7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1 Program pemberdayaan dengan melalui bantuan unit penangkapan gillnet,
rawai dan pajeko mini purse seine memberikan dampak positif terhadap peningkatan pendapatan nelayan. Pemberian bantuan unit penangkapan ikan
memberikan dampak mobilitas vertikal nelayan, dari status buruh nelayan menjadi pemilik kapal pengusaha.
2 Berdasarkan analisis usaha dan kriteria investasi menunjukkan usaha gillnet
Rp 51.457.820,- rawai Rp 222.969.168,- dan pajeko Rp 625.146.670,- mini purse seine layak untuk dikembangkan di Kabupaten Halmahera Utara.
3 Strategi kebijakan untuk peningkatan pendapatan secara berkelanjutan di
Kabupaten Halmahera Utara secara prioritas adalah: 1 pengembangan skala usaha perikanan; 2 pembangunan sarana prasarana pdukung usaha
perikanan; 3 pengembangan jaringan pasar; 4 pembinaan dan pelatihan; 5 penegakan hukum; dan 6 peningkatkan kerjasama antar sektor terkait untuk
mendukung perikanan tangkap.
7.2 Saran
1 Program pemberian bantuan unit penangkapan ikan selanjutnya perlu
mengakomodasi inisiatif-inisiatif bersifat lokalitas, agar dalam transformasi teknologi alat tangkap kepada nelayan tradisional sebagian besar nelayan
Halmahera Utara dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan. 2
Implementasi unit penangkapan ikan berdampak positif terhadap pendapatan nelayan, namun program modernisasi alat tangkap yang tidak terencana
dibeberapa daerah di Indonesia seperti: Pantai Utara Jawa dan Selat Malaka telah berdampak negatif, seperti terjadinya overfishing dan overcapacity. Oleh
karena itu, sebagai antisipasi pencegahan terburuk dari program modernisasi tersebut perlu dilakukan penelitian lebih jauh mengenai kapasitas atau
optimasi perikanan tangkap di Kabupaten Halmahera Utara. 3
Harga ikan yang rendah menjadi penyebab masyarakat pesisir di Halmahera Utara tidak tertarik dalam usaha perikanan tangkap, lebih cenderung ke usaha
perkebunan atau buruh pelabuhan. Atas dasar itu, Pemerintah Daerah sudah saatnya mengeluarkan regulasi harga dasar ikan yang sesuai dengan harga
pasar yang ideal. 4
Program bantuan unit penangkapan ikan telah menyebabkan meningkatkan hasil produksi nelayan. Hal ini perlu diantisipasi dengan ketersediaan pasar
dengan terus membuka jaringan pemasaran dan kemitraan dengan lembagapengusaha yang bergerak dibidang pemasaraneksportir produk
perikanan baik skala regional, nasional maupun internasional.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto S. 2000. Manajemen Penelitian, Edisi Baru. Jakarta : Rieneka Cipta. 645 hlm.
Ayodhyoa AU. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Bogor : Yayasan Dewi Sri. 81 hlm.
Bahari R. 1989. Peranan Koperasi Perikanan dalam Pengembangan Perikanan Tangkap. [Prosiding] Temu Karya Ilmiah Perikanan Rakyat; Jakarta,
18-19 Desember 1991. Jakarta : Pusat Penelitian Perikanan dan Pengembangan Perikanan. Badan Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Departemen Pertanian. hlm 165-180.
Bakkoro MS dan A Effendy. 2005. Tingkah Laku Ikan: Hubungan dengan Metode Pengoperasian Alat Tangkap Ikan. Bogor: Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. 131 hlm. David FR. 2002. Manajemen Strategis: Konsep. Ed Ke-7. Jakarta: Prenhallindo.
Direktorat Jendral Perikanan dan Balai Penelitian Perikanan Laut. 1983. Laporan Kegiatan Proyek Pembinaan Sumber Hayati Perikanan Pusat tahun
1983. Jakarta: Direktorat Bina Sumber Hayati, Direktorat Jenderal Perikanan.
Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara. 2007. Laporan Tahunan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Halmahera Utara
Tahun 2007. Halmahera Utara: DKP Kabupaten Halmahera Utara. 48 hlm.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Halmahera Utara. 2008. Rencana Induk Pengembangan Wilayah Pesisir Kabupaten Halmahera Utara.
Halmahera Utara: DKP Kabupaten Halmahera Utara. 5:1-21. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara. 2005. Laporan Tahunan
Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku Utara Tahun 2007. Maluku Utara: DKP Provinsi Halmahera Utara.
[Ditjen] Direktorat Jendral Perikanan Perikanan. 1990. Petunjuk Teknis Purse Seine dan Lampara Dasar. Jakarta: Departemen Pertanian. 24 hlm.
[Ditjen] Direktorat Jendral Perikanan Tangkap DKP, 2005. Definisi dan Klasifikasi Statistik Perikanan Tangkap. Jakarta: Departemen Kelautan
dan Perikanan. 50 hlm. Dwihendrosono A. 2009. Dampak Motorisasi KapalPerahu di Rowosari Kec.
Sendang Si Kucing Kabupaten Kendal Tahun 1970-1980. Semarang: Universitas Diponogoro.
Friedman AL. 1988. Perhitungan dalam Merancang Alat Tangkap. Diterjemahkan oleh Tim Peneliti BPPI Semarang. Calculation for
Fishing Gear Disign. Semarang: Balai Pengembangan Penangkapan Ikan Semarang. 304 Hlm.
Gunarso W. 1996. Tingkah Laku Ikan dan Perikanan Pancing. Laboratorium Tingkah Laku Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Bogor:
Institut Pertanian Bogor. 119 hlm. Haluan J dan TW Nurani. 1988. Penerangan Metode Skoring dalam Pemilihan
Teknologi Penangkapan Ikan yang Sesuai dengan dikembangkan di Suatu Wilayah Perairan. Bogor: Bulletin Jurusan PSP 2:3-16.
Hernanto F.1989. Ilmu Usaha Tani. Jakarta : Penebar Swadaya. 309 hlm. Karman A. 2008. Pengembangan Perikanan Mini purse seine Soma Pajeko
Berbasis Rumpon di Sekitar Pulau Mayau, Kota Ternate Provinsi Maluku Utara. Tesis tidak dipublikasikan, Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor. Bogor: IPB. 126 hlm.
Kesteven GL. 1973. Manual of Fisheries Science. Part 1An Introduction To Fisheries Science. Roma: FAO of The United Nation. 43p.
Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi Pesisir. Pusat Penelitian Wilayah Pesisir Dan Pulau-Pulau Kecil. Jember: Lembaga
Penelitian Universitas Jember. 152 hlm. Kusumastanto T. 1997. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Bogor: Diktat
Kuliah Pasca Sarjana SPL-IPB. 120 Hlm. Martasuganda S, AO Sudrajat, S Saad, J Pariwono, R Basuki, MN Asyik, S
Rustam, dan D Christanto. 2002. Teknologi Untuk Pemberdayaan Mayararakat Pesisir. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan. 67
hlm.
Monintja DR. 1990. Study on the Development Prospect of Fish Aregating Divise for Tuna in Pelabuhan Ratu. Prosiding Seminar Hasil Penelitian. Bogor:
Institut Pertanian Bogor. Monintja DR. 2006. Analisis Kebijakan Perikanan dan Keluatan. [Tidak
dipublikasikan] Materi Kuliah. Bogor: Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.
Naamin. 1987. Technological and Economic Aspect of FAD-Base Skipjack and Tuna Fishing in Indonesia. Miami, Floriada, USA: Presentedto the Fourt
International Confrence on Artificial Habitat for Fisheries, November 2- 6, 1987.
Nikijuluw PHV. 2002. Rezim Pengelolaan Sumberdaya Perikanan: P3R. Jakarta: Pustaka Cidesindo. 254 hlm.
Pomeroy RS and MJ Williams. 1999. Fisheries Co-management dan Small-scale Fisheries: A Policy Brief. Fisheries Co-management Project. Manila,
Philippnes: ICLARM International Center for Living Aquatic Resource Management. 15 p.
Rangkuti R. 2002. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 188 hlm.
Sainsbury, J.C. 1971. Commercial Fishing Methods. London: Fishing News Books. 119 pp.
Satria A. 2001. Dinamika Modernisasi Perikanan: Formasi Sosial dan Mobilitas Nelayan. Bandung: Humaniora Utama Press. 153 hlm.
Smith IR. 1983. Peningkatan Pendapatan Perikanan pada Sumberdaya yang Sudah Lebih Lengkap. Ekonomi Perikanan: Dari Pengelolaan ke
Permasalahan Praktis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 253-267 hlm. Smith, IR. 1979. A Research Framework for Traditional Fisheries. Manila:
International Center for Living Aquatic Resorces Management ICARM No. 2: 40.
Sobari MP, Karyadi, Diniah. 2006. Kajian aspek Bio-Teknik dan Finansial Terhadap Pemanfaatan Sumberdaya Ikan Teri di Perairan Pamekasan
Madura. Buletin Ekonomi Perikanan 63 :16-25. Subade RF and NMR Abdullah. 1993. Are Fishers Profit Maximizers? The case
of Gillnetters in Negros Occidental and Iloilo, Philippines. Asian Fisheries Science, 6:39-49.
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R D. Ed ke-2. Bandung: Alfabeta. 306 hlm.
Sukirno S. 2002. Pengentar Teori Mikro Ekonomi. Ed. Ke-3. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Undang Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Dihimpun oleh Redakasi Sinar Grafika, Pebruari 2005. Jakarta: PT Sinar
Grafika. 81 hlm. Widodo J dan Suadi. 2006. Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Laut.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 252 hlm. Wisodo SH, T W Nurani, Zulkarnain. 1994. Teknologi Penangkapan Ikan yang
Layak Dikembangkan di Labuan, Jawa Barat. [Tidak dipublikasikan] Fakultas Perikanan. Bogor: Institut Pertanian Bogor. 136 hlm.
LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian.
Jenis Alat tangkap
Jenis Perahu TripBulan
Pendapatan Per Tahun 8bln
Jenis Alat tangkap
Jenis Perahu
TripBula n
Pendapatan Per Tahun
Rp 1 Marten Tatibu
8 Handline
Perahu Dayung 15
11,100,000 Gillnet
Ketinting 22
16,445,000 5,345,000
48 2 Yosephus Maju
10 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
8,030,000 1,730,000
27 3 Ripen Makaluas
15 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
29,645,000 23,345,000
371 4 Peter Anthonius
10 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
25,520,000 19,220,000
305 5 Samuel Hotong
15 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
25,520,000 19,220,000
305 6 Marnes Diba
15 Handline
Perahu Dayung 15
13,500,000 Gillnet
Ketinting 22
25,190,000 11,690,000
87 7 Lasarus Runkorem
8 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
12,155,000 5,855,000
93 8 Sutrisno Wenno
8 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
12,155,000 5,855,000
93 9 Yandris Saibaka
15 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
12,155,000 5,855,000
93 10 Tius Tjotjomare
5 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
11,495,000 5,195,000
82 11 Safudin Lahamadi
12 Handline
Perahu Dayung 15
6,300,000 Gillnet
Ketinting 22
29,645,000 23,345,000
371 12 Muhdar Kene
10 Handline
Perahu Dayung 15
13,500,000 Gillnet
Ketinting 22
22,880,000 9,380,000
69 13 Roki
9 Handline
Perahu Dayung 15
15,900,000 Gillnet
Ketinting 22
25,520,000 9,620,000
61 14 Daud
10 Handline
Perahu Dayung 15
18,300,000 Gillnet
Ketinting 22
28,160,000 9,860,000
54 15 Hendricus
11 Handline
Perahu Dayung 15
15,900,000 Gillnet
Ketinting 22
25,520,000 9,620,000
61 Rata-Rata
15 9,660,000
22 20,669,000
11,009,000 114
Simpangan baku 4,517,395
7,634,145 No
Nama Responden Pengalaman
Thn Sebelum Menerima UPI
Sesudah Menerima UPI Kenaikan Pendapatan
Lampiran 2 Responden, pengalaman, upaya tangkap, pendapatan nelayan penerima bantuan gillnet.
Kenaikan Pendapatan Sebelum
Sesudah Rp
1 Muhdar 20
31,923,200 53,205,333
Rawajaya Tobelo
21,282,133 66.67
2 Lukrin 15
27,509,067 45,848,444
Kusu Lovra Tobelo Selatan 18,339,378
66.67 3 Jidon
15 46,800,533
78,000,889 Gura
Tobelo 31,200,356
66.67 4 Juif Sibu
10 46,800,533
78,000,889 Tolonuo
Tobelo Utara 31,200,356
66.67 5 Amir Laisa
20 53,666,400
89,444,000 Rawajaya
Tobelo 35,777,600
66.67 6 Jasmin Farang
10 28,592,000
47,653,333 Tolonuo
Tobelo Utara 19,061,333
66.67 7 Bakar Hasan
20 33,325,067
55,541,778 Rawajaya
Tobelo 22,216,711
66.67 8 Lamarinta
18 26,357,067
43,928,444 Kusu Lovra Tobelo Selatan
17,571,378 66.67
9 Lumumbo 13
46,800,533 78,000,889
Gura Tobelo
31,200,356 66.67
10 Alemoka 15
37,884,533 63,140,889
Tolonuo Tobelo Utara
25,256,356 66.67
11 Nelson 15
42,710,400 71,184,000
Rawajaya Tobelo
28,473,600 66.67
12 Rusdi 20
23,592,000 39,320,000
Tolonuo Tobelo Utara
15,728,000 66.67
13 Albert 19
31,923,200 53,205,333
Rawajaya Tobelo
21,282,133 66.67
14 Aslan 18
24,955,200 41,592,000
Kusu Lovra Tobelo Selatan 16,636,800
66.67 15 Fader
18 46,800,533
78,000,889 Gura
Tobelo 31,200,356
66.67 Rata-Rata
36,642,684 61,071,141
24,428,456 67
Standar Deviasi 9,846,666
16,411,110 Desa
Kecamatan No
Nama Responden Pengalaman
Thn Pendapatan Per Tahun
Lampiran 3 Responden, pengalaman, pendapatan nelayan, desa, kecamatan dan kenaikan pendapatan penerima bantuan rawai.
Kenaikan Pendapatan Sebelum
Sesudah Rp
1 Denan Ansiga 10
128.887.500 257.775.000
Ciamhoku Tobelo Selatan
128.887.500 100
2 Adrian Takasiwang 38
186.556.250 373.112.500
Paca Tobelo Selatan
186.556.250 100
3 Yohan Hehega 8
126.337.500 252.675.000
TIOUA Tobelo Selatan
126.337.500 100
4 Josep Magani 18
118.125.000 236.250.000
TIOUA Tobelo Selatan
118.125.000 100
5 Franscois Koloba 8
118.793.750 237.587.500
TIOUA Tobelo Selatan
118.793.750 100
6 Aser Mangimbulu 20
501.825.000 1.003.650.000
Kumo Tobelo
501.825.000 100
7 Gusting 35
475.700.000 951.400.000
Kumo Tobelo
475.700.000 100
8 Yostom 15
449.575.000 899.150.000
Gamsungi Tobelo
449.575.000 100
9 Fhilipus Siriba 5
128.887.500 257.775.000
Ciamhoku Tobelo Selatan
128.887.500 100
10 Jekris Kauntu 7
186.556.250 373.112.500
Paca Tobelo Selatan
186.556.250 100
11 Edison 13
126.337.500 252.675.000
TIOUA Tobelo Selatan
126.337.500 100
12 Rajalahu 17
118.125.000 236.250.000
TIOUA Tobelo Selatan
118.125.000 100
13 Lette 16
118.793.750 237.587.500
TIOUA Tobelo Selatan
118.793.750 100
14 Holstein 26
501.825.000 1.003.650.000
Kumo Tobelo
501.825.000 100
15 Nikson 7
475.700.000 951.400.000
Kumo Tobelo
475.700.000 100
16 Yosafat 25
449.575.000 899.150.000
Gamsungi Tobelo
449.575.000 100
Rata-Rata 263.225.000
526.450.000 263.225.000
100 Simpangan Baku
171.805.764 343.611.527
No Nama Responden Pengalaman
Thn Pendapatan Per Tahun
Desa Kecamatan
Lampiran 4 Responden, pengalaman, pendapatan nelayan, desa, kecamatan dan kenaikan pendapatan penerima bantuan unit penangkapan ikan pajeko mini purse seine.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Arus masuk Hasil Tangkapan
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
Total Penerimaan -
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
47,597,000 47,597,000
Arus Keluar a
Investasi Kapal Ketinting + Mesin 5,5 Pk
14,000,000 Jaring gillnet
2,000,000 Keranjang ikan
500,000 Perijinan usaha
250,000 7,500,000
7,500,000 7,500,000
b Operasional
26,928,000 26,928,000
26,928,000 26,928,000
26,928,000 26,928,000
26,928,000 26,928,000
26,928,000 26,928,000
Penyusutan 837,500
837,500 837,500
837,500 837,500
837,500 837,500
837,500 837,500
837,500 c
Penyusutan Perawatan 1,675,000
1,675,000 1,675,000
1,675,000 1,675,000
1,675,000 1,675,000
1,675,000 1,675,000
1,675,000 d
Pembayaran Utang Bunga 15 2,512,500
2,512,500 2,512,500
2,512,500 2,512,500
2,512,500 2,512,500
2,512,500 2,512,500
2,512,500
Total Biaya Pengeluaran 16,750,000
31,953,000 31,953,000
39,453,000 31,953,000
31,953,000 39,453,000
31,953,000 31,953,000
39,453,000 31,953,000
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Keuntungan bersih 16,750,000
15,644,000 15,644,000
8,144,000 15,644,000
15,644,000 8,144,000
15,644,000 15,644,000
8,144,000 15,644,000
Arus Keluar Komulatif 16,750,000
1,106,000 14,538,000
22,682,000 38,326,000
53,970,000 62,114,000
77,758,000 93,402,000
101,546,000 117,190,000
Discont Rate 15 15
PV Sisa Kas 16,750,000
13,603,478 11,829,112
5,354,812 8,944,508
7,777,833 3,520,876
5,881,159 5,114,051
2,315,033 3,866,958
NVP 51,457,820
BC 1.33
IRR 62
PP 20.06 Bulan
ROI 74.91 Tahun
Total Penerimaan 475,970,000
Total Pengeluaran 358,780,000
Sisa Kas Bersih 117,190,000
Investasi 16,750,000
33,500,000 5,025,000
38,525,000 3,852,500
Tahun Uraian
No
Lampiran 5 Analisis financial usaha penangkapan ikan dengan gillnet.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Arus masuk Hasil Tangkapan
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
Total Penerimaan -
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
76,220,444 76,220,444
Arus Keluar a
Investasi Kapal Rawai + mesin
25,000,000 Rawai
3,000,000 Keranjang ikan
1,000,000 Perijinan usaha
250,000 7,500,000
7,500,000 7,500,000
b Operasional
15,149,304 15,149,304
15,149,304 15,149,304
15,149,304 15,149,304
15,149,304 15,149,304
15,149,304 15,149,304
Penyusutan 1,462,500
1,462,500 1,462,500
1,462,500 1,462,500
1,462,500 1,462,500
1,462,500 1,462,500
1,462,500 c
Perawatan 2,912,500
2,912,500 2,912,500
2,912,500 2,912,500
2,912,500 2,912,500
2,912,500 2,912,500
2,912,500 d
Pembayaran Utang Bunga 15 4,387,500
4,387,500 4,387,500
4,387,500 4,387,500
4,387,500 4,387,500
4,387,500 4,387,500
4,387,500
Total Biaya Pengeluaran 29,250,000
23,911,804 23,911,804
31,411,804 23,911,804
23,911,804 31,411,804
23,911,804 23,911,804
31,411,804 23,911,804
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Keuntungan bersih 29,250,000
52,308,641 52,308,641
44,808,641 52,308,641
52,308,641 44,808,641
52,308,641 52,308,641
44,808,641 52,308,641
Arus Keluar Komulatif 29,250,000
23,058,641 75,367,281
120,175,922 172,484,563
224,793,204 269,601,844
321,910,485 374,219,126
419,027,767 471,336,407
Discont Rate 15 15
PV Sisa Kas 29,250,000
45,485,775 39,552,847
29,462,409 29,907,635
26,006,639 19,372,012
19,664,756 17,099,787
12,737,412 12,929,896
NVP 222,969,168
BC 2.62
IRR 141
PP 15.76 Bulan
ROI 90.11 Tahun
Total Penerimaan 762,204,444
Total Pengeluaran 290,868,037
Sisa Kas Bersih 471,336,407
Investasi 29,250,000
58,500,000 8,775,000
67,275,000 6,727,500
Tahun Uraian
No
Lampiran 6 Analisis financial usaha penangkapan ikan dengan rawai.
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Arus masuk Hasil Tangkapan
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
Total Penerimaan -
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
701,933,333 701,933,333
Arus Keluar a
Investasi - Kapal Pajeko
62,500,000 - Jaring Pajeko
150,000,000 - Mesin 4 bh 20.000.000
80,000,000 - Rumpon
7,500,000 7,500,000
7,500,000 7,500,000
b Operasional
441,025,000 441,025,000
441,025,000 441,025,000
441,025,000 441,025,000
441,025,000 441,025,000
441,025,000 441,025,000
Penyusutan 14,750,000
14,750,000 14,750,000
14,750,000 14,750,000
14,750,000 14,750,000
14,750,000 14,750,000
14,750,000 c
Penyusutan Perawatan 14,767,500
14,767,500 14,767,500
14,767,500 14,767,500
14,767,500 14,767,500
14,767,500 14,767,500
14,767,500 d
Pembayaran Utang Bunga 15 45,000,000
45,000,000 45,000,000
45,000,000 45,000,000
45,000,000 45,000,000
45,000,000 45,000,000
45,000,000
Total Biaya Pengeluaran 300,000,000
515,542,500 515,542,500
523,042,500 515,542,500
515,542,500 523,042,500
515,542,500 515,542,500
523,042,500 515,542,500
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Keuntungan bersih 300,000,000
186,390,833 186,390,833
178,890,833 186,390,833
186,390,833 178,890,833
186,390,833 186,390,833
178,890,833 186,390,833
Arus Keluar Komulatif 300,000,000
113,609,167 72,781,667
251,672,500 438,063,333
624,454,167 803,345,000
989,735,833 1,176,126,667
1,355,017,500 1,541,408,333
Discont Rate 15 15
PV Sisa Kas 300,000,000
162,078,986 140,938,248
117,623,627 106,569,564
92,669,186 77,339,444
70,071,218 60,931,494
50,851,940 46,072,963
NVP 625,146,670
BC 1.28
IRR 40
PP 20.81 Bulan
ROI 82.70 Tahun
Total Penerimaan 7,019,333,333
Total Pengeluaran 5,477,925,000
Sisa Kas Bersih 1,541,408,333
Investasi 300,000,000
600,000,000 90,000,000
690,000,000 69,000,000
Tahun Uraian
No
Lampiran 7 Analisis financial usaha penangkapan ikan dengan pajeko mini perse seine.
Lampiran 8 Penilaian responden terhadap kekuatan dan kelemahan usaha perikanan tangkap di Halmahera Utara.
PENILAIAN RESPONDEN 1 -4 NELAYAN GILLNET
NELAYAN RAWAI NELAYAN PAJEKO
DKP DIPO2 JURAGAN LEP
Faktor
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
24 25
Jumlah Rata-
Rata Bobot Median
Kekuatan
S1 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
100 4.00
0.20 4
S2 4
4 3
3 3
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
3 3
3 4
92 3.68
0.19 4
S3 4
3 4
4 3
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
3 4
97 3.88
0.20 4
S4 2
4 4
4 2
2 3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
74 2.96
0.15 3
Kelemahan
W1 1
2 1
2 2
2 2
2 1
2 2
1 1
1 2
2 1
1 1
2 1
2 1
1 1
37 1.48
0.08 1
W2 1
1 2
1 1
2 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
2 2
2 1
31 1.24
0.06 1
W3 1
2 1
2 2
1 2
1 1
2 1
2 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
1 1
32 1.28
0.07 1
W4 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
26 1.04
0.05 1
Keterangan:
S1 =
Dukungan Pemerintah Daerah
W1 =
Lemahnya permodalan
S2 =
Tenaga kerja cukup banyak
W2 =
SDM Nelayan masih sangat rendah
S3 =
Dukungan masyarakat pesisir
W3 =
Prasarana dan sarana usaha perikanan tangkap belum memadai
S4 =
Kelembagaan masyarakat lokal
W4 =
Pemanfaatan permodalan dari lembaga keuangan masih lemah
Lampiran 9 Penilaian responden terhadap peluang dan ancaman kawasan usaha perikanan tangkap di Halmahera Utara.
PENILAIAN RESPONDEN 1 -4 NELAYAN GILLNET
NELAYAN RAWAI NELAYAN PAJEKO
DKP DIPO2 JURAGAN LEP
Faktor
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24
25 Jumlah
Rata- Rata
Bobot Median
Potensi
O1 2
3 3
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
3 4
93 3.72 0.14
4 O2
4 4
2 2
2 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
2 4
3 91
3.04 0.11 4
O3 4
4 4
4 4
2 2
2 2
3 4
4 2
2 2
2 2
2 3
3 4
4 4
4 3
76 3.64 0.13
3 O4
3 3
4 3
3 3
3 3
2 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 75
3.00 0.11 3
Ancaman
T1 4
4 2
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 2
2 3
3 4
92 3.68 0.14
4 T2
4 4
2 4
3 3
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
2 2
2 2
3 87
3.48 0.13 4
T3 4
4 2
4 3
3 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 4
4 3
3 2
2 2
2 2
84 3.36 0.12
4 T4
2 2
4 3
3 4
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
4 4
3 3
3 3
3 77
3.08 0.11 3
Keterangan:
O1 =
Potensi SDI belum dimanfaatkan optimal
T1 =
Harga ikan rendah
O2 =
Prospek perikanan tangkap menjanjikan
T2 =
Ketergantungan terhadap dibo-dibo sangat kuat
O3 =
Pangsa pasar usaha perikanan terbuka
T3 =
Kegiatan penangkapan ikan bersifat merusak dan IUU
O4 =
Peningkatan PAD
T4 =
Koordinasi antar sektor masih lemah
Lampiran 10 Bantuan unit penangkapan ikan di Kabupaten Halmahera Utara.
Gambar Pelabuhan Pendaratan Ikan Tobelo Kab. Halmahera Utara.
ABSTRACT
SURYA DARMA, Performance Analysis After Fishing Unit Empowerment Program in North Halmahera Regency. Supervised by BUDY WIRYAWAN and
TRI WIJI NURANI
The objectives this research were : 1 to assess the impact of fishing unit assistance to increasing fisheries income level, in North Halmahera Regency, 2
to assess influence mayor factors of fisheries income level 3 to selection of alternative policy strategy for sustainable increasing fisheries income level. Result
of this research show that, most of the level of fishing technology used is relatively simple, except pajeko fishing technology has relatively advanced
technology. The fishing unit’s empowerment program significantly positive impact on improving the income of fishermen. Based on feasible and investment
criteria analysis indicate pajeko fishing unit of gillnet, bottom long line and mini purse seine more feasible to be developed in North Halmahera regency. Result of
matrix internal factors analysis summary IFAS indicated that total factor internal value in IFAS between 3,1
≥ 2,5, its mean internal condition had strength to
overcome weakness state. Whereas result external factors analysis summary EFAS show that the total EFAS value between 2,6
≥ 2,5, its mean system
capable to response external state. Base on SWOT strenght–weakness, opportunity-threat analysis obtain six development strategies of increasing
fisheries income: 1 Scale business fisheries development; 2 Improved fishing infrastructure; 3 Development of market aces 4 Training programs for fisheries
capacity development; 5 The Law enforcements; 6 Partnership development. Keywords: Empowerment program, inter sectoral, fisheries income, matrix
internal factors analysis summary IFAS, external factors analysis summary EFAS, SWOT
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kabupaten Halmahera Utara sebagai salah satu kabupaten kepulauan di Provinsi Maluku Utara, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat
potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Halmahera Utara memiliki luas wilayah lautan 19.536,02 Km² 78 dengan jumlah pulau sebanyak 94 pulau.
Potensi lestari sumber daya perikanan sekitar 148.473,8 tontahun dan potensi lestari maksimum sustainable yield MSY sebesar 86.660,6 tontahun, terdiri dari
kelompok ikan pelagis sebanyak 48.946,4 tontahun dan kelompok ikan demersal sebanyak 32.664,2 tontahun Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten
Halmahera Utara, 2007. Kondisi dan potensi sumber daya perikanan yang besar di Halmahera Utara
ini tidak diikuti dengan perkembangan usaha perikanan yang baik. Terbukti dengan masih rendahnya tingkat investasi dan produksi sumber daya perikanan
yang masih jauh dari potensi yang ada. Menurut laporan tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2007 pemanfaatan
sumberdaya perikanan laut baru sebesar 13,13 dari potensi MSY atau setara dengan 11.799,33 tontahun, sehingga sampai saat ini pemanfaatan sumber daya
tersebut belum memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan lokal dan pembangunan ekonomi daerah.
Potensi sumberdaya yang besar dan disertai dengan meningkatnya permintaan pasar domestik dan dunia terhadap sumberdaya perikanan, dapat
merangsang tumbuh kembangnya usaha perikanan dan perluasan kesempatan kerja. Kondisi nelayan di Halmahera Utara sebagian besar termasuk tradisional
skala kecil sehingga dari aspek sosial ekonomi masih lemah dan rendah produktivitasnya. Rendahnya produktivitas nelayan tersebut antara lain
disebabkan oleh rendahnya penguasaan teknologi dan terbatasnya unit produksi yang dimiliki tradisional, serta dukungan permodalan dan manajemen usaha
yang masih sangat tidak memadai. Permasalahan yang paling mendasar dihadapi nelayan adalah keterbatasan
permodalan. Minimnya permodalan menyebabkan nelayan tidak mampu membeli
alat tangkap ikan yang efektif dan modern. Nelayan hanya mengandalkan alat penangkapan tradisional dengan bantuan perahu dayung. Keterbatasan teknologi
unit penangkapan ikan yang digunakan menyebabkan rendahnya hasil tangkapan dan pendapatan nelayan.
Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara sebagai penanggunjawab pembangunan di daerahnya, berdasarkan pasal 18 UU no 322004 tentang
Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah berwenang untuk mengelola sumber daya laut meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
pengelolaan kekayaan laut. Dengan kewenangan tersebut dalam rangka mengatasi keterbatasan permodalan nelayan, sejak tahun 2004 hingga 2009 Pemerintah
Halmahera Utara telah memberikan program bantuan unit penangkapan ikan kepada nelayan. Bantuan sarana produksi ini diberikan melalui program
pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan dengan sumber pendanaan dari Dana Alokasi Umum DAU Kabupaten Halmahera Utara.
Setelah beberapa lima tahun pemberian bantuan unit penangkapan ini, tentunya perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana peningkatan usaha
penangkapan ikan pasca program tersebut dan dampak terhadap kesejahteraan nelayan. Atas pemikirin tersebut, maka penting untuk dilakukan penelitian
anaslisis keragaan usaha penangkapan ikan pasca program pemberdayaan nelayan di Kabupaten Halmahera Utara.
1.2 Kerangka pemikiran
Potensi sumberdaya ikan sebagai aset bangsa perlu di manfaatkan secara bijaksana bagi kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat tanpa mengabaikan
aspek kelestariannya. Usaha penangkapan ikan telah memberikan manfaat bagi nelayan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, sebagai sumber protein
hewani, penyerap tenaga kerja, sumber pendapatan masyarakat pesisir, penerimaan daerah dan bahkan devisa negara. Namun pemanfaatan sumberdaya
ikan di Kabupaten Halmahera Utara masih belum optimal, baru 13,13 dari MSY yang dapat manfaatkan. Hal ini disebabkan hampir 90 nelayan Halmahera
Utara termasuk nelayan skala kecil dengan perahukapal 5 GT dan alat tangkap tradisional.