Uji Coba Instrumen Pengambilan Data

dengan sampel yang akan diteliti. Selain untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas instrumen, untuk instrument tes juga untuk mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda tes prestasi belajar. 1. Instrumen tes prestasi belajar a. Uji validitas Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap aspek yang dinilai, sehingga betul-betul dapat menilai sesuatu yang seharusnya dinilai. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur sesuatu yang hendak diukur. Validitas tes ini dicari melalui uji coba tes hitung korelasi antara skor item dengan skor total. Pengukuran validitas soal prestasi belajar menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yaitu : r xy = [ ][ ] 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n S - S S - S S S - S Dimana: r xy = koefisien korelasi antara item dengan skor total N = jumlah subyek x = skor item nomor tertentu y = skor total Hasil yang diperoleh dikonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui valid tidaknya korelasi tersebut. Jika r xy ñ r tabel maka soal tersebut valid Suharsimi Arikunto, 2006: 72. Dari hasil uji validitas instrumen tes prestasi belajar dengan jumlah soal 35 butir diperoleh 30 butir soal valid dan 5 butir soal tidak valid. Untuk 30 butir soal yang valid adalah no 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33 dan 34. Sedangkan 5 butir soal yang tidak valid adalah no 5, 13, 19, 25 dan 35. b. Uji reliabilitas Reliabilitas tes adalah ketetapan suatu tes apabila diujikan kepada subyek yang sama. Tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap, artinya apabila tes tersebut dikenakan pada sejumlah subyek yang sama pada lain waktu, maka hasilnya tetap sama. Untuk uji reliabilitas terdapat beberapa rumus yaitu KR-20, KR-21, splitblate belah dua dan lain-lain. Reliabilitas tes prestasi diuji dengan rumus KR-20 karena soal menghasilkan jawaban benar dan salah. Rumus KR-20 yaitu: r ii = þ ý ü î í ì å - - 2 2 1 t i i t S q p S k k dimana : k : jumlah item dalam instrumen p i : proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada item 1 q i : 1 - p i s 2 t : varians total Sugiyono, 1999: 278 Harga r 11 yang diperoleh disebut r hitung . Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment, sehingga diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika r hitung r tabel maka korelasi tersebut signifikan dan berarti soal reliabel. Hasil uji reliabilitas instrumen tes prestasi belajar didapat r 11 atau r hitung = 0,958 dengan r tabel = 0,396, karena r hitung r tabel berarti instrumen tes prestasi belajar reliabel. c. Uji derajat kesukaran soal Untuk mendapatkan soal yang tidak terlalu sulit dan tidak terlalu mudah, maka soal dalam penelitian ini dicari tingkat kesukaran. Uji ini hanya untuk soal pada tes prestasi belajar. Besarnya tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus: P= JS B Dimana : P = tingkat kesukaran B = jumlah siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah subyek didik Dari hasil pengujian dengan rumus tersebut dikategorikan sebagai berikut : 0,00 P 0,30 : soal terlalu sukar 0,30 P 0,70 : soal cukup sedang 0,70 P 1,00 : soal terlalu mudah Suharsimi Arikunto, 2006: 208 Hasil uji derajat kesukaran semua soal dalam instrumen tes prestasi masuk dalam kategori cukup atau sedang, dengan nilai P pada item soal no 1 sampai 35 antara 0,44 dan 0,68. d. Uji daya pembeda soal Analisis daya beda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai dan siswa yang kurang pandai. Artinya apabila soal diberikan kepada siswa yang pandai hasilnya akan menunjukkan prestasi yang tinggi dan apabila soal diberikan kepada siswa yang kurang pandai maka hasilnya akan rendah. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari daya beda D adalah: D = B B A A J B J B - = P A -P B Dimana : D = daya pembeda soal J A = banyaknya siswa kelompok atas J B = banyaknya siswa kelompok bawah B A = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B B = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab b e n a r P A = A A J B p r oporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P = B B J B proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar. Suharsimi Arikunto, 2006: 213-214 Tabel 3.3 Angka Indeks Diskriminasi Item Besarnya Angka Indek Diskriminasi Item D Klasifikasi Interpretasi Kurang dari 0,20 Poor Butir item yang bersangkutan daya pembeda lemah sekali jelek, dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik 0,20 – 0,40 Satisfactory Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup sedang 0,40 – 0,70 Good Butir item yang bersangkutan telah memilik daya pembeda yang baik Dari hasil uji daya pembeda didapat 19 butir soal masuk kategori good atau baik yaitu no 1, 2, 4, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 21, 24, 26, 27, 30, 31 dan 34; 15 butir soal masuk kategori satisfactory atau sedang yaitu no 3, 5, 7, 10, 14, 15, 19, 20, 22, 23, 25, 28, 29, 32, dan 33; 1 butir soal yang masuk kategori poor atau jelek yaitu soal no 35. 2. Instrumen motivasi berprestasi a. Uji validitas Validitas berkenaan dengan ketetapan alat penilaian terhadap aspek yang dinilai, sehingga betul-betul dapat menilai sesuatu yang seharusnya dinilai. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur sesuatu yang hendak diukur. Validitas tes ini dicari melalui uji coba test hitung korelasi antara skor item dengan skor total. Pengukuran validitas instrumen ini menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar yaitu : r xy = [ ][ ] 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n S - S S - S S S - S 0,70 – 1,00 Excelent Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali Bertanda negatif - Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif jelek sekali Dimana: r xy = koefisien korelasi antara item dengan skor total N = jumlah subyek x = skor item nomor tertentu y = skor total Hasil yang diperoleh dikonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui valid tidaknya korelasi tersebut. Jika r xy ñ r tabel maka soal tersebut valid Suharsimi Arikunto, 2006: 72. Hasil uji validitas instrumen motivasi berprestasi yang berupa angket dari 40 butir soal terdapat 5 butir soal yang tidak valid yaitu soal no 11, 12, 13, 17 dan 30. Sedangkan 35 soal yang valid dan yang akan digunakan adalah no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, dan 40. b. Uji reliabilitas Reliabilitas angket motivasi berprestasi diuji dengan teknik alpha cronbach karena dalam setiap butir soalnya menggunakan empat pilihan jawaban dan teknik penskorannya menggunakan empat kategori. Serta tidak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. r ii = ú û ù ê ë é S S - úû ù êë é - 2 2 1 1 t b k k a a Dimana : k = jumlah item dalam instrumen ∑a b 2 = jumlah varians total ∑a t 2 = jumlah varians item Dengan : a t 2 = 2 2 2 n Y Y n S - S a b 2 = 2 2 2 n X X n S - S Sugiyono, 1999: 282 Harga r 11 yang diperoleh disebut r hitung . Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment, sehingga diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika r hitung r tabel maka korelasi tersebut signifikan dan berarti soal reliabel. Hasil uji reliabilitas didapat r 11 atau r hitung = 0,915 dengan r tabel = 0,396, karena r hitung r tabel berarti instrumen angket motivasi berprestasi reliabel. 3. Instrumen gaya belajar a. Uji validitas Pengukuran validitas instrumen gaya belajar menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil yang diperoleh dikonsultasikan ke tabel harga kritik r product moment sehingga dapat diketahui valid tidaknya korelasi tersebut. Jika r xy ñ r tabel maka soal tersebut valid Suharsimi Arikunto, 2006: 72. Hasil uji validitas instrumen gaya belajar yang berupa angket semua soal yang berjumlah 30 butir soal semua valid baik untuk auditory 10 soal; visual 10 soal; kinestetik 10 soal, karena r xy atau r hitung setiap item soal r tabel 0,396. b. Uji reliabilitas Reliabilitas angket gaya belajar diuji dengan teknik alpha cronbach karena dalam setiap butir soalnya menggunakan empat pilihan jawaban dan teknik penskorannya menggunakan empat kategori. Serta tidak ada jawaban yang benar dan jawaban yang salah. Harga r 11 yang diperoleh disebut r hitung . Harga tersebut kemudian dikonsultasikan dengan r tabel product moment, sehingga diketahui signifikan tidaknya korelasi tersebut. Jika r hitung r tabel maka korelasi tersebut signifikan dan berarti soal reliabel. Hasil uji reliabilitas soal gaya belajar yang auditory didapat r 11 atau r hitung = 0,684 dengan r tabel = 0,396, karena r hitung r tabel berarti instrumen reliabel. Hasil uji reliabilitas soal gaya belajar yang visual didapat r 11 atau r hitung = 0,718 dengan r tabel = 0,396, karena r hitung r tabel berarti instrumen reliabel. Hasil uji reliabilitas soal gaya belajar yang kinestetik didapat r 11 atau r hitung = 0,707 dengan r tabel = 0,396, karena r hitung r tabel berarti instrumen tes prestasi belajar reliabel.

I. Teknik Analisis Data

Setelah data dikumpulkan, maka data tersebut akan dianalisis untuk menguji kebenaran hipotesis dan juga memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini digunakan analisa variansi tiga jalan dengan sel tak sama. Sebelum melakukan analisa variansi terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas Sebelum data diolah untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu diuji sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Untuk keperluan ini digunakan metode Lilliefors, dengan statistik uji sebagai berikut: a. Hipotesis H : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal b. Statistik Uji i i Z S Z F maks L - = dengan FZ i = PZ ≤ Z i Z ~ N0,1 SZ i = Proporsi cacah Z ≤ Z i terhadap seluruh Z i s X X Z i i - = s = Simpangan baku 1 2 2 - - = å å n n X X N s c. Daerah Kritik Dk = {L L L n ; a } d. Keputusan Uji H diterima jika L ÎDk atau ditolak jika ÏDk b. Uji Homogenitas Uji ini bertujuan untuk mengetahui populasi penelitian mempunyai variansi yang sama atau tidak. Metode yang digunakan adalah metode Bartlett dengan statistik uji. a. Hipotesis H : 2 2 2 2 1 ... k s s s = = = sampel berasal dari populasi homogen H 1 : sekurang-kurangnya ada satu variansi yang tidak sama sampel tidak homogen b. Statistik Uji å - = log log 203 . 2 2 2 j j S f RKG f c X Dengan X 2 ~ X 2 k – 1 k = Banyaknya populasi = banyaknya sampel f = Derajat kebebasan untuk RKG = N – k f j = Derajat kebebasan untuk S j 2 = n j – 1 j = 1, 2, … k N = Banyaknya seluruh nilai n j = Banyaknya nilai ukuran ke-j = ukuran sampel ke-j ÷ ÷ ø ö ç ç è æ - - + = å f f k c j 1 1 1 3 1 1 2 2 2 1 ; j j j j j j j i S n n X X SS f SS RKG - = - = = å å å å c. Daerah Kritik Dk = { X 2 X 2 X 2 a ;k – 1} d. Keputusan Uji H ditolak jika X 2 ÎDk atau diterima jika X 2 ÏDk 2. Uji Hipotesis a. Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama Pemilihan teknik analisis dengan anava tiga jalan dengan sel tak sama karena data yang dipakai tidak diketahui proporsi atau perbandingan jumlah antara masing-masing kategori pada setiap variabelnya. a. Tujuan Analisis variansi tiga jalan sel tak sama ini bertujuan untuk menguji signifikansi perbedaan efek baris, efek kolom dan kombinasi efek kolom terhadap variabel terikat. b. Model X ijkl = µ + α i + β i + g k + αβ ij + αg ik + βg jk + αβg ijk Dengan : X jkl = Pengamatan ke-i di bawah faktor A penerapan model pembelajaran kooperatif, kategori i, faktor B motivasi berprestasi siswa kategori j, dan faktor C gaya belajar siswa kategori k. i = 1,2,3, ..., p; p = cacah kategori A, j = 1,2,3, ..., q; q = cacah kategori B, k = 1,2,3, ..., r; r = cacah kategori C, 1 = 1,2,3, ..., n; n = cacah pengamatan setiap sel n ijk = Cacah observasi pada sel abc ijk µ = Rerata besar pada populasi α 1 = Efek faktor ke A kategori ke-i β j = Efek faktor ke B kategori ke j g k = Efek faktor ke C kategori ke-k αβ ij = Interaksi faktor A dan faktor B αg ik = Interaksi fakLor B dan faktor C βg jk = Iiitrraksi faktor A dan faktor C αβg ijk = Interaksi factor A, faktor B, dan faktor C ε ijkl = Deviasi data amatan terhadap rataan populasinya µ ij yang berdistribusi normal dengan rataan 0 dan variansi σ ij 2 Tata Letak Data Tabel 3.4 Notasi dan Tata Letak Data A B B 1 B 2 C C 1 C 2 C 3 C 1 C 2 C 3 A 1 ABC 111 ABC 112 ABC 113 ABC 121 ABC 122 ABC 123 A 2 ABC 211 ABC 212 ABC 213 ABC 221 ABC 222 ABC 223 c. Hipotesis Pada analisis tiga jalan terdapat tujuh pasang hipotesis yang perumusannya adalah sebagai berikut: 1 H 1 : α i = 0 untuk semua i H 1 1 : α i ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu i 2 H 2 : β j = 0 untuk semua j H i 2 : β j ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu j 3 H 1 3 : g k = 0 untuk semua k H 3 : g k ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu k 4 H 12 : αβ ij = 0 untuk semua pasang i, j H 12 : αβ ij ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu i,j 5 H 13 : αg ik = 0 untuk semua pasang i, k H i 13 : αg ik ≠ 0 untuk sekurang-sekurangnya satu i, k 6 H 23 : βg jk = 0 untuk semua pasang j, k H 1 23 : βg jk ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu j, k . 7 H 123 : αβg ijk = 0 untuk semua pasang i,j,k H 1 123 : αβg ijk ≠ 0 untuk sekurang-kurangnya satu i, j, k d. Statistik Untuk hipotesis 1 dengan F A = RK A RK G Untuk hipotesis 2 dengan F B = RK B RK G Untuk hipotesis 3 dengan F C = RK C RK G Untuk hipotesis 4 dengan F AB = RK AB RK G Untuk hipotesis 5 dengan F AC = RK AC RK G Untuk hipotesis 6 dengan F BC = RK BC RK G Untuk hipotesis 7 dengan F ABC = RK ABC RK G Dengan RK A = JK A dK A RK B = JK B dK B RK C = JK C Dk C RK AB = JK AB Dk AB RK AC = JK AC dK AC RK BC = JK BC dK BC RK ABC = JK ABC dK ABC RK G = JK G dK G Dengan dK A = p-1 dK B = q-1 dK C = r-1 dK AB = p-1 q-1 dK AC = p-1 r-1 dK BC = q-1 r-1 dK ABC = p-1 q-1 r-1 dK G = N - pqr Jumlah Kuadrat JK diperoleh dari : a. Komponen JK 1 = pqr G 2 6 = å j i 2 y r AB , 2 = å ijk ijk SS 7 = å k i 2 ik q AC , 3 = å i 2 j qr A 8 = å k j 2 jk p BC , 4 = å j 2 j pr B 9 = å k j i 2 ijk ABC , , 5 = å k 2 k pq C b. JK dihitung dengan menggunakan simbol-simbol dari 1 yaitu: JK a = n h {3 - 1} JK b = n h {4 - 1} JK c = n h {5 - 1} JK ab = n h {6 - 4 - 3 + 1} JK ac = n h {7 - 5 - 3 + 1} JK bc = n h {8 - 5 - 4 + 1} JK abc = n h {9 - 8 - 7 - 6 - 1 + 5 + 4 + 3} JK g = 2 + JKt = n h {9 - 1} + JK g Dengan n h = å ijk ijk r 1 pqr e. Daerah Kritik Daerah kritik atau daerah penolakan untuk hipotesis nol masing-masing perlakuan sebagai berikut: F a = { F a | F a F a , dk a ; N-pqr } F b = { F b | F b F a , dk b ; N-pqr } F c = { F c | F c F a , dk c ; N-pqr } F ab = { F ab | F ab F a , dk ab ; N-pqr } F ac = { F ac | F ac F a , dk ac ; N-pqr } F bc = { F bc | F bc F a , dk bc ; N-pqr } F abc = { F abc | F abc F a , dk abc ; N-pqr } Dengan a adalah taraf signifikan. f. Keputusan Uji H ditolak apabila harga statistik uji yang bersesuaian melebihi harga kritiknya. Tabel 3.5 Rangkuman Analisis Variansi Tiga Jalan Sel Tak Sama Rangkuman JK db RK F obs F a A JK a db a RK a F a F B JK b db b RK b F b F C JK c db c RK c F c F AB JK ab db ab RK ab F ab F AC JK ac db ac RK ac F ac F BC JK bc db bc RK bc F bc F ABC JK abc db abc RK abc F abc F Galat JK g db g N-pqr - - Total JK t N-1 - - Keterangan: F adalah nilai F yang diperoleh dari tabel. b. Uji Lanjut Anava Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda dilakukan apabila terdapat Ho yang ditolak. Uji lanjut yang dilakukan menggunakan metode Scheefe. Uji ini untuk mengetahui perbedaan rerata setiap pasangan kolom dan pasangan sel. Dalam uji ini digunakan metode Scheffe dengan langkah-langkah sebagai berikut: b. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi rataan dan merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut. c. Menentukan tingkat signifikansi a d. Mencari nilai statistik uji F dan menentukan daerah kritik dengan menggunakan formula berikut : 1 Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar baris. ú ú û ù ê ê ë é + - = - . . 2 . . . . 1 1 j i j i j i n n RKG X X F dengan F i.-j. = Nilai F pada pembandingan baris ke-i dan baris ke-j . i X = Rataan pada baris ke-i . j X = Rataan pada baris ke-j RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n i. = Ukuran sampel baris ke-i n j. = Ukuran sampel baris ke-j Dk = {F F p – 1 F a ;p-1, N-pq } 2 Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar kolom. ú ú û ù ê ê ë é + - = - j i j i j i n n RKG X X F . . 2 . . . . 1 1 dengan F. i-.j = Nilai F pada pembandingan kolom ke-i dan kolom ke-j i X . = Rataan pada kolom ke-i j X . = Rataan pada kolom ke-j RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n. i = Ukuran sampel kolom ke-i n. j = Ukuran sampel kolom ke-j Dk = {F b F b q – 1 F a ;q-1, N-pq} 3 Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama. ú ú û ù ê ê ë é + - = - j i j i j i n n RKG X X F 1 1 2 dengan F ij-kj =Nilai F pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj ij X = Rataan sel ke-ij kj X = Rataan pada sel ke-kj RKG = Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n ij = Ukuran sampel sel ke-ij n kj = Ukuran sampel sel ke-kj Dk = {F F pq-1F a ;pq-1,N-pq } 4 Uji Scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada baris yang sama. ú ú û ù ê ê ë é + - = - j i j i j i n n RKG X X F 1 1 2 dengan F ij-ik =Nilai F pada pembandingan baris ke-ij dan baris ke-kj ij X = Rataan sel ke-ij ik X = Rataan pada sel ke-ik RKG =Rataan kuadrat galat, yang diperoleh dari perhitungan analisis variansi n ij = Ukuran sampel sel ke-ij n jk =Ukuran sampel sel ke-jk Dk = {F F pq-1F a ;pq-1,N-pq } e. Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparsi ganda. f. Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini akan disajikan tentang hasil penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Juwiring. Data diperoleh dari kelas VIII G sebagai kelas eksperimen pertama dengan model pembelajaran kooperatif NHT Numbered Heads Together dan kelas VIII F sebagai kelas eksperimen kedua dengan model pembelajaran kooperatif TPS Tink-Pair-share. Adapun hasil penelitian yang akan disajikan adalah deskripsi data, pengujian syarat analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi skor motivasi berprestasi, skor gaya belajar, dan nilai prestasi belajar siswa pada materi sistem pencernaan. Skor motivasi berprestasi dan skor gaya belajar diambil dari hasil tes motivasi berprestasi dan tes gaya belajar sebelum proses pembelajaran. Data prestasi belajar ini terdiri dari prestasi belajar kognitif, yang diambil dari hasil tes prestasi belajar IPA melalui model pembelajaran kooperatif NHT dan TPS.

1. Motivasi Berprestasi

Tingkatan motivasi berprestasi siswa ada dua yaitu tinggi dan rendah. Siswa memiliki motivasi berprestasi tinggi jika mempunyai skor tes diatas mean, sedangkan siswa memiliki motivasi berprestasi rendah jika mempunyai skor di bawah atau sama dengan mean. Mean yang digunakan adalah rata-rata skor tes motivasi berprestasi dari seluruh sampel penelitian yaitu 96,50 dengan skor minimum 76 dan skor maksimum 118. Distribusi data motivasi berprestasi yang diperoleh disajikan dalam tabel 4.1. Tabel 4.1 Jumlah Siswa yang Memiliki Motivasi Berprestasi Tinggi dan Rendah Kelas VIII G NHT Kelas VIII F TPS Motivasi berprestasi Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase Tinggi 20 57.1 10 28.6 Rendah 15 42.9 25 71.4 Jumlah 35 100 35 100 Dari tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada kelas VIII F dengan model pembelajaran kooperatif TPS siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi mempunyai frekuensi lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah. Sedangkan pada kelas VIII G dengan model pembelajaran kooperatif NHT siswa yang 66

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi antara siswa yang menggunakan pembelajaran kooperatif teknik think pair share dan teknik think pair squre

0 4 174

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered head together (NHT) terhadap hasil belajar fisika siswa pada konsep fluida dinamis

0 8 192

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Heads Together terhadap Hasil Belajar Fiqih dalam pokok bahasan Riba, Bank, dan Asuransi. (Kuasi Eksperimen di MA Annida Al Islamy, Jakarata Barat)

0 13 150

PEMBELAJARAN KIMIA MODEL TPS (THINK PAIR SHARE) DAN NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) DITINJAU DARI KEMAMPUAN AWAL DAN AKTIVITAS BELAJAR

0 6 145

PENERAPAN PEMBELAJARAN STRATEGI KOOPERATIF NHT DAN TPS TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU Eksperimen Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Kooperatif Tipe Numbered Heads Together Dan Think Pair Share Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Adv

0 8 20

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI THINK-PAIR-SHARE (TPS) DENGAN STRATEGI NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD

0 0 16

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI DI KABUPATEN PACITAN.

0 0 5

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SHARE (TPS) DAN NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA SMA NEGERI 2 BANTUL.

0 1 15

Perbandingan Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair-Share (TPS) dan Tipe Numbered Heads Together (NHT) Ditinjau dari Prestasi dan Sikap Belajar Matematika Siswa MA kelas XI IPS Materi Turunan.

0 0 2

PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN METODE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DAN THINK PAIR SHARE (TPS) DITINJAU DARI KEMAMPUAN MEMORI

0 0 11