Analisis aspek teknologi Metode pengolahan dan analisis data

yang dalam operasinya dapat menjamin keberlanjutan ketersediaan sumberdaya ikan di perairan utara provinsi Aceh dan pemanfaatan yang berkelanjutan. Kriteria yang digunakan untuk seleksi sifat keberlanjutan unit penangkapan ikan ini mengacu kepada kaidah Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF, sedangkan skor yang diberikan untuk menilai setiap kriteria terkait aspek keberlanjutan ini juga menggunakan metode rating dengan kisaran 1–4 Rangkuti, 1996. Secara spesifik, skor yang diberikan untuk setiap kriteria dari aspek keberlanjutan ini mengacu kepada Tabel 2. Semakin tinggi dukungan atau kesesuaian unit penangkapan ikan tersebut dengan kriteria keberlanjutan, maka semakin tinggi skor yang diperoleh, dan bila sebaliknya kesesuaian dengan kriteria keberlanjutan tinggi, maka semakin rendah skor yang diberikan. Tabel 2 Kriteria dan skor dalam analisis aspek keberlanjutan unit penangkapan ikan pelagis kecil No Kriteria dan Skor 1 Menerapkan teknologi ramah lingkungan Subkriteria : 1 Memenuhi 2 kriteria alat tangkap ramah lingkungan 2 Memenuhi 3-5 kriteria alat tangkap ramah lingkungan 3 Memenuhi 5-7 kriteria alat tangkap ramah lingkungan 4 Memenuhi seluruh kriteria alat tangkap ramah lingkungan 2 Jumlah hasil tangkapan, bila tidak didapatkan nilai sebenarnya kgtrip, maka pakai skor : 1 Hasil tangkapan 75-100 dari TAC 2 Hasil tangkapan 50-75 dari TAC 3 Hasil tangkapan 25-50 dari TAC 4 Hasil tangkapan lebih kecil dari 25 dari TAC 3. Menguntungkan, bila tidak didapatkan nilai sebenarnya Rpbulan.unit, maka pakai skor: 1 Keuntungan lebih kecil dari Rp 650.000 per bulan per ABK 2 Keuntungan antara Rp 650.000 – Rp 1.300.000 per bulan per ABK 3 Keuntungan antara Rp 1.300.000 – Rp 1.650.000 per bulan per ABK 4 Keuntungan lebih besar dari Rp 1.650.000 per bulan per ABK 4 Investasi rendah, bila tidak didapatkan nilai sebenarnya Rpunit, maka pakai No Kriteria dan Skor skor hitungan menurut pelakuABK: 1 Investasi lebih besar dari Rp 2.250.000 per unit per ABK 2 Investasi antara Rp 1.250.000 - Rp 2.250.000 per unit per ABK 3 Investasi antara dari Rp 750.000 – Rp 1.250.000 per unit per ABK 4 Investasi lebih kecil dari Rp 750.000 per unit per ABK 5 Ketahanan alat tangkap, bila tidak didapatkan nilai sebenarnya tahun, maka pakai skor : 1 Tidak sesuai umur teknis normal alat tangkap 2 Kurang sesuai umur teknis normal alat tangkap 3 Sesuai umur teknis normal alat tangkap 4 Sangat sesuai umur teknis normal alat tangkap 6 Memenuhi ketentuan hukum dan perundang-undangan yang berlaku : 1 CCRF, 2 UU No 312004 tentang Perikanan 3 Peraturan daerah dan 4 hukum adat 1 Alat tangkap memenuhi 1 dari 4 kriteria di atas 2 Alat tangkap tersebut memenuhi 2 dari 4 kriteria yang ada 3 Alat tangkap tersebut memenuhi 3 dari 4 kriteria 4 Alat tangkap tersebut memenuhi semua kriteria yang ada Sumber : Code of Conduct for Responsible Fisheries CCRF dan Mumby et. al 1999 disesuaikan dengan kondisi di Aceh

3.4.3.6 Analisis skoring

Analisis skoring dilakukan untuk mengetahui unit penangkapan ikan pelagis kecil yang yang tepat berdasarkan teknologi dan keberlanjutannya untuk dikembangkan di perairan utara provinsi Aceh. Analisis skoring ini dilakukan mengacu kepada Kuntoro dan Listiarini 1983, dengan rumus perhitungan : 1 X X X Xi X V    …………..........................................…………..… 9   Xi Vi A V …………..........................................…………...… 10 Keterangan : VX = Fungsi nilai dari parameter X Xi = Nilai parameter X yang ke-i X0 = Nilai terendah untuk parameter X