Proses Produksi Perkembangan Usaha

56 itu tahu serasi sudah merambah di pasar modern di kota-kota besar seperti Semarang, Yogjakarta, Solo dan Purwokerto. Dengan demikian, keberadaan usaha tahu serasi telah menghidupkan perekonomian lokal khususnya bagi masyarakat kota Bandungan.

5.6. Sumber Bahan Baku

Bahan baku kedelai yang dibutuhkan KWT Damai diperoleh dengan cara bekerja sama dengan supplier bahan baku kedelai PT. Alam Segar. Dengan demikian pasokan bahan baku kedelai dapat terjamin baik kualitas dan harga. Meskipun terkadang fluktuasi harga dapat terjadi karena kondisi di pasar. Baik akibat permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar, bahkan adanya isu formalin pada tahu dan isu impor kedelai akibat pasokan dalam negeri tidak dapat memenuhi. Kendala tersebut juga berpengaruh terhadap kapasitas dan harga produksi serta penjualan Tahu Serasi Bandungan KWT Damai. Namun, hingga saat ini kebutuhan bahan baku masih dapat dikendalikan.

5.7. Proses Produksi

Dalam melakukan proses produksi diperlukan peralatan dan bahan antara lain tungku, dandang besar, kayu bakar, ember, wajan, gayung, saringan besar, kain mori dan plastik. Sedangkan bahan dasar yang diperlukan dalam pembuatan Tahu Serasi adalah kedelai dan garam. Proses produksi dimulai dengan merendam bahan baku berupa kedelai selama enam jam di dalam dandang besar kemudian dipanaskan di atas tungku. Setelah itu, kedelai dirimbang atau dibersihkan dari kulitnya. Setelah dibersihkan dari kulitnya, kedelai digiling halus kemudian diperas dan diambil sarinya. Sari kedelai yang masih kotor kemudian disaring dan dimasukkan kedalam tempat untuk selanjutnya direbus kembali. Setelah rebusan mendidih, sari kedelai tersebut disaring kembali agar sarinya bebas dari kotoran. Hasil saringan tadi diberi garam dan air tahu lalu diendapkan. Setelah mengendap, air dibuang dan diambil ampasnya dengan disaring. Ampas yang tersaring kemudian dicetak berbentuk persegi dengan cara dibungkus kain mori. Hasil bungkusan tadi kemudian di press atau ditekan hingga air keluar dan 57 didiamkan hingga cukup kering dan memadat. Setelah itu, bungkus dibuka dan tahu yang telah jadi disusun dalam nampan dan dibiarkan dingin, kemudian dikemas dalam bungkus plastik yang sudah berlabel. Adapun alur proses produksi Tahu Serasi dapat dilihat pada gambar berikut: Gambar 3. Proses Pembuatan Tahu Serasi Perendaman Penggilingan Pembersihan kulit Diperas dan diambil sarinya Penyaringan Perebusan Pemberian garam Pengendapan Pencetakan Pendinginan Pengemasan 58

5.8. Perkembangan Usaha

Perkembangan usaha tahu serasi mengalami penurunan sekitar tahun 2008. Pengrajin tahu serasi pada saat itu menurunkan kapasitas produksinya Suara Merdeka, 19 Januari 2008. Sebelum tahun 2008, setiap pengrajin mengolah 90 kg kedelai untuk diolah menjadi tahu sebanyak kurang lebih 2.100 potong tahu dan produk sampingan yaitu susu kedelai sebanyak 140 liter. Besaran tersebut bervariasi tergantung penekanan setiap pengrajin terhadap produksi tahu dan susu kedelai. Namun, setelah tahun 2008 mereka hanya mampu mengolah 50 kg- 70 kg kedelai atau turun hampir 40 persen. Penurunan produksi tahu serasi sebagai respon terhadap permintaan yang juga cenderung turun disebabkan beberapa hal yaitu 1 kenaikan harga jual tahu akibat harga bahan baku yang meningkat harga kedelai dari 3.500kg menjadi 7.500kg sampai 8.000kg, 2 penurunan pengunjung wisata Bandungan akibat penurunan pendapatan masyarakat. Tabel 5. Perkembangan Pengrajin Tahu Serasi Bandungan No. Keterangan Th.2007 Th.2008 1. Bahan Baku kedelai yang dapat diolah kilogramminggu 90 50 2. Tingkat Produksi Tahu perhari potong 2.100 1.200 3. Harga Kedelai kilogram 3.500 8000 Sumber: Berbagai surat kabar yang diolah Setelah tahun 2008, kapasitas produksi Tahu Serasi KWT Damai sekitar 50-70 kg per minggu, atau sekitar 125 lebih kemasan tahu. Harga bahan baku kedelai berkisar antara Rp 6.000,00-Rp 7500,00 per kg. Bahkan, pendapatan KWT cenderung meningkat setiap tahunnya. Berikut laba usaha Tahu Serasi KWT Damai tiga tahun terakhir, yaitu: 59 Tabel 6. Perkembangan Laba Usaha Tahu Serasi Bandungan Laba Usaha Th. 2008 Th. 2009 Th. 2010 Rp. 10.322.250,00 Rp. 11.040.300,00 Rp.12.330.100,00

5.9. Karakteristik Responden