Tempat dan Waktu Penelitian Pendekatan Penelitian

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di wilayah Kotamadya Jakarta Timur. Pemilihan wilayah Jakarta Timur sebagai lokasi yang merepresentasikan permukiman di wilayah DKI Jakarta, didasarkan atas pertimbangan data demografis di mana daerah tersebut adalah daerah yang paling luas lahan perumahannya, dengan jumlah Kepala Keluarga KK dan jumlah rumah yang paling banyak di antara daerah lain yang ada di DKI Jakarta, seperti diperlihatkan pada Tabel 4 berikut, Tabel 4. Luas Lahan Perumahan, Jumlah Kepala Keluarga KK dan Jumlah Rumah di DKI Jakarta 2001 No. Kotamadya Luas Lahan Perumahan Ha Jumlah Kepala Keluarga KK Jumlah Rumah 1 Jakarta Selatan 10.431,35 462.237 456.438 2 Jakarta Timur 13.445,22 613.034 612.533 3 Jakarta Pusat 3.097,69 245.826 243.856 4 Jakarta Barat 8.559,27 511.425 510.015 5 Jakarta Utara 8.147,13 394.618 393.288 Sumber : BPS DKI Jakarta, 2005 Di wilayah Jakarta Timur, dipilih secara sengaja tiga Kecamatan yang relatif dapat merepresentasikan seluruh wilayah Jakarta Timur, yaitu 1 Kecamatan Duren Sawit, 2 Kecamatan Kramat Jati, dan 3 Kecamatan Ciracas. Melalui informasi spasial, dilakukan penyusunan tipologi permukiman yang cukup rinci, sehingga setiap kecamatan hanya diwakili oleh satu kelurahan. Pada Kecamatan Duren Sawit dipilih Kelurahan Pondok Kelapa, pada Kecamatan Kramat jati dipilih Kelurahan Kramat Jati, dan pada Kecamatan Ciracar dipilih Kelurahan Cibubur. Selain itu, untuk kajian model partisipasi yang telah berjalan, dilakukan studi kasus di Banjarsari, Cilandak Barat-Jakarta Selatan dan Rawajati, Pancoran-Jakarta Selatan bottom-up planning serta Rawasari-Jakarta Pusat top-down planning. Penelitian dilaksanakan selama sepuluh bulan Januari 2006 – Oktober 2006. 40

3.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan beberapa pendekatan sekaligus, yaitu a analisis spasial untuk penentuan tipologi permukiman dengan sebagian besar data berasal dari data spasialSistem Informasi Geografi, b pendekatan kuantitatif, c pendekatan Kualitatif dan d pendekatan Multicriteria Decision Analysis MCDA atau Multicriteria Decision Making MCDM melalui penggunaan teknik AHP. Pada pendekatan dengan menggunakan analisis spasial, digunakan pembuatan peta tematik Martin, 1991 yang menggabungkan beberapa faktor analisis untuk kebutuhan penyusunan tipologi permukiman perkotaan di DKI Jakarta, berdasarkan pada aspek-aspek yang berkaitan dengan pengelolaan sampah permukiman berbasis masyarakat, termasuk aspek partisipasi masyarakat. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei, yaitu suatu pendekatan untuk memahami masalah sosial melalui penjaringan pendapat dan aspirasi masyarakat atau entitas penduduk, melalui pendekatan sampel populasi. Melalui survei dapat diketahui struktur masyarakat berdasarkan persepsi, sikap, perilaku dan partisipasi dalam pengelolaan sampah permukiman. Pengambilan contoh populasi sampling yang heterogen menjadi bagian-bagian yang relatif homogen homogeneous subsets atau disebut juga strata, dilakukan untuk dapat menjaring seluruh lapisan dalam masyarakat, baik secara proporsional maupun disproporsional. Kemudian pengambilan contoh secara acak dilakukan pada setiap strata tersebut. Dengan kata lain, pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik stratified random sampling Cochran, 1984; Walsh, 1990. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk memberikan pemahaman lebih mendalam detail tentang berbagai aspek kultural masyarakat yang kemungkinan tidak dapat dijaring melalui pendekatan kualitatif, sedangkan pendekatan kuantitatif dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang aspek- aspek sosial budaya secara lebih positivistik, terukur dan kuantitatif. Pada pendekatan kualitatif, digunakan pendekatan etnografi dekonstruktif. Dengan pendekatan tersebut akan diketahui kondisi riil suatu komunitas, baik sosial, maupun kultural. Etnografi tersebut semata-mata berciri deskriptif kualitatif, tanpa interpretasi-interpretasi kultural dan analisis budaya peneliti. Dengan kata lain, etnografi sekedar memberikan potret dari suatu komunitas kecil yang dikaji, 41 dengan menelaah dimensi-dimensi kultural masyarakat secara rinci, untuk mendukung kajian dalam penelitian kuantitatif Faisal, 2004; Basrowi dan Sukidin, 2002. Pendekatan Multicriteria Decision Making MCDM digunakan untuk penilaian dan pembobotan pada pembuatan peta tematik. Penggunaan Multicriteria Decision Making MCDM diperlukan untuk menjaring pendapat dari pakar dan stakeholders dengan lebih sistematis Marimin, 2004. Selain itu, data sekunder yang diperlukan dalam studi dihimpun melalui penelusuran sumber- sumber tertulis pustaka di berbagai tempat yang relevan, khususnya di DKI Jakarta, sedangkan data lapang dihimpun melalui beberapa tahap penelitian berdasarkan urutan keperluan data hasil penelitian. 3.3. Kajian Tipologi Permukiman 3.3.1. Penggunaan Sistem Informasi Geografi dalam Penetapan Tipologi