Dalam penelitian ini motivasi berprestasi siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Dengan adanya motivasi berprestasi dalam diri setiap siswa maka akan ada
keinginan untuk berprestasi sehingga prestasi belajarnya akan memuaskan. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menghasilkan prestasi belajar IPA yang lebih
tinggi dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi siswa rendah. Hal ini diperkuat dengan hasil uji lanjut anava bahwa prestasi belajar antara siswa yang memiliki
motivasi berprestasi tinggi berbeda nyata dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Rerata prestasi belajar siswa yang memiliki motivasi berprestasi
tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah yaitu 86,9 76,33 maka siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan
menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasi penelitian yang dilakukan oleh Prantya 2008 dengan judul ”Kontribusi Fasilitas Belajar dan Motivasi Berprestasi Terhadap
Hasil Belajar Kimia pada Siswa SMA Negeri 1 Karangnongko Kabupaten Klaten”. Penelitian ini menyimpulkan bahwa ada pengaruh positif signifikan antara motivasi
berprestasi terhadap hasil belajar kimia. Hal ini berarti bahwa siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dari pada
siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.
3. Hipotesis ketiga
Berdasarkan hasil perhitungan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama diperoleh F hitung 16,82 oleh karena F
c
= 16,82 F
0,05; 2,58
= 3,15, maka hal ini berarti bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA. Gaya belajar merupakan
kombinasi dari seseorang menyerap, dan mengatur serta mengolah informasi. Gaya
belajar siswa dibedakan menjadi tiga yaitu: visual, auditory dan kinestetik. Dari hasil penelitian didapat bahwa gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA.
Menurut Murat Peker Seref Mirasyedioglu 2008 dalam penelitiannya yang berjudul “Pre-Service Elementary School Teachers’ Learning Styles and Attitudes
towards Mathematics” gaya belajar siswa berpengaruh dalam proses pembelajaran. Selain itu, Lena M. Ballone Charlene M. Czerniak 2001 dalam penelitiannya yang
berjudul “Teachers Beliefs About Accommodating Students Learning Styles In Science” Classes juga menyimpulkan bahwa gaya belajar siswa berpengaruh dalam pemilihan
strategi pembelajaran IPA. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dengan guru memperhatikan gaya belajar setiap siswa pada saat proses pembelajaran IPA, dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA sehingga prestasi belajarnya dapat lebih baik. Dari hasil uji lanjut anava didapat bahwa gaya belajar kinestetik berbeda nyata dengan
gaya belajar auditory dan visual. Dan antara gaya belajar auditory dan visual tidak berbeda nyata. Dari rerata tiap gaya belajar dapat disimpulkan bahwa gaya belajar
kinestetik menghasilkan prestasi belajar lebih tinggi yaitu 87,10 dibandingkan dengan gaya belajar auditory yaitu 76,99 dan visual yaitu 80,43.
Gaya belajar kinestetik merupakan gabungan dari gaya belajar auditory dan visual yaitu siswa menangkap ucapan guru dengan mendengarkan dan menangkap gerak-gerik
guru dengan melihat kemudian mengekspresikan sesuatu yang didengar dan dilihat dengan mencatat, seperti yang dikemukakan oleh Mel Silberman 2001: 6 bahwa gaya
belajar kinestetik adalah mengedepankan aktivitas biasanya dengan mencatat. Aktivitas yang dilakukan siswa dengan gaya belajar kinestetik ini yang dapat membuat siswa
menjadi lebih cepat menangkap dan mengingat materi. Jadi siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik dapat menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan siswa
yang memiliki gaya belajar auditory dan visual.