Dinitro Oksida N Gas Rumah Kaca

9

2.3.3 Dinitro Oksida N

2 O Dinitro oksida adalah gas rumah kaca yang berpotensi menimbulkan pemanasan global secara siginifikan dan berdampak negatif pada lingkungan. Dinitro oksida N 2 O berkontribusi sebesar 6.5 dari total radiasi yang diterima permukaan bumi. Kelimpahan N 2 O di atmosfer sebelum era industrialisasi adalah 270 ppb. Emisi N 2 O berasal dari berbagai sumber alami dan antropogenik termasuk laut, tanah, penggunaan bahan bakar, pembakaran biomassa, pemakaian pupuk, dan berbagai proses yang terjadi di industri. Dari berbagai sumber emisi tersebut, kegiatan antropogenik merupakan penyumbang emisi N 2 O terbesar yaitu 13 bagian dari total emisi N 2 O. N 2 O dapat dihilangkan dari atmosfer melalui proses fotokimia di lapisan stratosfer. Secara keseluruhan, rata-rata kelimpahan N 2 O selama tahun 2006 sebanyak 320.1 ppb, meningkat 0.8 ppb dari tahun sebelumnya. Jadi bila dibandingkan dengan sebelum era industrialisasi, emisi N 2 O di atmosfer pada tahun 2006 mengalami peningkatan sebesar 19 World Meteorologycal Organization, 2007. Menurut Robertson dan Grace 2004, secara umum hanya tiga GRK yang keberadaannya dipegaruhi oleh sektor pertanian : CO 2 , N 2 O dan CH 4 . Meskipun CH 4 dan khususnya N 2 O konsentrasinya di atmosfer jauh lebih kecil dari CO 2 , nilai GWP Global Warming Potensial dari kedua jenis GRK tersebut cukup tinggi sehingga adanya perubahan kecil tidak sebanding dengan dampak yang ditimbulkan terhadap radiasi yang diterima bumi. GWP dari N 2 O adalah 275, yang artinya satu molekul N 2 O yang terbebaskan ke atmosfer akan menyebabkan dampak radiasi 275 kali lebih besar dari dampak yang ditimbulkan CO 2 pada saat yang sama. Menurut Mosier et al. 2004, sebagian besar N 2 O diproduksi dari proses nitrifikasi dan denitrifikasi di dalam tanah. Nitrifikasi merupakan reaksi oksidasi ammonia menjadi nitrit kemudian nitrat. Nitrosomonas dan Nitrosospira merupakan bakteri utama yang berperan dalam oksidasi ammonia menjadi nitrit sedangkan Nitrobacter mengoksidasi nitrit menjadi nitrat. Denitrifikasi merupakan proses reduksi nitrat atau nitrit menjadi nitrogen N 2 dengan N 2 O sebagai produk antara. Bakteri yang berperan dalam denitrifikasi merupakan bakteri heterotrof fakultatif anaerob. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, dinitro oksida terbentuk pada tanah melalui proses nitrifikasi dan denitrifikasi. Nitirifikasi merupakan proses biologis dimana NH 4 + diubah menjadi NO 3 - . Proses oksidasi ini terjadi dalam dua tahap Batjes dan Bridges, 1992 : a NH 4 + 32O 2 → NO 2 - + 2H + + H 2 O + Energi b NO 2 - +12 O 2 →NO 3 - + energi Di dalam tanah, oksidasi ammonium menjadi nitrit tahap a dilakukan oleh Nitrosomonas sedangkan oksidasi nitrit menjadi nitrat tahap b dilakukan oleh Nitrobacter. Hasil dari nitirifikasi berupa NO 3 - kemudian akan diubah menjadi N 2 O melalui proses denitrifikasi. Menurut Pathak 1999, denitrifikasi terjadi ketika nitrat tersedia pada kondisi lingkungan yang anaerobik dimana kebutuhan O 2 tinggi. Skema sederhana dari proses denitrifikasi adalah sebagai berikut : Dari skema tersebut diketahui bahwa selain menghasilkan N 2 O, proses denitrifikasi di dalam tanah juga menggunakan N 2 O yaitu dalam proses reduksi N 2 O menjadi N 2 . Oleh karena itu, proses denitrifikasi dapat berperan sebagai sumber atau pengguna N 2 O. reduktase Nitrous oxyde reduktase reduktase reduktase NO 3 - N 2 O Nitric oxyde nitrat NO nitrit NO 2 - N 2 10

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Emisi Gas Rumah Kaca