Biaya investasi usaha pukat cincin

Pemenuhan kebutuhan untuk operasional tersebut dapat dipenuhi semuanya di perairan utara Aceh dengan basis di Lampulo. Suku cadang tertentu yang sifatnya umum dibutuhkan bagi mesin dan badan kapal seperti rantai, as, kipas, dan lainnya juga dapat diadakan secara cepat di lokasi dan bila tidak dapat di pesan ke lokasi lain, misalnya ke pusat kota Banda Aceh atau ke Medan. Tabel 16 Biaya operasional jaring insang hanyut JIH Uraian Biaya Operasional Rptahun JIH Minyak Tanah 38.400.000 Bensin 36.000.000 Solar Oli 5.000.000 Es Balok 224.000.000 Air Tawar 4.800.000 Ransum 134.400.000 Jumlah 802.600.000 Sumber : Hasil analisis data lapang 2010 Tabel 16 menunjukkan solar termasuk biaya operasi paling besar dari jaring insang hanyut JIH yaitu masing-masing mencapai Rp 360.000.000 per tahun. Hasil analisis detail terkait kebutuhan biaya operasional jaring insang hanyut JIH pada Lampiran 18-22. Kebutuhan solar tersebut termasuk banyak karena daerah penangkapan yang cukup jauh, dengan perjalanan biasa mencapai 15-20 jam. Oli digunakan untuk mendukung operasi kapal kedari lokasi daerah penangkapan fishing ground yang kebutuhannya bervariasi setiap usaha perikanan pelagis kecil. Kebutuhan biaya operasional untuk oli bagi usaha perikanan jaring insang hanyut JIH adalah Rp 5.000.000 per tahun. Oli ini menjadi pelumas mesin induk maupun mesin lampu yang intensif digunakan dalam operasi penangkapan ikan. Campuran minyak tanah dan bensin digunakan untuk menghidupkan mesin induk dan mesin lampu pada kegiatan penangkapan ikan di malam hari. Air tawar digunakan untuk kebutuhan ABK selama operasi dan lainnya. Penggunaan air tawar dalam operasi penangkapan menggunakan jaring insang termasuk besar mengingat waktu operasi per trip yang bisa berhari- hari. Jumlah ABK untuk setiap trip operasi penangkapan jaring insang hanyut JIH, sekitar 12 orang. Jumlah ABK tersebut termasuk banyak karena alat tangkap jaring insang yang digunakan nelayan di perairan Utara Aceh berukuran sedang dan besar. Untuk tiap operasi jaring insang hanyut JIH dibutuhkan perbekalan personil cukup banyak yaitu mencapai Rp 134.400.00 per tahun. Perbekalan dapat berupa makanan, snack, kopi, teh, rokok, dan lainnya sesuai dengan selera dan kebiasaan nelayan di lokasi.

4.7.2 Biaya operasional usaha pukat kantong

Di perairan utara Aceh, operasi penangkapan ikan menggunakan payang dan pukat pantai berturut-turut dapat dilakukan sebanyak 210 trip per tahun dan 92 trip per tahun. Seperti halnya usaha jaring insang, jumlah trip yang berbeda-beda untuk payang dan pukat pantai ini dipengaruhi oleh jumlah hari operasi untuk setiap trip penangkapan ikan, musim, dan kondisi cuaca. Kondisi laut yang berombak besar atau angin kencang akan mengurangi jumlah trip nelayan menangkap ikan karena mengutamakan faktor keselamatan. Kondisi musim dan cuaca terutama suhu sangat mempengaruhi migrasi ikan di perairan, dimana alat tangkap jenis pukat ini didesain untuk mengejar gerombolan ikan di perairan, dan tidak dapat membuat ikan tertarik mendekat seperti yang terjadi dalam operasi penangkapan ikan menggunakan jaring insang, yaitu dengan lampu. Sebagaimana halnya pada operasi penangkapan menggunakan jaring insang, operasi menggunakan payang dan pukat pantai dapat dilakukan baik pada musim puncak, musim sedang, maupun musim pacekelik. Kebutuhan biaya operasional untuk setiap musim tersebut relatif sama, meskipun jumlah hasil tangkapan ikan yang didapat bisa saja berbeda-beda. Biaya oprerasional akan bertambah atau berkurang setiap tripnya apabila jumlah hari operasional bertambah atau berkurang. Biaya yang akan bertambah atau berkurang biasanya bahan bakar dan ransum. Secara umum setiap tripnya akan menghabiskan biaya operasional seperti pada tabel 17. Tabel 17 Kebutuhan biaya operasional payang Py dan pukat pantai PP Uraian Biaya Operasional Rptahun Py PP Minyak Tanah 2.280.000 4.800.000 Bensin 1.710.000 7.200.000 Solar 94.050.000 72.000.000 Oli 1.187.500 1.000.000 Es Balok 53.200.000 11.200.000 Air Tawar 1.140.000 2.400.000 Ransum 29.260.000 112.000.000 Jumlah 182.827.500 210.600.000 Sumber : Hasil analisis data lapang 2010 Tabel 17 menunjukkan biaya operasional total payang dan pukat pantai masing-masing mencapai Rp 182.827.500 per tahun dan Rp 210.600.000 per tahun. Biaya operasional ini umumnya merupakan bahan bakar solar untuk menjalankan kapal. Biaya pengadaan solar dalam operasi penangkapan ikan menggunakan payang dan pukat pantai berturut-turut adalah Rp 94.050.000, dan Rp 72.000.000. Biaya solar pukat pantai termasuk lebih kecil dibandingkan dua usaha perikanan pelagis kecil lainnya dari jenis pukat kantong ini karena pengoperasiannya hanya dilakukan di perairan terdekat di sekitar pantai. Untuk bensin dan minyak tanah, penggunaannya dalam operasi payang dan pukat pantai juga tidak banyak. Hal ini karena payang dan pukat pantai umumnya dioperasikan pada siang hari, sehingga tidak membutuhkan penerangan lampu. Minyak tanah dan bensin tersebut tetap dibutuhkan untuk campuran bahan bakar mesin terutama pada saat menghidupkan mesin dan juga untuk lampu yang digunakan ABK pada malam hari. Pencampuran tersebut merupakan upaya masyarakat nelayan untuk mensiasati harga bensin yang semakin mahal. Biaya pengadaan es dalam operasi penangkapan ikan menggunakan payang dan pukat pantai masing-masing sekitar Rp 53.200.000 per tahun dan Rp 11.200.000 per tahun. Jumlah es untuk pukat pantai termasuk sedikit karena hasil tangkapan yang diperoleh dapat langsung dibawa ke pasar melalui jalur darat di pantai terdekat.