7
2.3.2 Metana CH
4
Data  dari  World  Meteorologycal  OrganizationWMO  2007  menunjukkan  metana  CH
4
berkontribusi  sebanyak  18.6  dari  total  radiasi  yang  diterima  bumi.  Metana  secara  tidak  langsung dapat menimbulkan efek  negatif pada iklim permukaan bumi dengan cara  mempengaruhi ozon pada
lapisan troposfer dan uap air  pada lapisan stratosfer. Metana teremisikan ke atmosfer  melalui proses alami  ~40,  contoh  :  lahan  basah  dan  rayap  dan  sumber-sumber  antropogenik  ~60,  contoh  :
eksploitasi bahan bakar fosil, lahan sawah, ruminansia, pembakaran biomassa, dan pengolahan tanah. Metana dapat dihilangkan dari atmosfer  melalui reaksi dengan senyawa OH dan  mampu bertahan di
atmosfer  selama  ~9  tahun.  Sebelum  era  industri,  kelimpahan  metana  di  atmosfer  adalah  ~700  ppb. Sedangkan  pada  tahun  2006  rata-rata  secara  keseluruhan  kelimpahan  metana  di  atmosfer  mencapai
1782  ppb.  Dengan  demikian,  semenjak  era  pra-industri  sampai  tahun  2006,  konsentrasi  metana  di atmosfer meningkat sampai 155.
Selain waktu tinggalnya yang lama, CH
4
memiliki kemampuan mamancarkan panas 21 kali lebih tinggi  dari  CO
2
.  Bakteri  metanotrop  pada  lahan  sawah  adalah  satu-satunya  mikroorganisme  yang dapat  menggunakan  CH
4
sebagai  bagian  proses  metabolismenya  untuk  kemudian  dirubah  menjadi CO
2
. Dengan berat molekulnya yang ringan, gas CH
4
juga mampu menembus sampai lapisan ionosfir dimana  terdapat  senyawa  radikal  O
3
yang  berfungsi  sebagai  pelindung  bumi  dari  serangan  radiasi gelombang pendek ultra violet UV-B Setyanto, 2008.
Produksi  gas  rumah  kaca  metana  CH
4
berasal  dari  dekomposisi  bahan  organik  secara  anaerob Suprihati,  2005.  Menurut  Mosier  et  al.  2004,  produksi  metana  hanya  terjadi  dalam  kondisi
anaerobik  seperti  yang  terjadi  di  daerah  rawa  alami  dan  sawah  dataran  rendah.  Proses  utama  yang terjadi  di  lahan  tergenang  dan  merupakan  sumber  CH
4
adalah  serangkaian  reaksi  reduksi-oksidasi redoks  yang  dimediasi  oleh  beberapa  jenis  mikoorganisme  yang  berbeda.  Menurut  Robertson  dan
Grace  2003,  metana  juga  dikonsumsi  di  dalam  tanah  tetapi  oleh  bakteri  dari  kelas  yang  berbeda yaitu metanotrop. Konsumsi CH
4
tersebut ada dalam jumlah yang kecil. Proses  produksi  metana  metanogenesis  terjadi  pada  lapisan  anaerobik  tanah  oleh  bakteri
pendekomposisi  bahan  organik.  Proses  tersebut  terjadi  setelah  sejumlah  ion  yang  berperan  sebagai elektron  akseptor  dalam  oksidasi  bahan  organik  menjadi  CO
2
,  seperti  O
2
,  nitrat,  mangan,  besi  dan sulfat  direduksi  Dubey,  2005.  Beberapa  kemungkinan  reaksi  terbentuknya  metana  adalah  sebagai
berikut Batjes, 1992 : a.
Reduksi H
2
terhadap CO
2
oleh metanogen kemoautotropik : CO
2
+ H
2
→ CH
4
+ 2H
2
O b.
Beberapa  strain  metanogen  juga  dapat  menggunakan  HCOOH  atau  CO  sebagai  substrat  untuk memproduksi metana, CO
2
dan H
2
: 4HCOOH → CH
4
+ 3CO
2
+ 2H
2
O 4CO + 2H
2
O → CH
4
+ 3CO
2
c. Metana  juga  bisa  diproduksi  oleh  metilotrof  metanogen  dengan  menggunakan  substrat  yang
mengandung kelompok metil seperti metanol, asam asetat dan trimetilamin 4CH
3
OH → 3CH
4
+ CO
2
+ 2H
2
O CH
3
COOH → CH
4
+ CO
2
4CH
3 3-
N + 6H
2
O → 9CH
4
+ 3CO
2
+ 4NH
3
8 Menurut  Dubey  2005,  jumlah  CH
4
yang  teremisi  dari  tanah  ke  atmosfer  merupakan  hasil keseimbangan  dari  dua  proses  yang  saling  berkebalikan,  yaitu  proses  produksi  dan  oksidasi  metana.
Gas  metana  teremisikan  dari  tanah  ke  atmosfer  melalui  tiga  jalur  utama  yaitu  difusi, ebullition,  dan transpor melalui tanaman Gambar 3.
Gambar 3. Bagan konsep produksi, oksidasi dan emisi metana dari sawah Dubey, 2005 Proses  difusi  metana  di  dalam  tanah  berjalan  lambat  dan  laju  difusinya  sangat  rendah  bila
dibandingkan dengan dua jalur yang lain. Ebullition terjadi ketika CH
4
teremisikan ke atmosfer dalam bentuk  gelembung-gelembung  gas.  Gelembung  metana  pada  umumnya  terbentuk  pada  lapisan  yang
jenuh  dengan  air.  Terbebasnya  gelembung  metan  ke  lapisan  aerobik  yang  dekat  dengan  permukaan tanah menunjukkan tidak ada konsumsi metan oleh metanotrof atau ada tapi dalam jumlah yang kecil
Couwenberg,  2009.  Menurut  Li  2000,  ebullition  hanya  terjadi  pada  lapisan  permukaan  dan tingkatnya  dikendalikan  oleh  konsentrasi  CH
4
di  dalam  tanah,  temperatur,  porositas  tanah  dan aerencym tanaman.
Jalur  distribusi  emisi  metana  ke  atmosfer  yang  dimediasi  oleh  tanaman  terjadi  melalui  jaringan aerenchym.  Menurut  Couwenberg  2009,  sebagian  besar  tanaman  yang  tumbuh  di  tanah  yang
basahlembab memiliki jaringan aerenchym yang digunakan untuk mendistribusikan oksigen ke zona akar  sebagai  bentuk  adaptasi  sistem  perakaran  di  tanah  yang  lembab.  Keberadaan  oksigen  di  zona
perakaran  memungkinkan terjadinya oksidasi  metana di zona tersebut. Pada saat  yang  sama,  metana yang  ada  di  zona  perakaran  ditrasportasikan  menuju  atmosfer  dengan  melewati  zona  aerob  melalui
jaringan aerenchym.
9
2.3.3 Dinitro Oksida N