Latar Belakang Analisis keragaan usaha penangkapan ikan pasca program pemberdayaan nelayan di Kabupaten Halmahera Utara

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Halmahera Utara sebagai salah satu kabupaten kepulauan di Provinsi Maluku Utara, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang sangat potensial untuk dikembangkan. Kabupaten Halmahera Utara memiliki luas wilayah lautan 19.536,02 KmĀ² 78 dengan jumlah pulau sebanyak 94 pulau. Potensi lestari sumber daya perikanan sekitar 148.473,8 tontahun dan potensi lestari maksimum sustainable yield MSY sebesar 86.660,6 tontahun, terdiri dari kelompok ikan pelagis sebanyak 48.946,4 tontahun dan kelompok ikan demersal sebanyak 32.664,2 tontahun Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Halmahera Utara, 2007. Kondisi dan potensi sumber daya perikanan yang besar di Halmahera Utara ini tidak diikuti dengan perkembangan usaha perikanan yang baik. Terbukti dengan masih rendahnya tingkat investasi dan produksi sumber daya perikanan yang masih jauh dari potensi yang ada. Menurut laporan tahunan Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Halmahera Utara pada tahun 2007 pemanfaatan sumberdaya perikanan laut baru sebesar 13,13 dari potensi MSY atau setara dengan 11.799,33 tontahun, sehingga sampai saat ini pemanfaatan sumber daya tersebut belum memberikan kontribusi signifikan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat nelayan lokal dan pembangunan ekonomi daerah. Potensi sumberdaya yang besar dan disertai dengan meningkatnya permintaan pasar domestik dan dunia terhadap sumberdaya perikanan, dapat merangsang tumbuh kembangnya usaha perikanan dan perluasan kesempatan kerja. Kondisi nelayan di Halmahera Utara sebagian besar termasuk tradisional skala kecil sehingga dari aspek sosial ekonomi masih lemah dan rendah produktivitasnya. Rendahnya produktivitas nelayan tersebut antara lain disebabkan oleh rendahnya penguasaan teknologi dan terbatasnya unit produksi yang dimiliki tradisional, serta dukungan permodalan dan manajemen usaha yang masih sangat tidak memadai. Permasalahan yang paling mendasar dihadapi nelayan adalah keterbatasan permodalan. Minimnya permodalan menyebabkan nelayan tidak mampu membeli alat tangkap ikan yang efektif dan modern. Nelayan hanya mengandalkan alat penangkapan tradisional dengan bantuan perahu dayung. Keterbatasan teknologi unit penangkapan ikan yang digunakan menyebabkan rendahnya hasil tangkapan dan pendapatan nelayan. Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara sebagai penanggunjawab pembangunan di daerahnya, berdasarkan pasal 18 UU no 322004 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa Pemerintah Daerah berwenang untuk mengelola sumber daya laut meliputi eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan pengelolaan kekayaan laut. Dengan kewenangan tersebut dalam rangka mengatasi keterbatasan permodalan nelayan, sejak tahun 2004 hingga 2009 Pemerintah Halmahera Utara telah memberikan program bantuan unit penangkapan ikan kepada nelayan. Bantuan sarana produksi ini diberikan melalui program pengembangan sarana dan prasarana produksi perikanan dengan sumber pendanaan dari Dana Alokasi Umum DAU Kabupaten Halmahera Utara. Setelah beberapa lima tahun pemberian bantuan unit penangkapan ini, tentunya perlu dievaluasi untuk mengetahui sejauhmana peningkatan usaha penangkapan ikan pasca program tersebut dan dampak terhadap kesejahteraan nelayan. Atas pemikirin tersebut, maka penting untuk dilakukan penelitian anaslisis keragaan usaha penangkapan ikan pasca program pemberdayaan nelayan di Kabupaten Halmahera Utara.

1.2 Kerangka pemikiran