Kajian Tipologi Permukiman 1. Penggunaan Sistem Informasi Geografi dalam Penetapan Tipologi
41
dengan menelaah dimensi-dimensi kultural masyarakat secara rinci, untuk mendukung kajian dalam penelitian kuantitatif Faisal, 2004; Basrowi dan
Sukidin, 2002. Pendekatan
Multicriteria Decision Making MCDM digunakan untuk penilaian dan pembobotan pada pembuatan peta tematik. Penggunaan
Multicriteria Decision Making MCDM diperlukan untuk menjaring pendapat dari pakar dan
stakeholders dengan lebih sistematis Marimin, 2004. Selain itu, data sekunder yang diperlukan dalam studi dihimpun melalui penelusuran sumber-
sumber tertulis pustaka di berbagai tempat yang relevan, khususnya di DKI Jakarta, sedangkan data lapang dihimpun melalui beberapa tahap penelitian
berdasarkan urutan keperluan data hasil penelitian.
3.3. Kajian Tipologi Permukiman 3.3.1. Penggunaan Sistem Informasi Geografi dalam Penetapan Tipologi
Kawasan
Saat ini, isu-isu kunci dalam sistem informasi adalah bagaimana cara membuat dan memperbaharui
updating informasi, bagaimana mengorganisasikan dan menyimpan informasi, dan bagaimana memanggil dan
menganalisis informasi. Kebutuhan dalam mengelola informasi spasial secara efisien telah lama muncul sebelum kelahiran komputer digital. Pada Sistem
Informasi Geografi tradisional peta, digunakan prosedur-prosedur manual untuk membuat dan mengelola sistem Prahasta, 2005.
Proses produksi basis data secara manual membuat peta-peta di atas scribe coats, kertas, film, dan hardcopy lainnya. Proses tersebut berjalan lambat,
dan media penyimpanannya relatif besar dan kebanyakan kurang stabil. Proses pemanggilan dan analisis informasi spasial kemungkinan besar menjadi
masalah utama yang selalu dijumpai pada penggunaan sistem konvensional. Pemanggilan biasanya dilakukan dengan cara pencarian secara visual, suatu
proses yang tidak efisien dan tidak dapat diandalkan. Proses tersebut kemudian ditingkatkan dengan pembuatan indeks atas unsur-unsur
features peta, meneliti rujukan
cross-reference masing-masing unsur dan lembar-lembar peta, dan melibatkan sistem
file yang kompleks. Kompleksitas masalah analisis hampir selalu tidak dapat diatasi untuk aplikasi yang rumit, bahkan pada
42
aplikasi-aplikasi yang sederhana pun, seperti menghitung panjang suatu segmen-segmen garis yang membentuk sungai atau luas suatu poligon provinsi,
jumlah tenaga kerja yang dilibatkan terkadang menjadi kendala. Untuk aplikasi- aplikasi lain, seperti mencari semua area yang memiliki kepadatan penduduk
1000 jiwa per kilometer persegi dengan curah hujan di bawah 1000 mm pertahun, kadang-kadang diperlukan usaha yang sebanding dengan pembuatan
peta yang baru Prahasta, 2005. Ketika penggunaan komputer dalam aplikasi-aplikasi geometrik
memungkinkan, masalah-masalah di atas dapat diatasi oleh sistem informasi spasial yang berbasiskan teknologi digital. Masalah-masalah pembuatan data
spasial, update, pemanggilan, dan analisis juga dapat ditangani dengan mudah
oleh teknologi yang sama Prahasta, 2005. Aplikasi Sistem Informasi Geografi saat ini meluas sampai kepada aspek sosial ekonomi melalui pembuatan peta-
peta tematik sesuai dengan kebutuhan, seperti kependudukan, kesehatan dan lain-lain, sehingga disebut Geodemografi Martin, 1991.
Pelaksanaan penelitian tipologi permukiman yang berbasis data spasial, dilakukan dengan menetapkan karakteristik tipologi yang berkaitan erat dengan
pola partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah permukiman. Satuan terkecil dari tipologi tersebut adalah wilayah Rukun Warga RW yang terdiri atas
Kepala Keluarga pada tiga kelurahan di Jakarta Timur yang direpresentasikan menjadi jumlah rumah pada wilayah tersebut. Oleh karena itu, data di tingkat
kelurahan menjadi penting untuk menentukan batas wilayah RW dan aspek sosial ekonomi di tingkat RW sebab data di BPS hanya tersedia sampai tingkat
kelurahan. Selain itu, kelembagaan dalam masyarakat terutama dalam pengelolaan sampah, satuan terkecilnya dikelola di tingkat RW. Pada Tahap I
untuk penyusunan tipologi permukiman, terlebih dahulu disusun faktor yang akan dianalisis untuk mendukung karakteristik tipologi kawasan permukiman,
baru kemudian dilakukan overlay secara berjenjang sehingga terpetakan seluruh
wilayah yang diteliti menurut tipe permukimannya. Faktor analisis untuk mendukung karakteristik permukiman tersebut diperlihatkan pada Tabel 5.
43
Tabel 5. Faktor Analisis dalam Penentuan Tipologi Permukiman
Faktor Analisis Jenis Data
Sumber Data
1. Luas Bangunan Poligon
SIG 2. Infrastruktur pengelolaan sampah
permukiman Atribut SIG,
Dinas Kebersihan
DKI Jakarta
3. Keteraturan Kawasan dan Kepadatan ruang :
- Keteraturan Kawasan
- Rasio Kepadatan
Penduduk terhadap Luas Ruang
- Rasio Luas bangunan terhadap Luas Ruang
Atribut dan poligon
SIG, BPS DKI Jakarta, Data Potensi Kelurahan
4. Partisipasi : - Tingkat Retribusi Sampah
- Tipe Partisipasi Masyarakat Atribut Data
Potensi Kelurahan,
Data Primer