56
Masa berlaku perjanjian kemitraan adalah sejak ditandatangani kontrak kerjasama oleh semua pihak dan berakhir sampai masa 5 tahun. Apabila ada
pelanggaranperselisihan antar pihak, maka akan diselesaikan secara musyawarah dan secara hukum bila dengan cara musyawarah tidak bisa diselesaikan.
5.7.2 Analisis hubungan kemitraan
Analisis hubungan kemitraan diukur layak atau tidak layak usaha kemitraannya adalah dengan cara kategorisasi yang didasarkan pada keputusan
Menteri Pertanian No. 994KptsOT.2101097 tanggal 13 Oktober 1997 mengenai pedoman penetapan tingkat hubungan kemitraan usaha pertanian.
Faktor – faktor yang dinilai dalam penentuan kategori tingkat hubungan kemitraan
berdasarkan pendapat dari petani dan UBH-KPWN yaitu, aspek proses manajemen kemitraan dan aspek manfaat Tabel 29. Berdasarkan proses
manajemen kemitraan dan manfaatnya, tingkat hubungan kemitraan usaha antara kelompok mitra dengan perusahaan mitra dapat dibagi dalam empat kategori
tingkat hubungan kemitraan yaitu tingkat: a. Kemitraan Pra Prima dengan nilai rata-rata kurang dari 250
b. Kemitraan Prima dengan nilai rata-rata 250-500 c. Kemitraan Prima Madya dengan nilai rata-rata 501-750
d. Kemitraan Prima Utama dengan nilai rata-rata lebih dari 750 Tingkat kemitraan terendah adalah Kemitraan Pra Prima dan tingkat
kemitraan tertinggi adalah Kemitraan Prima Utama. Analisis Tingkat Kemitraan dapat dilihat ciri-ciri utama masing-masing kategori mulai dari jangka waktu
sampai pemasaran.
57
Tabel 29 Nilai tingkat hubungan kemitraan berdasarkan pendapat petani, UBH- KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa, investor
No Faktor yang Dinilai
Nilai Maksi
mum Nilai Rata-rata Pendapat
Petani UBH-
KPWN Pemilik
lahan Pem.
Desa Inves
tor Strata I
Strata II
Strata III
I ASPEK PROSES
MANAJEMEN KEMITRAAN
1. Perencanaan 150
a. Perencanaan Kemitraan 100
100 100
100 100
100 100
b. Kelengkapan Perencanaan 35.25
34.75 33.75
40 35
35 35
2. Pengorganisasian 150
a. Bidang Khusus b.Kontrak Kerjasama
75 75
75 75
75 75
75 3. Pelaksanaan dan
Efektivitas Kerjasama 200
a. Pelaksanaan Kerjasama 50
50 50
50 50
50 50
b. Efektivitas kerjasama 88.75
93.75 100
100 100
100 100
Jumlah Nilai Aspek Proses Manajemen Kemitraan
349 353.5
358.75 365
360 360
360 II
ASPEK MANFAAT 1. Ekonomi
250 a. Pendapatan
35 40
32.5 100
100 b. Harga Pasar
22.5 20
20 25
25 25
25 c. Produktivitas
20 27.5
30 50
50 50
50 d. Resiko Usaha
50 50
50 50
50 50
50 2. Teknis
100 a. Mutu
36.25 40
37.5 50
50 50
50 b. Penguasaan Teknologi
46.25 50
50 50
50 50
50 3. Sosial
100 a. Kengininan Kontinuitas
Kerjasama 25.25
25.75 20.5
50 50
50 50
b. Pelestarian Lingkungan Jumlah Nilai Aspek Manfaat
235.25 253.25
240.5 375
275 275
375 Jumlah nilai rata-rata Aspek
Proses Manajemen Kemitraan + Jumlah Aspek
Manfaat 584.25
606.75 599.25
740 635
635 735
58
Analisis tingkat hubungan kemitraan ditinjau dari aspek proses manajemen kemitraan di desa Ciaruteun Ilir, menurut pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik
lahan,pemerintah desa dan investor masing-masing sebesar 353,75; 365; 360; 360 dan 360 dari nilai maksimum 500. Ditinjau dari aspek manfaat menurut pendapat
petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa dan investor masing-masing sebesar 243; 375; 275; 275 dan 375 dari nilai maksimumnya 500. Sehingga nilai
total kedua aspek tersebut menurut pendapat petani, UBH-KPWN, pemilik lahan, pemerintah desa, investor masing-masing sebesar 596,75; 740; 635; 635 dan 735
dari nilai maksimum 1000. Nilai rata-rata kedua aspek tersebut menurut pendapat petani, UBH-KPWN,
pemilik lahan, pemerintah desa, investor adalah 668.35 dari nilai maksimum 1000. Nilai ini berdasarkan keputusan Menteri Pertanian No. 944KptsOT.
2011097 termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Madya. Kategori Kemitraan Prima Madya merupakan kemitraan yang terjadi dalam kemitraan
jangka menengah dan jangka panjang dimana pihak inti UBH-KPWN hanya berperan dalam penyediaan sarana, memberikan penyuluhan dan bimbingan
teknis. Pihak inti lain investor hanya berperan sebagai pemodal dalam kemitraan usahatani JUN.
Kemitraan yang melibatkan tiga pihak yaitu petani, UBH-KPWN, investor memiliki nilai rata-rata sebesar 690,5 dari nilai maksimum 1000. Sehingga pada
kegiatan kemitraan yang melibatkan tiga pihak ini termasuk kedalam kategori Kemitraan Prima Madya. Nilai rata-rata kemitraan antara petani dan UBH-
KPWN, berdasarkan kedua aspek tersebut sebesar 668,3 dari nilai maksimum 1000. Nilai ini berarti kemitraan antara petani dan UBH-KPWN termasuk
kedalam kategori Kemitraan Prima Madya, yaitu kemitraan yang terjadi dalam kemitraan jangka menengah dan jangka panjang dimana pihak inti UBH-KPWN
hanya berperan dalam penyediaan sarana, memberikan penyuluhan dan bimbingan teknis.
59
5.7.3 Proses manajemen kemitraan a.