51
V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN USAHA
5.1. Potensi Wilayah
Kecamatan Bandungan memiliki peran strategis sebagai salah satu tujuan wisata Kabupaten Semarang. Letak wilayah Kecamatan Bandungan berada di
lereng Gunung Ungaran merupakan dataran tinggi dengan suhu udara relatif sejuk, sehingga menjadi salah satu daya tarik wisata dan minat pengunjung.
Lahan pertanian masih luas pada umumnya ditanami jenis tanaman pangan dan hortikultura seperti sayur-sayuran yang merupakan komoditi utama dari
Kecamatan Bandungan dan wilayah sekitarnya. Oleh sebab itu, Kecamatan Bandungan menjadi salah satu daerah sentra produk agribisnis, baik produk
segar maupun produk olahan. Potensi tersebut difasilitasi oleh adanya terminal agribisnis yang merupakan pusat kegiatan ekonomi bagi pelaku usaha di sektor
pertanian. Beberapa sektor yang berperan bagi perekonomian Kecamatan Bandungan
antara lain sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi dengan kontribusi 33,20 persen. Sektor-sektor yang mempunyai andil terbesar itu adalah
sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi sebesar 39,33 persen atau 50 356,43 juta rupiah, sektor jasa-jasa sebesar 32,06 persen atau 41 055,48
juta rupiah, dan sektor pertanian sebesar 20,88 persen atau 26 734,74 juta rupiah. Disamping sektor-sektor tersebut, usaha Tahu Serasi juga memiliki andil dalam
perekonomian Kecamatan Bandungan. Sebagai produk khas atau oleh-oleh, Tahu Serasi menjadi salah satu produk icon yang diminati pengunjung atau
wisatawan.
5.2. Sejarah Singkat KWT Damai
Kelompok Wanita Tani Damai merupakan salah satu wadah perkumpulan masyarakat yang mayoritas anggotanya adalah wanita dari beberapa desa di
Kecamatan Bandungan antara lain Desa Ampelgading, Desa Golak, Desa Karanglo, dan Desa Kenteng. Sebelumnya pernah berdiri Gabungan Kelompok
Tani Mekar Tani, namun peran sertanya masih belum maksimal. Kelompok Wanita Tani Damai merupakan salah satu kelompok usaha yang bergerak di
52 bidang agribisnis yang memfokuskan pada usaha pengolahan kedelai menjadi
produk tahu dan susu sari kedelai. Usaha ini pada awalnya berdiri karena inisiatif Ibu Subiyati yang tidak lain merupakan ketua Kelompok Wanita Tani
Damai. Sebelum memulai usaha ini, Ibu Subiyati adalah seorang karyawan accounting Hotel Amanda. Namun, sejak krisis ekonomi tahun 1997 minat
pengunjung hotel semakin menurun dan berpengaruh terhadap pendapatan karyawannya. Oleh karena itu, Ibu Subiyati beralih profesi dan mulai merintis
usaha Tahu Serasi. Alasan beliau untuk memulai usaha ini karena Tahu Serasi sudah menjadi icon atau oleh-oleh khas dari desa wisata di Kecamatan
Bandungan. Namun, pada saat itu produsen yang mengusahakan masih terbatas, yaitu hanya satu pabrik dengan kapasitas produksi yang belum mencukupi
permintaan dan dikelola oleh bukan warga lokal. Melihat kenyataan tersebut, Ibu Subiyati kemudian mulai merintis usaha Tahu Serasi karena persaingan antar
produsen tidak begitu banyak, dan minat konsumen yang pada umumnya adalah wisatawan masih tinggi.
KWT Damai terbentuk sejak tahun 1998 dengan jumlah anggota 21 orang. Dalam perkembangannya KWT Damai memulai usaha pengolahan kedelai
menjadi tahu yang kemudian dikenal dengan nama produk Tahu Serasi Bandungan dan menjadi penciri khas oleh-oleh kawasan wisata Bandungan,
Kabupaten Semarang. Masing-masing anggota memiliki kios sendiri dalam melakukan penjualan. Usaha produksi tahu secara mandiri dilakukan oleh
kelompok pada tahun 2004. Hal ini didukung oleh adanya bantuan baik berupa dana maupun peralatan dari BPMKP Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian Kabupaten Semarang sehingga kelompok dapat mendirikan rumah produksi tahu secara kolektif. Selain unit
usaha Tahu Serasi, KWT Damai juga membentuk koperasi simpan pinjam dan usaha fotocopy. Pada tahun 2007 KWT Damai memperoleh badan hukum
sebagai Koperasi Serba Usaha “DAMAI” dimana di dalam ADART nya berprinsipkan koperasi. Hasil dari simpanan pokok dan simpanan wajib anggota
selanjutnya dikelola untuk mengembangkan usaha Tahu Serasi Bandungan. Diantaranya, menambah kapasitas produksi, memperbaiki kemasan, re-investasi
alat dan akumulasi modal. Selain bantuan dana dan peralatan, KWT Damai juga
53 beberapa kali memperoleh pelatihan dari Dinas Pertanian dan civitas akademika
setempat seperti universitas dan sekolah tinggi. Pelatihan yang diberikan meliputi pendidikan kewirausahaan, teknologi pengolahan hasil pertanian, dan
pemahaman tentang UMKM.
5.3. Visi, Misi, dan Tujuan Usaha