  kemudian  nitrit  dioksidasi  menjadi  nitrat  oleh  bakteri  Nitrobacter.
Melalui denitrifikasi, nitrit kemudian direduksi menjadi N
2
. Baik dalam proses nitrifikasi maupun denitrifikasi, dihasilkan N
2
O sebagai produk antara Mosier et al., 2004. Standar kualitas kompos menurut Asosiasi Barak Kompos Jepang untuk parameter total N adalah  1.2 Djuarnani  et al.,
2005. Rasio  CN  dari  kompos  bungkil  jarak  pagar  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  21.
Standar  kualitas  kompos  menurut  Asosiasi  Barak  Kompos  Jepang  untuk  parameter  rasio  CN adalah  35. Menurut Sofian 2005, kompos aman bagi tanaman jika memiliki rasio CN di bawah
30.  Akan  tetapi,  jika  rasio  CN  terlalu  rendah  kelebihan  nitrogen  N  yang  tidak  dipakai  oleh mikroorganisme tidak dapat diasimilasi dan akan  hilang  melalui volatisasi sebagai ammonia atau
terdenitrifikasi Djuarnani et al., 2005. Fosfor P dan kalium K merupakan unsur hara makro yang penting. Dalam kompos, unsur
P dan K berada dalam bentuk senyawa P
2
O
5
dan K
2
O dengan kandungan  masing-masing sebesar 1.69  dan  1.41.  Nilai  tersebut  memenuhi  standar  kualitas  kompos  Asosiasi  Barak  Kompos
Jepang  yang  masing-masing  ditetapkan  sebesar    0.5  untuk  P
2
O
5
dan    0.3  untuk  K
2
O Djuarnani  et  al.,  2005.  Zat  besi  Fe,  mangan  Mn,  tembaga  Cu  dan  seng  Zn  merupakan
unsur  hara  mikro  yang dibutuhkan oleh tanaman. Kandungan Fe, Mn,  Cu dan  Zn dalam kompos yang digunakan masing-masing adalah sebesar 71 ppm, 25 ppm, 12 ppm dan 35 ppm. Unsur-unsur
tersebut  merupakan  jenis  logam  berat  dan  hanya  dibutuhkan  dalam  jumlah  yang  kecil.  Jumlah maksimum  Cu  dan  Zn  yang  ditetapkan  oleh  Canadian  Council  of  Ministers  of  the
Environment CCME 2005 adalah 400 dan 700 ppm.
22
4.2 Karakteristik Lahan Percobaan