Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran Penelitian

kecil daripada panjang kapalperahu yang berukura dihanyutkan di dalam perairan tertentu, salah satu ujung kedua ujung jaring insang dilihat pada Gambar 5 lain: ikan tembang, kembung alu-alu. Gambar 5 Jaring

2.3 Analisis skoring

Analisis skoring dilakukan dari sumberdaya ikan pelagis yang tepat berdasarkan dikembangkan di peraira mengacu kepada Kuntoro 1 X X X Xi X V      Xi Vi A V Keterangan : VX = Fungsi nilai dari para Xi = Nilai parameter X yang X0 = Nilai terendah untuk parameter X panjang tali ris atas. Pengoperasiannya dengan menggunaka berukuran 10-15 GT. Cara kerjanya dipasang tegak dalam perairan mengikuti gerakan arus selama jangka satu ujung unit jaring insang diikatkan pada perahukapal insang dihanyutkan di perairan. Untuk lebih jelasnya Gambar 5. Hasil tangkapan utamanya adalah ikan pelagis tembang, kembung laki-laki, lemuru, julung-julung, selar, layang Jaring insang hanyut Sumber : Subani dan Barus, 1989 skoring dilakukan untuk mengetahui jenis komoditas ikan pelagis kecil dan unit penangkapan ikan pelagis kecil rkan aspek teknis, teknologi dan keberlanjutannya perairan utara provinsi Aceh. Analisis skoring ini dilakukan mengacu kepada Kuntoro dan Listiarini 1983, dengan rumus perhitungan : Xi = Fungsi nilai dari parameter X = Nilai parameter X yang ke-i = Nilai terendah untuk parameter X dengan menggunakan tegak lurus dan selama jangka waktu perahukapal atau lebih jelasnya dapat ikan pelagis antara selar, layang dan Subani dan Barus, 1989 unggulan pelagis kecil yang keberlanjutannya untuk skoring ini dilakukan us perhitungan : X1 = Nilai tertinggi untuk parameter X V A = Fungsi nilai dari alternatif A V1X1 = Fungsi nilai dari alternatif pada kriteria ke-i i = 1,2,3......, n jenis komoditas dan jenis unit penangkapan ikan.

2.4 Usaha Perikanan

UU No 31 tahun 2004 tentang perikanan, usaha perikanan dilaksanakan dalam sistem bisnis perikanan yang meliputi empat komponen yaitu praproduksi, produksi, pengolahan, dan pemasaran. Untuk melakukan usaha dalam sektor perikanan tangkap tentunya membutuhkan modal usaha. Selama ini, kehidupan nelayan sangat tergantung kepada pedagang ikan toke bangku. Cara memperoleh modal dengan meminjam dalam bentuk peralatan dan biaya operasional. Hasil yang didapati dikumpul oleh toke bangku tanpa ada proses pelelangan secara terbuka. Model transaksi ini membuat nelayan tidak mempunyai kekuatan terhadap nilai tawar atas hasil tangkapannya, dengan demikian harga yang didapat tidak sesui dengan mekanisme pasar yang sesungguhnya. Sistem kredit tidak berjalan karena nelayan lebih percaya dan lebih mudah meminjam kepada toke bangku dibandingkan dengan lembaga keuangan. Ikatan antara nelayan dengan toke bangku sangat kuat kerana kemudahan yang didapatkan oleh nelayan untuk mendapatkan pinjaman tanpa harus memenuhi persyaratan administrasi dan harus adanya anggunan. Pembinaan usaha perikanan harus senantiasa dilakukan secara terpadu untuk mendukung target pembangunan di sektor perikanan dan kelautan yang ditetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan. Menurut Dahuri 2001, target riil dari pembangunan perikanan dan kelautan adalah: a penerimaan devisa dari kegiatan perikanan diharapkan dapat mencapai US 5 milyar pada tahun 2004, b sumbangan terhadap PDB diharapkan mencapai 5 , c penerimaan negara dari bukan pajak PNDP penangkapan ikan akan mencapai Rp 295 milyar serta PNBP penangkapan ikan di perairan ZEEI sebesar US 65 juta, d sumbangan terhadap pendapatan asli daerah PAD sebesar US 120 juta dari kegiatan penangkapan ikan. Selain itu, ditargetkan peningkatan pemenuhan konsumsi ikan sebesar 21,93 kgkapitatahun serta penyerapan tenaga kerja sebesar 6.54 juta orang. Target pembangunan sektor perikanan harus disertai dengan pembinaan dan komunikasi yang baik oleh nelayan dan masyarakat pesisir sehingga mereka juga ikut merasakan manfaatnya Dutton, 1998. Target pembangunan tersebut memang tidaklah mudah dicapai dengan berbagai permasalahan mendasar, namun dengan keyakinan dan kekuatan yang digalang dari semua pihak, maka sumberdaya perikanan laut Indonesia dengan keanekaragaman yang melimpah. Dengan jumlah stok yang sangat besar akan memberi harapan dan peluang yang sangat terbuka lebar untuk mewujudkan harapan kita.

2.5 Analisis Finansial

Analisis finansial yang digunakan mengacu kepada konsep analisis biaya-manfaat. Adapun parameter analisis yang digunakan terkait maksud ini adalah Net Preset Value NPV, Net Benefit – Cost Ratio BC ratio, dan Internal Rate of Return IRR.

2.5.1 Analisis net present value NPV

Net Present Value NPV digunakan untuk menilai manfaat investasi usaha perikanan pelagis kecil yang merupakan jumlah nilai kini dari manfaat bersih dan dinyatakan dalam rupiah. Perhitungan Net Preset Value NPV menggunakan rumus : NPV =    n 1 t t i 1 Ct - Bt Keterangan : B = benefit C = cost i = discount rate t = periode Bila NPV0 berarti investasi usaha perikanan pelagis kecil tersebut layak, sehingga menjadi pertimbangan positif untuk pengembangannya. Sedangkan bila NPV0 berarti investasi usaha perikanan pelagis kecil tersebut tidak layak dilaksanakan sehingga menjadi pertimbangan negatif dalam pengembangannya. Pada keadaan nilai NPV=0 maka berarti investasi usaha perikanan pelagis kecil tersebut hanya mengembalikan manfaat yang persis sama dengan tingkat social opportunity cost of capital.

2.5.2 Analisis internal rate of return IRR

Internal Rate of Return IRR merupakan suku bunga maksimal untuk sampai kepada NPV=0, jadi dalam keadaan batas untung rugi. Oleh karena itu juga dianggap sebagai tingkat keuntungan atas investasi bersih usaha perikanan pelagis kecil. Bila setiap manfaat yang diwujudkan secara otomatis ditanam kembali pada tahun berikutnya dan mendapatkan tingkat keuntungan yang sama dan diberi bunga selama sisa umur usaha perikanan pelagis kecil tersebut. Perhitungan Internal Rate of Return IRR menggunakan rumus : IRR = i 1 + i - i NPV - NPV NPV 1 2 2 1 1       Keterangan : i 1 = interest rate yang menghasilkan NPV positif i 2 = interest rate yang menghasilkan NPV negatif NPV 1 = NPV pada discount rate i 1 NPV 2 = NPV pada discount rate i 2 Usaha perikanan pelagis kecil dinyatakan layak bila IRR dari interest rate suku bunga yang berlaku. Bila IRR sama dengan interest rate yang berlaku maka NPV usaha perikanan pelagis kecil tersebut sama dengan nol. Jika IRR dari interest rate yang berlaku maka nilai NPV lebih kecil dari 0, berarti usaha perikanan pelagis kecil tersebut tidak layak dilaksanakan dan ini menjadi pertimbangan negatif untuk pengembangannya. Secara umum, usaha perikanan pelagis kecil yang dilakukan oleh nelayan atau lainnya di perairan utara provinsi Aceh dapat dikatakan layak sehingga dapat dikembangkan lanjut bila usaha perikanan pelagis kecil tersebut mempunyai NPV0, BC ratio1, dan IRR lebih besar dari interest rate suku bunga yang berlaku. Interest rate i bank yang digunakan dalam analisis ini mengacu kepada Bank Indonesia 2009 yaitu 6,25

2.5.3 Analisis benefit-cost ratio BC ratio

Benefit-Cost Ratio BC ratio merupakan perbandingan dimana persent value sebagai pembilang terdiri atas total dari manfaat bersih investasi usaha perikanan pelagis kecil yang bersifat positif. Sedangkan sebagai penyebut terdiri atas present value total yang bernilai negatif atau pada keadaan biaya kotor lebih besar daripada manfaat kotor usaha perikanan pelagis kecil tersebut. Perhitungan Benefit-Cost Ratio BC ratio menggunakan rumus : BC ratio =         n 1 t t n t t Ct - Bt i 1 Bt - Ct Ct - Bt i 1 Ct - Bt . Keterangan: B = benefit C = cost i = discount rate t = periode Bt = benefit pada periode tertentu Ct = cost pada periode tertentu Pada rumus tersebut terlihat bahwa nilai BC ratio akan terhitung bila terdapat paling sedikit satu nilai Bt-Ct yang bernilai positif. Bila BC ratio1, maka kondisi ini menunjukkan investasi usaha perikanan pelagis kecil menguntungkan NPV0. Terkait dengan ini, maka bila BC ratio 1 berarti investasi usaha perikanan pelagis kecil tersebut layak sehingga menjadi pertimbangan positif untuk pengembangannya. Sedangkan bila BC ratio 1 berarti investasi usaha perikanan pelagis kecil tersebut tidak layak dilaksanakan sehingga menjadi pertimbangan negatif bagi dukungan lembaga keuangan.

2.6 Analisis strategi pengembangan

Analisis ini dimaksud untuk menetapkan strategi yang dapat dilakukan bila usaha perikanan pelagis kecil benar-benar akan dikembangkan secara luas di perairan utara provinsi Aceh. Strategi tersebut diharapkan merupakan strategi terbaik yang memberi manfaat secara luas bagi pengembangan kawasan perairan utara provinsi Aceh. Penetapan prioritas strategi dilakukan dengan mengakomodir kepentingan semua stakeholders dan tetap mempertimbangkan semua keterbatasanhambatan yang ada melalui suatu analisis berhierarki yang dikenal dengan Analitical Hierachy Process AHP. Dalam kaitan dengan hierarki ini, AHP bertujuan untuk memecahkan masalah kualitatif yang komplek dengan memakai perhitungan kuantitatif, melalui proses pengekspresian masalah dalam kerangka berfikir yang terorganisir, sehingga memungkinkannya proses pengambilan keputusan secara efektif. Adapun prinsip dasar dari AHP adalah: 1 penyederhanaan masalah yang komplek, serta bersifat startegik dan dinamis melalui panataan rangkaian variabelnya dalam suatu hirarki, 2 secara subjektif tingkat kepentingan dari setiap variabel diberi nilai numerik yang dapat menjelaskan arti pentingnya suatu variabel dibandingkan variabel lainnya, 3 Mensistesiskan informasi yang tersedia untuk menetapkan variabel mana yang memiliki tingkat priritas paling tinggi disamping memiliki peran yang mempengaruhi hasil dalam sistem dimaksud 4 secara grafis, persoalan keputusan dikonstruksikan sebagai bentuk diagram bertingkat, tersusun. Dalam kaitan dengan analisis strategi pengembangan perikanan pelagis kecil di provinsi Aceh ini, maka analisis menggunakan AHP ini diatur sedemikian rupa sehingga dapat mengkaji interaksi menyeluruh dari semua komponen yang terkait. Adapun tahapan analisis dalam analisis strategi pengembangan perikanan pelagis kecil menggunakan AHP ini adalah: pendefinisian masalahkomponen sistem, perancangan struktur hierarki, penyusunan matriks perbandingan berpasangan, perhitungan perbandingan berpasangan, pengujian konsistensi dan sesitivitas, dan interpretasi hasil analisis. Secara rinci tahapan analisis tersebut dijelaskan: 1 Pendefinisian masalahkomponen Untuk memecahklan permasalahan yang ada secara kompherensif, maka semua komponen yang berkaitan dengan pengembangan perikanan pelagis kecil didefinisikan dan ditetapkan terlebih dahulu. Lingkup komponen yang didefinisikan mencakup maksud adan tujuan pengembangan perikanan pelagis kecil, kriteria atau kepentingan pihak yang terkait dengan pengembangan perikanan pelagis kecil yang perlu diakomodir, pembatas limit factor dalam