Metode Pengumpulan Data Definisi Operasional

44 Uji validitas dan realibilitas pada penelitian ini dilakukan terhadap 10 orang responden sebagai pengujian awal kuesioner. Jumlah pertanyaan awal dari masing-masing indikator tema sikap kewirausahaan adalah 48 pertanyaan. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas kuesioner, pertanyaan yang lolos uji untuk mengukur modernitas sikap kewirausahaan sejumlah 41 pertanyaan Lampiran 9. Dimana pada masing-masing variabel tema sikap terdapat 5 sampai 6 pertanyaan acuan untuk menguji tingkat modernitasnya. Hasil akhir uji dari realibilitas menunjukkan Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0, 600. Untuk masing-masing variabel tema sikap dari tema sikap ke satu sampai ke delapan, nilai realibilitas secara berturut-turut sebesar 0,8675; 0,8476; 0,9032; 0,8920; 0,9043; 0,8630; 0,8922. Sedangkan, nilai validitas dari semua pertanyaan lebih dari 0, 500 Lampiran 10. Hal ini berarti semua pertanyaan yang diujikan sudah reliabel dan valid untuk digunakan dalam penelitian. Setelah melalui tahap uji validitas dan realibilitas, kuesioner disebar kepada responden lainnya .

4.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi wawancara, wawancara mendalam serta observasi lapang yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Penelitian ini menggunakan bantuan kuesioner dan daftar pertanyaan wawancara untuk memperoleh data secara utuh yang dapat menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan. Wawancara lebih mendalam dilakukan dengan pihak Kelompok Wanita Tani Damai yang berhubungan dengan kegiatan unit usaha Tahu Serasi Bandungan dan seluruh pelaku usaha Tahu Serasi Bandungan. Selain itu kuesioner digunakan untuk mendapatkan data dari pelaku usaha terkait dengan modernitas sikap kewirausahaan yang dimiliki. Dalam setiap pengisian kuesioner peneliti melakukan pendampingan untuk mengantisipasi adanya kesulitan atau kesalahpahaman dalam mengartikan pertanyaan kuesioner. Pendampingan yang dilakukan dalam setiap pengisian kuesioner juga dimaksudkan untuk mencari informasi lain yang lebih mendalam yang belum tercakup dalam kuesioner. 45

4.6. Metode Pengolahan Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh melalui wawancara dan observasi selama penelitian. Sedangkan data kuantitatif diperoleh berupa data perkembangan UMKM Kabupaten Semarang, data anggota pelaku usaha unit bisnis Tahu Serasi Bandungan, dan data penilaian modernitas sikap kewirusahaan yang dimiliki masing-masing pelaku usaha. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Analisis deskriptif digunakan untuk menggambarkan modernitas sikap kewirausahaan yang ada pada diri pelaku unit usaha KWTD Tahu Serasi Bandungan. Sedangkan analisis kuantitatif dalam penelitian ini meliputi analisis tingkat modernitas sikap serta hubungannya terhadap keberhasilan unit bisnis. Data yang diperoleh dari kuesioner akan diolah menggunakan software computer Microsoft Excel, dan SPSS 15.0 for Windows.

4.6.1. Analisis Deskriptif

Dalam menggambarkan modernitas sikap kewirausahaan pelaku usaha digunakan analisis deskriptif yang didukung oleh hasil pengukuran melalui rumus skor modernitas. Dengan demikian dapat diketahui tingkat modernitas masing-masing tema sikap yang dimiliki oleh pelaku usaha. 4.6.2. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 4.6.2.1. Skor Modernitas Rata-Rata Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil penelitian, terlebih dahulu melewati proses coding, scoring, untuk selanjutnya dipindahkan ke dalam tabel frekuensi dan tabel tabulasi silang. Proses pengolahan data diuraikan sebagai berikut : a. Coding meliputi proses memberikan kode atau simbol pada setiap kategori jawaban responden baik dari karakteristik responden maupun tiap pernyataan sikap kewirausahaan. Proses coding dipakai untuk menyederhanakan jawaban responden dalam bentuk kode atau simbol tertentu. 46 b. Scoring meliputi proses penyederhanaan jawaban responden atas pernyataan modernitas yang dibuat konsisten dalam bentuk data ordinal pada masing-masing jawaban pertanyaan. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, yaitu tentang bagaimana modernitas sikap kewirausahaan pelaku usaha KWTD Tahu Serasi Bandungan akan menggunakan rumus skor modernitas rata-rata Prasojo 1987 sebagai berikut : . ∑ . Keterangan: X = skor modernitas rata-rata sikap kewirausahaan n = jumlah responden i = kategori responden p = jumlah pertanyaan 1 i = skor modernitas tiap kategori jawaban X i = jumlah responden dalam tiap kategori Dari rumus skor modernitas rata-rata sikap kewirausahaan tersebut, dibuat kategori modernitas sikap kewirausahaan, mencakup dua tingkat yakni modern dan tidak modern. Kategori modern memiliki skor modernitas yakni berkisar antara 3 sampai dengan 4, sedangkan untuk kategori sikap yang tidak modern skornya berkisar antara 1 sampai dengan 2,99. Rumus skor modernitas sikap kewirausahaan pelaku usaha unit bisnis tahu serasi di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang. Rumus skor modernitas sikap kewirausahaan dilihat dengan dua cara, yaitu: 1. Melihat modernitas sikap kewirausahaan anggota untuk semua tema kewirausahaan. 2. Melihat modernitas sikap kewirausahaan anggota untuk masing-masing tema sikap kewirausahaan

4.6.2.2. Analisis Korelasi Chi Square

Penelitian selanjutnya yaitu tentang bagaimana hubungan modernitas sikap kewirausahaan pelaku usaha dengan keberhasilan usaha menggunakan analisis korelasi Chi Square. Analisis ini dikembangkan untuk menguji 47 apakah beberapa ukuran nominal berhubungan satu sama lain atau tidak. Dengan kata lain, apakah dua atau lebih distribusi populasi didistribusikan dalam bentuk sama dan sehubungan dengan kriteria yang diinginkan. Analisis ini dilakukan dengan alat bantu berupa software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 15.0 for Windows Nazir 2005 Rumus korelasi Chi Square yang digunakan adalah sebagai berikut: Keterangan: X 2 = chi square Oij = frekuensi yang termasuk pada tiap sel i,j Eij = frekuensi yang diharapkan dalam sel i,j k = jumlah baris n = jumlah kolom Rumus tersebut digunakan karena data yang ada untuk kedua variabel adalah dalam bentuk data kategorik dan nominal dan rumus tersebut sesuai digunakan untuk melihat korelasi dua variabel dengan bentuk data nominal. Dengan demikian diperoleh keputusan uji sebagai berikut : 1. Jika nilai ρhitung ρtabel, maka terima Ho, artinya modernitas sikap kewirausahaan pelaku dengan keberhasilan unit usaha saling bebas tidak ada hubungan. 2. Jika nilai ρhitung ρtabel maka terima H 1 , artinya modernitas sikap dengan keberhasilan unit usaha tidak saling bebas ada hubungan.

4.7. Definisi Operasional

Modernitas sikap kewirausahaan adalah pandangan individu untuk merespon secara konsisten terhadap ciri-ciri yang dimiliki seseorang wirausahawan dari pernyataan proyeksi dari masing-masing atribut sikap dengan empat alternatif jawaban. Adapun atribut modernitas sikap kewirausahaan tersebut meliputi sikap: 48 1 Sikap mental mengutamakan prioritas adalah sikap yang mengarahkan pada kemampuan dalam mengutamakan prioritas yang lebih penting dari segala sesuatu yang ada di lingkungannya untuk mencapai tujuan berusaha. Sikap yang dianggap modern ditentukan dari kemampuan individu untuk mengutamakan prioritas dalam memanfaatkan baik informasi, dana, maupun kredit. Sedangkan sikap yang tidak modern ditentukan dari kemampuannya untuk tidak bersedia mengutamakan prioritas dalam memanfaatkan baik informasi, dana, maupun kredit. 2 Sikap mental mengambil risiko adalah sikap terarah yang mengacu kepada kemampuan dalam menanggung risiko lebih modern dengan memperhitungkan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan usahanya. Seorang wirausaha modern akan cenderung menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangannya, dan menjauhi risiko yang tinggi, karena mereka ingin berhasil. Dengan kata lain sikap modern dimiliki oleh mereka yang menyukai risiko sedang, dan sikap tidak modern dimiliki mereka yang menyukai risiko tinggi dan rendah, bahkan tidak berani untuk menanggung risiko sama sekali. 3 Sikap mental inovatif adalah sikap terarah yang mengacu kepada kemampuan dalam menemukan ide-ide atau cara-cara baru yang lebih bermanfaat untuk meningkatkan keberhasilan baik produk maupun teknis pelaksanaan. Sikap modern dimiliki oleh mereka yang tertarik untuk mempelajari dan memperhitungkan hal-hal baru, memberikan gagasan dan alternatif untuk mendukung usahanya, sedangkan mereka yang memiliki sikap yang tidak modern yakni mereka yang tidak tertarik untuk mempelajari dan memperhitungkan hal-hal di bidang usaha yang baru dan menemukan gagasan baru. 4 Sikap mental yang mengunggulkan kerja keras adalah sikap terarah yang mengacu pada kemampuan menunjukkan untuk selalu terlibat dalam situasi kerja dan tidak mudah menyerah sebelum pekerjaan selesai. Seorang yang mempunyai pandangan kewirausahaan yang modern akan bersikap optimis tidak pasrah terhadap nasib terhadap hasil 49 pekerjaannya atau memiliki keyakinan bahwa setiap usaha suatu saat akan berkembang mencapai hasil yang memuaskan. Sedangkan, mereka yang tidak modern menyukai pekerjaan yang mudah tanpa perlu kerja keras, tidak harus bekerja, serta tidak menyukai tantangan. 5 Sikap mental menghargai waktu. Pandangan mengenai kerja keras memiliki kaitan erat dengan masalah penggunaan waktu yang efisien dan mutu hasil yang dikehendaki. Seorang wirausaha modern akan memandang waktu sebagai salah satu modal kerja, sehingga setiap jam akan dipergunakan untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat terutama dalam rangka memajukan usaha. Sedangkan, wirausaha yang tidak modern menganggap bahwa kegiatan yang bermanfaat seperti mengikuti pelatihan hanya akan membuang waktu, dan memaklumi orang jika tidak dapat menepati janji. 6 Sikap memiliki motivasi berprestasi adalah keinginan untuk berbuat sebaik mungkin tanpa banyak dipengaruhi oleh prestise dan pengaruh sosial, melainkan demi kepuasan pribadinya. Motif ini muncul untuk melakukan sesuatu secara sukses dan menjauhi kegagalan. Seorang wirausaha yang modern berambisi untuk mencapai prestasi, dan berusaha untuk mencapai kinerja walaupun ia mengalami kegagalan. Sedangkan, mereka yang tidak modern menganggap bahwa kegagalan hanya menurunkan prestasi kerja, dan mereka tidak tertarik dengan ambisi untuk mencapai prestasi. 7 Sikap mental percaya diri adalah sikap yang mengacu pada kemampuan yang menunjukkan sikap percaya kepada kemampuan sendiri, tidak ragu- ragu dalam bertindak dan selalu optimis dalam segala hal situasi. Seseorang dengan sikap tidak modern tidak memiliki rasa percaya diri, dan pesimis untuk melakukan sesuatu. Sedangkan, mereka yang memiliki sikap modern adalah mereka yang selalu optimis dan tidak ragu melakukan dan menyelesaikan pekerjaannya. 8 Sikap mental tanggung jawab individual. Pemikulan tanggung jawab disini, lebih berarti individualisme, di mana si pribadi sendiri yang akan merasakan dan menerima hasil dari keberhasilannya maupun akibat dari 50 kegagalannya. Besar keinginannya untuk bertanggung jawab ada kaitannya dengan kebebasan individu dalam membuat keputusan sendiri terutama dalam hal perkembangan usaha. Seorang yang modern memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk menyelesaikan tugasnya, bertanggung jawab terhadap perbuatannya, serta berupaya memperbaiki hasil usahanya. Sedangkan, mereka yang tidak modern adalah bersikap masa bodoh terhadap pekerjaannya, dan tidak bertangung jawab terhadap kegagalan usahanya. Masing-masing tema sikap akan memiliki skor antara 1 sampai dengan 4. Skor tersebut diperoleh dari rumus modernitas rata-rata yang akan dibagi dalam dua kelompok kategori yaitu modern dan tidak modern, dimana skor sikap yang tidak modern antara 1 sampai dengan 2,99; dan skor modern antara 3 sampai dengan 4. 51 V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN USAHA

5.1. Potensi Wilayah