Partisipasi Masyarakat TINJAUAN PUSTAKA

29

2.4. Partisipasi Masyarakat

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris “participation “ yang berarti ambil bagian atau melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Fairchild 1977 menyatakan bahwa partisipasi diartikan mengambil bagian atau ikut serta menanggung bersama orang lain. Jika dihubungkan dengan masalah sosial, maka arti partisipasi adalah suatu keadaan seseorang ikut merasakan sesuatu bersama-sama orang lain sebagai akibat adanya interaksi sosial Mandailing, 2001. Partisipasi adalah suatu bentuk khusus interaksi dan komunikasi yang menerapkan pembagian kekuasaan dan tanggung jawab. Selain itu, partisipasi masyarakat juga merupakan keterlibatan masyarakat dalam menentukan arah dan strategi dalam kebijakan kegiatan, memikul beban dan pelaksanaan kegiatan, memetik hasil dan manfaat kegiatan secara adil. Partisipasi juga berarti memberi sumbangan dan turut serta menentukan arah atau tujuan pembangunan, yang penekanannya adalah bahwa partisipasi itu merupakan hak dan kewajiban setiap orang Uphoff, 2005. Dengan demikian, partisipasi dapat diartikan sebagai sesuatu keterlibatan warga masyarakat untuk berperan secara aktif dalam suatu kegiatan, dalam hal ini kegiatan pembangunan untuk menciptakan, melaksanakan serta memelihara lingkungan yang bersih dan sehat, khususnya pengelolaan sampah permukiman. Partisipasi dalam pembangunan berarti masyarakat ikut ambil bagian dalam suatu kegiatan. Ikut ambil bagian dalan suatu kegiatan hanya dapat diharapkan bila yang bersangkutan merasa dirinya berkepentingan dan diberi kesempatan untuk ambil bagian. Dengan kata lain, partisipasi tidak mungkin optimal jika masyarakat tidak berkepentingan dalam suatu kegiatan, dan juga tidak optimal jika mereka yang berkepentingan tidak diberi keleluasaan untuk ambil bagian. Partisipasi dapat bersifat individual atau kolektif, terorganisasi atau tidak terorganisasi dan secara spontan serta sukarela. Partisipasi dikategorikan sebagai partisipasi langsung, apabila seseorang turut serta mengambil bagian pada beberapa aktivitas tanpa adanya gagasan terlebih dahulu. Sebaliknya ada partisipasi tidak langsung, yaitu apabila seseorang dikerahkan karena adanya gagasan dari atas, atau dimobilisasi, dikerahkan secara paksa untuk aktif dalam kegiatan lingkungan Huntington dan Nelson, 1994. 30 Bentuk atau tahap dalam partisipasi dapat dirangkum ke dalam enam jenis Ndraha, 1990 seperti dijelaskan di bawah, 1. Partisipasi melalui kontak dengan pihak lain sebagai salah satu titik awal perubahan sosial Rogers, 1969; Staudt, 1979 2. Partisipasi dalam menyerap dan memberi tanggapan terhadap informasi, baik dalam arti menerima, menyetujui, menerima dengan syarat, maupun menolaknya Wood, 1962 3. Partisipasi dalam perencanaan pembangunan, termasuk pengambilan keputusan, baik dalam keputusan politik Mubyarto, 1984, maupun yang bersifat teknis Mosha dan Matte, 1979 4. Partisipasi dalam pelaksanaan operasional pembangunan Cohen dan Uphoff, 1977 5. Partisipasi dalam menerima, memelihara dan mengembangkan hasil pembangunan atau participation in benefits Cohen dan Uphoff, 1977 6. Partisipasi dalam menilai pembangunan Mosha dan Matte, 1979; Cohen dan Uphoff, 1977 Faktor pendorong partisipasi masyarakat adalah kebutuhan needs, harapan, motif dan ganjaran reward. Di samping itu, ketersediaan sarana dan prasarana, adanya dorongan moral dari budaya lokal dan adanya kelembagaan baik formal maupun informal, dapat menjadi faktor pendukung partisipasi masyarakat Ife, 2002. Menurut Oppenheim 1973, terdapat dua hal yang dapat mendukung keberhasilan atau kegagalan partisipasi masyarakat, yaitu : 1 terdapat unsur yang mendukung untuk berperilaku tertentu pada diri seseorang person inner determinant; 2 terdapat iklim atau lingkungan environmental factors yang memungkinkan terjadinya perilaku tertentu tersebut Sumardjo dan Saharudin, 2003. Pendekatan yang umum dikembangkan untuk memfasilitasi partisipasi masyarakat dalam inisiatif pengelolaan lingkungan adalah pembentukan komite pengarah steering committee yang umumnya merupakan perwakilan seluruh pemangku kepentingan stakeholders. Pendekatan lainnya adalah melalui pembentukan kelompok-kelompok topik topic groups yang mewakili aktivitas tertentu. Selanjutnya melalui kuesioner dan seminar juga dapat dijaring bagaimana melakukan pendekatan untuk melibatkan masyarakat secara proaktif dalam banyak inisiatif pengelolaan lingkungan Edwards et al., 1997. 31

2.5. Corporate Social Responsibility sebagai Model Pengembangan Masyarakat