1 Prestasi belajar
NHT 0.1339
0.1500 Ho ditolak
Sampel berdistribusi
normal
2 Prestasi belajar
TPS 0.0998
0.1500 Ho ditolak
Sampel berdistribusi
normal
Uji normalitas yang dilakukan dengan menggunakan taraf signifikansi a= 0,05. Dari tabel 4.6 dapat dilihat bahwa L
tabel
L
hitung
, sehingga dapat disimpulkan Ho ditolak. Hal ini berarti bahwa data prestasi belajar dalam penelitian ini berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas ini bertujuan untuk mengetahui sampel berasal dari populasi
yang berdistribusi dari variansi yang homogen atau tidak. Teknik yang digunakan dalam uji homogenitas dengan uji Bartlett. Dari hasil pengujian homogenitas prestasi belajar
didapat c
2
obs = 0,029 dengan c
2 0,05;1
= 3,841. DK = {c
2
c
2
3,841}; c
2
obs = 0,029 Î DK maka H
o
diterima. Kesimpulannya data prestasi belajar dalam penelitian berasal dari populasi yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis
1. Analisis Variansi Tiga Jalan Isi Sel Tak Sama Data-data yang diperoleh dari hasil penelitian yang berupa skor motivasi
berprestasi, skor gaya belajar, dan nilai prestasi belajar dianalisis dengan analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama. Dari hasil pengujian didapat:
Tabel 4.7 Rangkuman Hasil Uji Anava dengan taraf signifikansi 0,05 No
Variabel F
hitung
F
tabel
Keputusan 1
2 3
Model pembelajaran kooperatif Motivasi berprestasi
Gaya belajar 7,65
33,15 16,82
4,00 4,00
3,15 H
OA
ditolak H
OB
ditolak H
OC
ditolak
4 5
6 7
Model pembelajaran kooperatif dengan motivasi berprestasi
Model pembelajaran kooperatif dengan gaya belajar
Motivasi berprestasi
dengan gaya
belajar Model pembelajaran kooperatif dengan
motivasi berprestasi dan gaya belajar 0,00
0,64 0,95
2,95 4,00
3,15 3,15
3,15 H
OAB
diterima H
OAC
diterima H
OBC
diterima H
OABC
diterima
Berdasarkan hasil pengujian dengan analisisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama diatas dapat diartikan sebagaimana tertulis di bawah ini.
1. F model pembelajaran kooperatif atau F
A
= 7,65 F
0,05; 1,58
= 4,00, maka H
OA
model pembelajaran kooperatif tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA ditolak. Hal
ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA;
2. F motivasi berprestasi atau F
B
= 33,15 F
0,05; 1,58
= 4,00, maka H
OB
motivasi berprestasi tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA ditolak. Hal ini berarti
bahwa motivasi berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA; 3.
F gaya belajar atau F
C
= 16,82 F
0,05; 2,58
= 3,15, maka H
OC
gaya belajar berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA ditolak. Hal ini berarti bahwa motivasi
berprestasi berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA; 4.
F interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar IPA atau F
AB
= 0,00 F
0,05; 1,58
= 4,00, maka H
OAB
tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi berprestasi
terhadap prestasi belajar IPA diterima. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan motivasi berprestasi terhadap prestasi
belajar IPA; 5.
F interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan gaya belajar terhadap prestasi belajar IPA atau F
AC
= 0,64 F
0,05; 2,58
= 3,15, maka H
OAC
tidak terdapat