25
4.3.1 Karbon dioksida CO
2
Hasil pengukuran emisi  gas  CO
2
pada saat  clearing dapat dilihat pada Gambar 7a.  Rata-rata gas CO
2
yang terukur adalah 335 ppm 317 mgCm
2
jam dengan total CO
2
selama 24 jam sebesar 8  161  mgCm
2
.  Konsentrasi  CO
2
tertinggi  terdapat  pada  tabung  5  sebesar  338  ppm  321 mgCm
2
jam, sedangkan terendah pada tabung 3 yaitu 331 ppm 314 mgCm
2
jam. Berdasarkan waktu pengambilan gas, konsentrasi CO
2
tertinggi terjadi pada pukul 16.00 sebesar 347 ppm 329 mgCm
2
jam,  kemudian  pukul  08.00  332  ppm,  315  mgCm
2
jam,  pukul  24.00  331  ppm,  314 mgCm
2
jam  dan  terendah  pukul  12.00  330  ppm,  313  mgCm
2
jam.  Total  CO
2
selama  24  jam pada  saat  clearing  ditentukan  berdasarkan  persamaan  grafik  yang  diperoleh  melalui  Interpolasi
Lagrange Lampiran 12. Analisis  ragam  menunjukkan  konsentrasi  CO
2
tidak  berbeda  nyata  terhadap  posisi  tabung dengan  nilai p=0.98 dan R
2
=  0.21Lampiran 8. Hal ini dapat disebabkan kondisi tanah  di setiap titik  sampling  relatif  seragam  sehingga  perbedaan  konsentrasi  CO
2
dari  masing-masing  tabung tidak  signifikan.  Meskipun  demikian  pada  Gambar  7a  dapat  dilihat,  bahwa  semakin  jauh  posisi
tabung  dari  sumber  pupuk,  konsentrasi  CO
2
cenderung  semakin  tinggi.  Dalam  penelitian  ini semakin  besar  nomor  tabung,  semakin  jauh  posisinya  dari  area  pupuk  kecuali  tabung  8  yang
diletakkan  diantara  dua  tanaman  jarak  pagar  sehingga  letaknya  lebih  dekat  dengan  pupuk. Konsentrasi CO
2
yang lebih rendah pada tabung yang dekat dengan sumber pupuk diduga karena pemberian  urea  dalam  penelitian  ini  mampu  meningkatkan  keasaman  tanah  yang  dapat
menghambat respirasi mikroorganisme. Hasil tersebut sesuai dengan hasil penelitian Sitaula et al. 1995  dan  Bowden  et  al.  2000  diacu  dalam  Rastogi  et  al.  2002  yang  menunjukkan  adanya
penurunan respirasi mikroorganisme dan emisi CO
2
dengan adanya penambahan pupuk N. Hasil  clearing  juga  menunjukkan  konsentrasi  CO
2
lebih  tinggi  pada  sore  dan  malam  hari dibandingkan  pada  siang  hari.  Emisi  CO
2
yang  lebih  besar  pada  malam  hari  dapat  disebabkan kelembaban  relatif  yang  lebih  tinggi  pada  malam  hari  mampu  meningkatkan  respirasi
mikroorganisme. Sama halnya dengan posisi tabung, hasil analisis ragam juga menunjukkan waktu pengambilan  gas  tidak  berpengaruh  nyata  terhadap  konsentrasi  CO
2
yang  terukur  dengan  nilai p=0.16 dan  R
2
=0.60  Lampiran  8.  Hal  ini  menunjukkan  emisi  CO
2
yang  dihasilkan  tidak  hanya dipengaruhi oleh perlakuan tetapi juga perubahan kondisi lingkungan pada lokasi penelitian.
4.3.2 Metana CH