Program Pemberian Makanan Tambahan PMT Bihun Sebagai Produk Program Pemberian Makanan Tambahan PMT Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

6 waktu. Contohnya: bentuk-bentuk makanan instan mie, kopi, bubur, bumbu siap pakai, makanan-makanan kaleng, makanan beku dan lain-lain.

5. Karakteristik Keamanan

Tuntutan akan pangan yang lebih aman untuk dikonsumsi semakin meningkat seiring dengan peningkatan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu keamanan pangan menjadi hal yang penting diterapkan dalam industri pangan. Beberapa hal yang dapat menyebabkan produk pangan menjadi tidak aman untuk dikonsumsi adalah : a. Adanya residu bahan kimia yang terbawa pada bahan pangan akibat teknologi pertanian seperti insektisida, fungisida dan antibiotik. b. Adanya kesalahan dalam penggunaan bahan kimia tambahan baik jenis maupun dosisnya misalnya, penggunaan pewarna tekstil pada makanan jajanan street food c. Terjadinya kontaminasi mikroba dan bahan kimia terhadap bahan pangan dan produk pangan dari awal produksi sampai pada tingkat pengolahan akibat kurang sanitasi. d. Kurang cukupnya kondisi proses pengolahan menyebabkan mikroba menjadi aktif kembali pada saat penyimpanan dan pengolahan.

B. Program Pemberian Makanan Tambahan PMT

Pemberian makanan tambahan PMTFeeding program adalah program yang bertujuan untuk meningkatkan status gizi dan kualitas kelompok tertentu misalnya ibu hamil dan balita dengan cara menambahkan suplemen pangan terhadap bahan pangan pada kelompok tersebut. Kegiatan pemberian makanan tambahan ini biasanya dilakukan dengan cara memberikan makanan atau minuman yang telah ditambahkan difortifikasi zat gizi tertentu sesuai dengan kebutuhan kelompok target. Zat gizi yang biasa ditambahkan dalam bahan pangan untuk kelompok ibu hamil adalah zat besi Fe, asam folat folic acid, vitamin A, vitamin C, zinc Zn dan Iodium iodine Anonim, 2005. 7

C. Bihun Sebagai Produk Program Pemberian Makanan Tambahan PMT

Menurut SNI 01-2975-1992, bihun adalah produk pangan kering yang dibuat dengan beras dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan pangan yang diizinkan dan berbentuk khas bihun. Standar bihun menurut SNI 01-2975-1992 dapat dilihat pada Tabel 2.1. Hasbullah 2001, menyatakan bahwa bihun dibuat dari beras melalui proses ekstrusi sehingga memperoleh bentuk seperti benang. Proses pembuatan bihun dapat dilihat pada Lampiran 1. Tabel 2.1. Standar bihun menurut SNI 01-2975-1992 No Kriteria uji Satuan Persyaratan 1 Keadaan a. bau b. rasa c. warna Normal Normal Normal 2 Benda asing Tidak boleh ada 3 Daya tahan Tidak hancur jika direndam dengan air panas suhu kamar selama 10 menit 4 Air bb Maks 13 5 Abu bb Maks 1 6 Protein N x 6,25 bb Min 4 7 Pemutih dan pematang Sesuai SNI 01-0222-1995 8 Cemaran logam a. Timbal Pb b. Tembaga Cu c. Seng Zn d. Raksa Hg mgkg mgkg mgkg mgkg Maks 1.0 Maks 10.0 Maks 40.0 Maks 0.005 9 Arsen As - - 10 Cemaran mikroba Kolonigram Maks 1.0 x 10 6 10.1 Angka lempeng total APMgram Maks 10 10.2 E.coli Kolonigram Maks 1.0 x 10 4 10.3 Kapang - -

D. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kebutuhan nutrisi kelompok khusus ibu hamil cenderung meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan dengan kebutuhan nutrisi wanita tidak hamil pada usia yang sama antara 20-50 tahun. Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan untuk wanita berumur 25-50 tahun dapat dilihat pada Tabel 2.2. 8 Tabel 2.2. Angka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan per orang per hari untuk wanita berumur 25-50 tahun. Gizi yang dibutuhkan Tidak hamil Hamil Protein g 44 60 Vitamin larut lemak Vitamin A μg 800 800 Vitamin D μg 5 10 Vitamin E μg 8 10 Vitamin K μg 65 65 Vitamin larut air Thiamin mg 1,1 1,5 Ribovlavin mg 1,3 1,6 Niasin 15 17 Vitamin B12 μg 2 2,2 Asam folat μg 180 400 Piridoksin mg 1,6 2,2 Vitamin C mg 60 70 Mineral Kalsium mg 800 1200 Fospor mg 800 1200 Besi mg 15 30 Seng mg 12 15 Iodium µg 150 175 Selenium μg 55 65 Magnesium mg 280 320 US FDA :1989 Berdasarkan Tabel 2.2. RDA Recomended Dietary Allowances untuk kebutuhan asam folat ibu hamil perhari meningkat hingga 400 µg dimana pada keadaan normal kebutuhan asam folat hanya 180 μghari. Peningkatan kebutuhan nutrisi juga terjadi pada zat besi, kalsium dan fospor. Ibu hamil membutuhkan 30 mg Fehari sedangkan dalam keadaan normalnya wanita hanya membutuhkan 15 mghari. Kalsium dan fospor diperlukan tambahan 400 mg dari jumlah normalnya. Zat gizi lain yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak adalah vitamin D. Dalam kondisi normal, hanya diperlukan 5 μg vitamin D perhari, namun pada saat hamil memerlukan 10 μg vitamin D perhari. Begitu juga dengan zat gizi yang lain, walaupun peningkatannya tidak terlalu banyak, tetapi zat-zat gizi tersebut berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janin serta kesehatan ibu 9 hamil. Zat gizi yang tidak tercukupi selama kehamilan dapat berakibat fatal bagi ibu dan janin US FDA, 1989. Sumber lain menyatakan bahwa kebutuhan energi untuk ibu hamil berdasarkan angka kecukupan gizi AKG 2500 Kkal adalah 2800 Kkal atau perlu penambahan 300 Kkal setiap harinya Haryanto, 1999.

E. Fortifikasi Zat Gizi