22 menghargai waktu; 6 sikap memiliki motivasi berprestasi; 7 sikap mental
percaya diri; 8 sikap mental tanggung jawab individual. Dari kedelapan atribut tersebut, diujikan terhadap responden yang
merupakan pengurus koperasi karyawan di Kecamatan Cibinong. Secara umum, dari semua responden yang diteliti memiliki pandangan yang modern terhadap
kedelapan tema sikap. Melalui Uji Koefisien Rank Spearman diperoleh hasil bahwa variabel modernitas sikap kewirausahaan tidak memiliki korelasi dengan
keberhasilan koperasi. Hal ini dilihat dari
ρ
hitung yang lebih kecil
dibandingkan
ρ
tabel, yang berarti bahwa modernitas sikap kewirausahaan pengurus tidak berhubungan dengan keberhasilan koperasi karyawan.
2.4. Kriteria Usaha Mikro, Kecil dan Menengah
Menurut Partomo dan Soedjono dalam Widiameiga 2010 definisi UMKM pada umumnya mencakup dua aspek, yaitu aspek penyerapan tenaga
kerja dan aspek pengelompokkan perusahaan ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap dalam gugusankelompok perusahaan tersebut range of the
member employees. Berdasarkan UU Nomor 9 dan Inpres Nomor 10, beberapa instansi
menetapkan kriteria Usaha Kecil dan Usaha Menengah menurut beberapa pendekatan. Departemen Perindustrian, Lembaga Bank, dan Kamar Dagang
Indonesia KADIN menetapkan kriteria Usaha Kecil, dan Usaha Menengah berdasarkan pendekatan kriteria modal. Berdasarkan jumlah modal, Usaha
Mikro adalah usaha dengan modal kurang dari 200 juta rupiah. Usaha Kecil adalah usaha dengan modal sebesar 200 juta hingga satu milyar rupiah.
Sedangkan Usaha Menengah adalah usaha dengan modal sebesar satu hingga lima milyar rupiah. Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja dan Badan Pusat
Statistik BPS menetapkan kriteria Usaha Kecil, dan Usaha Menengah berdasarkan pendekatan tenaga kerja. Sesuai dengan jumlah penggunaan tenaga
kerja, Usaha Mikro adalah usaha dengan penggunaan tenagakerja 1-4 orang. Usaha Kecil adalah usaha dengan penggunaan tenagakerja 5-19 orang,
sedangkan Usaha Menengah adalah usaha dengan penggunaan tenaga kerja 20- 99 orang, Heatubin 2008.
23 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah :
1 Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang, perorangan danatau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. 2 Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai
atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. 3 Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang, perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Kecil atau Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil
penjualan tahunan sebagaimana diatur Undang-Undang ini. Adapun kriteria dari UMKM dalam Undang-Undang Republik Indonesia
Tahun 2008, Pasal 6 adalah sebagai berikut: 1 Usaha Mikro memiliki kekayaan bersih asset kurang dari Rp 50.000.000
lima puluh juta rupiah di luar tanah dan bangunan, omzet tahunan paling banyak Rp 300.000.000 tiga ratus juta rupiah.
2 Usaha Kecil memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000 lima puluh juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000 lima
ratus juta rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000 tiga ratus juta
rupiah sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000 dua milyar lima ratus juta rupiah.
3 Usaha Menengah memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000 lima ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000
sepuluh milyar rupiah tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha,
24 memiliki hasil penjualan tahunan Rp 2.500.000.000 dua milyar lima ratus
juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000 lima puluh milyar rupiah.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik 2004 mengategorikan usaha mikro berdasarkan jumlah tenaga kerja yang dipekerjakan. Industri kerajinan rumah
tangga adalah perusahaan atau usaha industri pengolahan yang mempunyai pekerja 1-4 orang, sedangkan industri kecil mempekerjakan 5 sampai 19 orang,
Kurniawan 2008. Menurut Hastuti dalam Kurniawan 2008 usaha mikro adalah kegiatan bisnis yang mempekerjakan maksimal 10 orang pegawai
termasuk anggota keluarga yang tidak dibayar. Kadangkala hanya melibatkan 1 orang, yaitu pemilik yang sekaligus menjadi pekerja serta kepemilikan asset dan
pendapatannya terbatas. Kemudian dipaparkan oleh Sinaga dalam Kurniawan 2008 bahwa
Industri Kecil dapat digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan aspek pengolahan dan teknologi yang digunakan, yaitu: 1 Kelompok industri kecil
tradisional yang memiliki ciri-ciri penggunaan teknologi yang sederhana berlandaskan dukungan unit pelayanan teknis dan mempunyai keterkaitan
dengan sektor ekonomi lain secara regional. Pengelolaannya bersifat sektoral dan masih dalam batas pembinaan administratif pemerintah; 2 Kelompok
industri kerajinan menggunakan teknologi tepat guna tingkat madya dan sederhana, merupakan perpaduan industri kecil yang menerapkan proses modern
dengan keterampilan nasional. Ciri yang amat spesifik adalah mengembangkan misi pelestarian budaya bangsa erat kaitannya dengan seni budaya bangsa; 3
Kelompok industri kecil modern menggunakan teknologi madya hingga modern dengan skala produksi terbatas, didasarkan atas dukungan penelitian dan
pengembangan di bidang teknik. Penggunaannya lebih bersifat lintas sektoral dan menggunakan mesin industri produksi khusus.
2.5. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sektor Pengolahan