Karakteristik Lahan Percobaan HASIL DAN PEMBAHASAN

22

4.2 Karakteristik Lahan Percobaan

Produksi CO 2 , CH 4 dan N 2 O di dalam tanah merupakan proses mikrobiologis sehingga karakteristik lingkungan akan sangat mempengaruhi net CO 2 , CH 4 dan N 2 O yang dihasilkan. Oleh karena itu, karakteristik lahan yang digunakan dalam penelitian juga perlu diketahui. Hasil pengamatan karakteristik lahan percobaan jarak pagar dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Karakteristik lahan kebun percobaan jarak pagar Parameter Jumlah Annual air temperature 27 o C Annual precipation 2 986 mmtahun Annual solar radiation 179.40 Wm 2 Annual water content 0.20 m 3 m 3 pH soil: H 2 O 7.7 Texture 24 sand: 46 dust: 30 clay Organic matter 0.92 27 600 kg Cha Total N 0.08 2 400 kg Nha Ratio CN 12 P 2 O 5 21 mg100 g K 2 O 8 mg100 g CEC 19.08 molkg Air quality ambient CO 2 330 ppm CH 4 2.9 ppm N 2 O 0.6 ppm Kadar air tanah pada lahan percobaan cukup tinggi yaitu 0.2 m 3 m 3 atau 20. Hal ini disebabkan tingginya rata-rata curah hujan di lokasi penelitian 2 986 mmtahun. Curah hujan yang tinggi akan meningkatkan kadar air tanah. Kondisi tersebut dapat meningkatkan produksi dinitro oksida N 2 O karena kelembaban yang tinggi dapat membentuk kondisi anaerobik yang diperlukan dalam denitrifikasi. Kondisi anaerobik yang terbentuk dengan adanya curah hujan yang tinggi juga memungkinkan produksi metana CH 4 di lokasi penelitian. Derajat keasaman pH secara tidak langsung juga mempengaruhi emisi CO 2 , CH 4 serta N 2 O dari lahan pertanian. Produksi ketiga gas rumah kaca tersebut di dalam tanah dilakukan oleh mikroorganisme yang memiliki kisaran pH optimum untuk pertumbuhan dan aktivitasnya. Kowalenko and Ivarson 1978 diacu dalam Rastogi et al. 2002 melaporkan adanya peningkatan fluks CO 2 dengan meningkatnya pH. Peningkatan pH tanah di atas 7 justru menyebabkan emisi CO 2 menurun. Batjes and Bridges 1992 menyatakan beberapa hasil penelitian di berbagai tempat menunjukkan emisi CH 4 mencapai optimum pada pH berkisar antara 6-7. Sementara itu, pH optimum untuk pertumbuhan sebagian besar denitrifier adalah antara 6 dan 8. pH tanah di lokasi penelitian adalah 7.7. Hal ini menunjukkan pH tanah di lahan percobaan masuk dalam rentang pH optimum untuk pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan CO 2 , CH 4 serta N 2 O. 23 Hasil pengukuran konsentrasi CO 2 ambien di lahan percobaan menunjukkan rata-rata konsentrasi CO 2 di ambien sebesar 330 ppm Tabel 6. Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja tanggal 16 Oktober 1997, nilai ambang batas NAB udara ambien gas CO 2 sebesar 5 000 ppm dan kadar tertinggi yang diperkenankan KTD sebesar 30 000 ppm Gratimah, 2009. Berdasarkan nilai ambang batas tersebut maka konsentrasi CO 2 di lokasi percobaan masih berada dalam batas aman. Meskipun demikian, keberadaan CO 2 tersebut dapat menimbulkan dampak negatif berupa efek rumah kaca yang menyebabkan terjadinya pemanasan global. Gas CO 2 di ambien lokasi percobaan diperkirakan berasal dari dekomposisi bahan organik, respirasi tanah dan tanaman serta pembakaran bahan bakar kendaraan bermotor. Pada Tabel 6 juga dapat dilihat rata-rata konsentrasi CH 4 dan N 2 O di ambien lahan percobaan masing-masing sebesar 2.9 dan 0.6 ppm. Emisi CH 4 di lokasi percobaan dihasilkan dari dekomposisi bahan organik secara anaerob, sedangkan N 2 O diproduksi oleh mikroorganisme melalui nitrifikasi dan denitrifikasi. Meskipun konsentrasi kedua gas tersebut di ambien sangat rendah, dampak radiasi yang ditimbulkan oleh CH 4 dan N 2 O masing-masing 21 dan 275 kali lebih besar dibandingkan CO 2 pada saat yang sama Robertson dan Grace, 2004; Setyanto, 2008.

4.3 Penentuan Posisi Tabung Penangkap Gas Clearing