4. apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together NHT dan Think Pair Share TPS dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar IPA?
5. apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads
Together NHT dan Think Pair Share TPS dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA?
6. apakah terdapat interaksi antara motivasi berprestasi siswa dengan gaya belajar
siswa terhadap prestasi belajar IPA? 7.
apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together NHT dan Think Pair Share TPS dengan motivasi berprestasi siswa
dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1.
pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif dengan Numbered Heads Together NHT dan Think Pair Share TPS terhadap prestasi belajar IPA;
2. pengaruh motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar IPA;
3. pengaruh gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA;
4. interaksi antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together NHT
dan Think Pair Share TPS dengan motivasi berprestasi siswa terhadap prestasi belajar IPA;
5. interaksi antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together NHT
dan Think Pair Share TPS dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar IPA;
6. interaksi antara motivasi berprestasi siswa dengan gaya belajar siswa terhadap
prestasi belajar IPA; 7.
interaksi antara model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together NHT dan Think Pair Share TPS dengan motivasi berprestasi siswa dan gaya belajar
siswa terhadap prestasi belajar IPA.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
manfaat teoritis: a.
untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran kooperatif dengan Numbered Heads Together NHT dan Think Pair Share TPS dengan
meninjau motivasi berprestasi siswa dan gaya belajar siswa; b.
untuk menambah dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dalam mendukung teori–teori yang telah ada sehubungan dengan masalah
yang diteliti. 2.
manfaat praktis: a.
masukan kepada guru agar lebih mencermati dalam menentukan model pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan dengan baik;
b. memberikan masukan pemilihan model pembelajaran yang diharapkan
lebih memberikan efektifitas pembelajaran; c.
hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi peneliti lain untuk melakukan pengembangan penelitian yang sejenis.
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR, DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran
Belajar merupakan komponen yang paling vital dalam setiap usaha penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, sehingga tanpa proses belajar
sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan. Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, belajar hanya dialami oleh siswa sendiri Syaiful
Sagala, 2003: 13. Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi: a. belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan,
kebiasaan, dan tingkah laku; b. ”belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi Syaiful Bahri Djamarah, 2002: 22.
“Pembelajaran adalah proses membelajarkan siswa menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid”
Syaiful Sagala, 2003: 61. Menurut Hilgard dan Bower dalam Jogiyanto 2006: 12 ”pembelajaran dapat
didefinisikan sebagai suatu proses yang kegiatannya berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi dengan keadaan bahwa karakteristik dan perubahan
aktivitas tersebut tidak dapat dijelaskan dengan dasar kecenderungan-kecenderungan reaksi asli, kematangan atau perubahan-perubahan sementara dari organisme”. Dunkin
dan Biddle dalam Syaiful Sagala 2003: 63 menyatakan bahwa proses pembelajaran atau pengajaran kelas classrom teaching berada pada empat variabel interaksi yaitu: variabel
10
pertanda presage variable berupa pendidik, variabel konteks context variable, berupa peserta didik, sekolah dan masyarakat, variabel proses proses variable, berupa interaksi
peserta didik dengan pendidik dan, variabel produk product variable berupa perkembangan peserta didik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Pembelajaran yang baik mempunyai sasaran–sasaran yang seharusnya berfokus pada hal–hal sebagai berikut: a. meningkatkan kualitas berfikir qualities of mind yaitu
berfikir dengan efisien, kontruktif, mampu melakukan judmen judgment dan kearifan wisdom; b. meningkatkan attitude of mind, yaitu menekankan pada keingintahuan
curiosity, aspirasi-aspirasi dan penemuan–penemuan. Pembelajaran juga merupakan suatu kegiatan “seni” untuk mendorong orang untuk menemukan sesuatu discovery
process; c. meningkatkan kualitas personal qualities of person yaitu karakter character,
sensitivitas sensitivity,
intregitas intregrity,
tanggung jawab
responbility; d. meningkatkan kemampuan untuk menerapkan konsep–konsep dan pengetahuan–pengetahuan di situasi spesifik Jogiyanto, 2006: 20.
Belajar merupakan suatu tindakan dalam dunia pendidikan yang hanya dialami oleh siswa, sedangkan pembelajaran merupakan komunikasi dua arah yaitu antara guru
sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik. Pembelajaran terjadi ketika seseorang berubah secara alami atau karena menjadi dewasa yang dapat terjadi dengan sendirinya
atau bukan karena perubahannya sementara saja tetapi lebih karena reaksi dari sesuatu yang dihadapi.
Pada proses pembelajaran perlu didukung oleh beberapa teori belajar. Ada beberapa macam teori belajar, diantaranya adalah:
a. Teori Belajar Piaget
Menurut Piaget, proses belajar harus disesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Dalam hal ini Piaget membaginya dalam empat tahap yaitu: