53 beberapa kali memperoleh pelatihan dari Dinas Pertanian dan civitas akademika
setempat seperti universitas dan sekolah tinggi. Pelatihan yang diberikan meliputi pendidikan kewirausahaan, teknologi pengolahan hasil pertanian, dan
pemahaman tentang UMKM.
5.3. Visi, Misi, dan Tujuan Usaha
Kelompok Wanita Tani Damai belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi, misi dan tujuan. Padahal untuk bersaing dalam industri dan
pengembangan usaha, KWT Damai harus memiliki arahan yang jelas dalam memasarkan usahanya. Berdasarkan hasil wawancara dan diskusi dengan
pimpinan KWT Damai, dapat dinyatakan bahwa visi KWT Damai adalah menjadi unit usaha unggulan dan menjadi icon produsen oleh-oleh khas
Kabupaten Semarang, khususnya objek wisata Bandungan. Misi KWT Damai secara umum adalah memperoleh laba sehingga dapat
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup anggotanya, mempertahankan dan meningkatkan kualitas serta melakukan inovasi produk tahu serasi,
meningkatkan loyalitas konsumen serta memberdayakan masyarakat yang ada di lingkungan usaha. Adapun tujuan usaha KWT Damai adalah meningkatkan
kualitas dan kuantitas produk, sehingga produk tahu serasi dapat dikenal masyarakat lebih luas sebagai oleh-oleh khas Kabupaten Semarang pada
umumnya dan desa wisata Bandungan pada khususnya dalam rangka meraih pelanggan dan mengatasi persaingan usaha.
5.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi dalam suatu perusahaan akan memberikan kejelasan dalam menentukan pembagian tugas, tanggung jawab, hubungan kerja dan batas
wewenang masing-masing. Struktur organisasi KWT Damai dapat dikatakan masih sederhana, hanya terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan dua orang
pengawas sesuai dengan struktur organisasi pada koperasi. Struktur organisasi yang masih sederhana berpengaruh pada kegiatan dan kinerja usaha KWT
Damai menjadi kurang optimal. Hal ini disebabkan tidak adanya pembagian tugas yang jelas menyebabkan beberapa pengurus merangkap melakukan
54 pekerjaan lain. Selain itu, tidak adanya fungsi tugas yang penting seperti bagian
administrasi, bagian produksi, dan bagian pemasaran menyebabkan kinerja usaha belum maksimal karena terjadi penumpukan tugas yang ditangani oleh
satu orang pengurus.
Gambar 2. Struktur Organisasi KWT Damai
Setiap pengurus memiliki tugas dan tanggung jawab masing-masing. Deskripsi kerja masing-masing bagian sebagai berikut:
1. Ketua, memiliki tugas dan wewenang dalam menetapkan kebijakan
seluruh aktivitas usaha. Melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap seluruh aktivitas usaha KWT Damai.
2. Sekretaris, bertugas merencanakan keperluan usaha dan melakukan
seluruh pencatatan dokumen terkait dengan seluruh aktivitas usaha KWT Damai.
3. Bendahara, memiliki tanggung jawab dalam hal mengatur keuangan KWT
Damai, melakukan pencatatan dalam bentuk laporan keuangan. 4.
Pengawas, bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan usaha, meneliti catatan dan pembukuan, memberikan koreksi, saran, dan teguran
kepada pengurus. 1
Waktu Kerja Produksi Tahu Serasi hanya dilakukan setiap hari Sabtu, Minggu
dan hari libur nasional. Hal ini dikarenakan pengunjung biasanya ramai pada hari-hari tersebut. Produksi dan penjualan dilakukan sekaligus
pada hari yang sama. Dengan demikian, produk yang dijual masih dalam keadaan baru dan segar. Produksi dilakukan di rumah produksi
Ketua Subiyati
Bendahara Sugiyarti
Sekretaris Riyanti
Pengawas: ‐ Kotijah
‐ Purwanto ‐ Sumidi
55 dengan beberapa karyawan dimulai pukul 04.00 pagi hingga sore hari
sekitar pukul 15.00 diselingi waktu istirahat pada tengah hari. Beberapa karyawan lainnya mengantarkan produk yang sudah jadi ke kios kios
tempat penjualan yang berada pada area wisata Bandungan. 2
Sistem Upah Sistem upah karyawan dilakukan secara harian setiap kali produksi.
Sekali produksi dengan kapasitas 50 kg kedelai pada hari sabtu dan minggu mendapatkan upah Rp 30.000,00 per harinya.
5.5. Produk KWT Damai