21
lingkungan biofisik tempat penelitian dan data lain yang relevan dengan penelitian.
3.5. Metode Pengambilan Contoh
Penentuan responden dilakukan dengan cara stratified purposive sampling yaitu tahap pertama dengan melakukan stratifikasi petani yang ada berdasarkan
strata garapan lahan dan tahap kedua dengan menentukan jumlah responden pada setiap strata. Banyak responden yang diambil adalah 60 petani dari total 128
petani yang menggarap JUN umur 3 tahun di Desa Ciaruteun Ilir.
Stratifikasi lahan dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu
strata I petani yang memiliki luas lahan 0,1 ha, strata II petani yang memiliki luas lahan antara
0,1 – 0,3 ha dan petani strata III memiliki luas lahan 0,3 ha. Total responden 60
orang dengan jumlah responden pada strata I 20 orang, strata II 20 orang dan strata III 20 orang.
UBH-KPWN, investor, pemilik lahan, pemerintah desa merupakan informan dalam penelitian.
3.6. Metode Pengolahan Data
1. Analisis deskriptif Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan penguraian dan
penjelasan mengenai aspek biaya dari pelaksanaan usahatani Jati Unggul Nusantara JUN di Desa Ciaruteun Ilir Kecamatan Cibungbulang.
Aspek biaya yang dikaji dalam penelitian ini meliputi biaya investasi dan biaya operasional yang terdiri dari biaya perencanaan, biaya sewa lahan, biaya
pemupukan, biaya penanaman, biaya pembibitan, biaya pemeliharaan, biaya peralatan produksi, dan biaya lain-lain.
Asumsi-asumsi yang digunakan untuk mengetahui usahatani Jati Unggul Nusantara pola kemitraan yaitu:
a. Menggunakan faktor diskontosuku bunga bank yang berlaku pada tahun
2011 yaitu 12. b.
Kondisi perekonomian selama jangka waktu penelitian stabil. c.
Pendapatan dan biaya pengeluaran mulai dihitung sejak lahan diolah dan dimanfaatkan.
22
d. Umur tanaman JUN 3 tahun
e. Siklus tebang tanaman JUN umur 5 tahun.
f. Upah Hari Orang Kerja HOK satu hari dihitung berdasarkan upah yang
berlaku. g.
Semua harga input dan output yang digunakan dalam analisis berdasarkan harga yang berlaku pada saat penelitian berlangsung dengan asumsi harga
konstan sampai selesainya penelitian. 2. Analisis cost sharing
Analisis ini dilakukan untuk mengetahui persentase pengeluaran dari kegiatan usahatani Jati Unggul pola kemitraan terhadap total pengeluaran. Perhitungan
analisis cost sharing dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Cost Sharing = Tbp Tbsp × 100
Dimana : Tbp
= Total biaya masing-masing pihak Tbsp = Total biaya seluruh pihak
3. Analisis Net Present Value NPV Analisis ini dilakukan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada
permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian. Perhitungan analisis NPV dilakukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut: 1
V = P 1 + i
t
Dimana : V = Jumlah akhir
P = Jumlah uang pada permulaan periode atau modal pokok i
= Sukutingkat bunga t
= Jangka waktu tahun
23
4. Analisis tingkat hubungan kemitraan Analisis ini didasarkan pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor
944KptsOT.2101097, tanggal 13 Oktober 1997 mengenai pedoman penetapan tingkat hubungan kemitraan usaha pertanian. Analisis dilakukan terhadap petani,
UBH-KPWN, investor, pemilik lahan dan pemerintah desa sehingga dihasilkan rata-rata tingkat hubungan kemitraan dari masing-masing pihak. Perhitungan
tingkat kemitraan dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Dimana : x
= Nilai rata-rata tingkat hubungan kemitraan tiap kategori a,b,c = Nilai skoring atas jawaban yang dipilih
y = Nilai atas banyaknya jawaban yang dipilih
Berdasarkan proses manajemen kemitraan dan manfaatnya, tingkat hubungan kemitraan usaha antara petani dengan UBH-KPWN, investor, pemilik lahan dan
pemerintah desa dapat dibagi dalam empat kategori Deptan 2002, yaitu : 1.
Kategori kemitraan Pra Prima pemula nilai rata-ratanya kurang dari 250 2.
Kategori kemitraan Prima dengan nilai rata-rata 250-500 3.
Kategori kemitraan Prima Madya dengan nilai rata-rata 501-750 4.
Kategori kemitraan Prima Utama dengan nilai rata-rata diatas 750 Kategori kemitraan Pra Prima jarang dilakukan karena merugikan kedua
belah pihak, kemitraan Prima sering dilakukan pada pelaksanaan kemitraan jangka pendek dan cenderung lebih menguntungkan pihak inti. Kemitraan Prima
Madya merupakan kemitraan yang sering dilakukan dalam kemitraan jangka menengah dan jangka panjang, pihak inti berperan dalam penyediaan sarana.
Kemitraan Prima Utama merupakan kemitraan yang dilakukan jangka panjang, pihak inti berperan dalam penyediaan sarana dan pemasaran Tabel 1.
x = a+b+cy
24
Tabel 1 Rincian faktor yang dinilai dan nilai tingkat hubungan kemitraan
No Faktor yang dinilai
Nilai Maksimum
I. ASPEK PROSES MANAJEMEN
1. Perencanaan
150
a.
Perencanaan Kemitraan 100
b.
Kelengkapan Perencanaan 50
2. Pengorganisasian
150
a.
Bidang Khusus 25
b.
Kontrak Kerjasama 125
3. Pelaksanaan dan Efektivitas Kerjasama
200
a.
Pelaksanaan Kerjasama 50
b.
Efektivitas Kerjasama 150
II. ASPEK MANFAAT
1. Ekonomi
300
a.
Pendapatan 150
b.
Harga 50
c.
Produktivitas 50
d.
Resiko Usaha 50
2. Teknis
100
a.
Mutu 50
b.
Penguasaan Teknologi 50
3. Sosial
100
a.
Keinginan Kontinuitas Kerjasama 50
b.
Pelestarian Lingkungan 50
Jumlah Aspek Manfaat 500
Jumlah Nilai Aspek Proses Manajemen + Jumlah aspek Manfaat
1000
Sumber : Departemen Pertanian RI 2003
3.7. Definisi Operasional