Proses manajemen kemitraan a.

59

5.7.3 Proses manajemen kemitraan a.

Aspek manajemen 1. Perencanaan Perencanaan terdiri dari perencanaan kemitraan dan kelengkapan perencanaan yang berisi tentang uraian mengenai langkah-langkah kemitraan yang akan dilaksanakan. Nilai aspek perencanaan berdasarkan pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor sebesar 135; 140; 135; 135 dan 135. 1.1 Perencanaan kemitraan Berdasarkan hasil wawancara dengan petani, diperoleh nilai rata-rata perencanaan kemitraan sebesar 100. Dalam perencanaan kemitraan ini sebanyak 60 orang petani 100 berpendapat bahwa perencanaan kemitraan dilakukan oleh UBH-KPWN, pemilik lahan, investor bersama dengan petani yang diketahui oleh pemerintah desa. Perencanaan kemitraan menurut pendapat UBH-KPWN, pemilik lahan dan investor bernilai 100 didasarkan pada isi perjanjian yang disusun secara bersama-sama. 1.2 Kelengkapan perencanaan Aspek kelengkapan perencanaan mempunyai nilai rata-rata sebesar 35. Berdasarkan pendapat petani, sebanyak 13 orang 21,67 menyatakan bahwa lingkup perencanaan meliputi 4 aspek yaitu pembinaan teknologi, pembinaan manajemen, sarana produksi pertanian dan prasarana pertanian. Sedangkan 29 orang 48,3 berpendapat penyusunan perencanaan meliputi 3 aspek dan 18 orang 30 berpendapat penyusunan perencanaan meliputi 2 aspek. Nilai kelengkapan perencanaan berbeda menurut pendapat UBH-KPWN yaitu sebesar 40, meliputi 4 aspek. Pendapat Pemilik lahan, pemerintah desa dan investor memiliki nilai yang sama yaitu sebesar 35, yang berarti penyusunan perencanaan meliputi 3 aspek.

2. Pengorganisasian

Aspek pengorganisasian mempunyai nilai rata-rata sebesar 75 untuk pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor. Nilai ini merupakan penjumlahan dari aspek bidang khusus dan aspek kontrak kerjasama. 60 2.1 Bidang khusus Aspek bidang khusus mempunyai nilai sebesar 0 untuk pendapat petani. Hasil ini diperoleh dari rata-rata pernyataan petani yaitu 60 orang petani 100 berpendapat bahwa tidak ada bidang khusus yang menangani kegiatan kemitraan di daerah mereka. Nilai bidang khusus menurut pendapat UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor adalah sebesar 0, yaitu dalam kegiatan kemitraan ini tidak ada bidang khusus yang menangani kegiatan kemitraan baik KTH maupun LMDH. 2.2 Kontrak kerjasama Aspek kontrak kerjasama terdiri dari 3 aspek, yaitu keberadaan, isi kontrak kerjasama dan bentuk kerjasama. Berdasarkan pendapat petani mengenai aspek kontrak kerjasama diperoleh nilai sebesar 75. Sebanyak 60 orang petani 100 berpendapat bahwa ada kontrak kerjasama secara tertulis antara petani, UBH- KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor, 60 orang petani 100 berpendapat isi kontrak tidak memuat kedelapan aspek kemitraan dan 60 orang petani 100 berpendapat kontrak kerjasama dibuat secara lengkap dan jangka panjang serta memuat ketentuan hak dan kewajiban yang jelas. Nilai aspek kontrak kerjasama menurut pendapat UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa, investor sebesar 75 meliputi nilai 25 untuk keberadaan kontrak kerjasama secara tertulis, nilai 0 untuk isi kontrak kerjasama yang tidak memuat kedelapan aspek kemitraan, dan nilai 50 untuk bentuk kerjasama yang dibuat secara lengkap dan jangka panjang serta memuat hak dan kewajiban yang jelas.

3. Pelaksanaan dan efektivitas kerjasama

3.1 Pelaksanaan kerjasama Aspek pelaksanaan kerjasama mempunyai nilai rata-rata sebesar 50 berdasarkan pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor. Kelima pihak ini berpendapat bahwa pelaksanaan kerjasama sudah sesuai dengan perjanjian dan dilakukan secara transparan. Dimana semua hak dan kewajiban UBH-KPWN di dalam perjanjian telah dilaksanakan dan sebelum melakukan kegiatan selalu diadakan sosialisasi. 61 3.2 Efektivitas kerjasama Efektivitas kerjasama merupakan kemampuan untuk memilih sasaran yang tepat dan menjalankan pekerjaan kerjasama dengan benar. Aspek efektivitas kerjasama meliputi aspek kejelasan peranan, kontinuitas suplai, kualitas suplai, sistem pembayaran, cara pembayaran dan aspek penentuan harga Deptan 1997. Aspek efektivitas kerjasama ini diperoleh nilai rata-rata sebesar 87,5 berdasarkan pendapat petani. Dimana sebagian besar petani berpendapat bahwa terdapat kejelasan peran masing-masing pihak yang bermitra. Sistem pembayaran pun dilakukan sesuai dengan kontrak kerjasama, yaitu Pembayaran dilakukan secara tunai dan lebih dari 4 minggu yaitu setelah semua penebangan selesai dilaksanakan. Nilai aspek efektivitas menurut pendapat UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor sebesar 100. Jumlah rata-rata total nilai aspek proses manajemen dari pendapat petani adalah 347,5; UBH-KPWN sebesar 365 dan pemilik lahan, pemerintah desa, investor sebesar 360.

b. Aspek manfaat