Asam Folat Fortifikasi Zat Gizi

12

2. Asam Folat

a. Sifat Kimia dan Keberadaannya dalam Bahan Pangan Asam folat atau PteGlu adalah asam 2-amino-4-hidroksi-6- methileneminobenzoil-L-glutamat pteridin Gambar 2.2. Asam folat berwarna kuning dengan bobot molekul 441,4 dan mudah larut dalam air pada bentuk asamnya namun sulit larut dalam alkohol Ottaway, 1993. Gambar 2.2. Struktur kimia asam folat Folat banyak terdapat pada produk pangan yang mengalami proses fermentasi. Salah satu contoh produk pangan yang mengandung banyak asam folat adalah roti tawar. Sebagian besar asam folat pada roti tawar berasal dari khamir. Kandungan asam folat pada roti tawar dapat dilihat pada Tabel 2.5. Tabel 2.5. Kandungan asam folat pada beberapa bahan roti … Produk B1 ppm B2 ppm Niasin ppm As. Folat ppm Wheat, whole kernel 4.8 1.4 51 0.49 Wheat flour, type 455 0.6 0.3 7 0.1 Wheat flour, type 550 1.1 0.8 5 0.2 Wheat germ 20.1 7.2 45 5.2 Wheat gluten 6.5 5.1 177 4 Yeast a. Breaker’s yeast, pressed 14.3 23.1 174 0.102 b. Brewer’s yeast, dried 120 38 448 0.32 Sumber : Belitz dan Grosch 1999 b. Kebutuhan, Fungsi dan Defisiensi Brody 1991 menyatakan bahwa kebutuhan asam folat bervariasi menurut beberapa kondisi, seperti kehamilan, masa menyusui dan masa bayi dan balita. Kebutuhan folat selama masa kehamilan adalah 350 μgperhari, peningkatan kebutuhan asam folat selama kehamilan disebabkan oleh pertumbuhan fetus. 13 Secara biologis folat berfungsi sebagai kofaktor dan juga sebagai akseptor serta donor bagi satu unit karbon dalam berbagai reaksi metabolisme asam amino dan nukleotida Muchtadi et al., 1993. Folat diperlukan untuk produksi dan pemeliharaan sel baru. Hal ini menjadi penting tertutama pada periode pembelahan sel yang cepat dan masa pertumbuhan seperti masa kehamilan dan masa anak-anak. Folat diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA yaitu sebagai pentransfer 1-karbon dalam pembentukan asam deoksitimidilat dan asam deoksiuridilat. Kedua asam tersebut merupakan pra-zat dalam pembentukan timin dan urasil Thenawidjaja, 1982. Kekurangan asam folat terutama menyebabkan gangguan metabolisme DNA, akibatnya terjadi perubahan dalam morfologi inti sel terutama sel-sel yang sangat cepat membelah seperti sel darah merah, sel darah putih serta sel-sel epitel lambung dan usus, vagina dan serviks rahim. Keracunan asam folat jarang sekali terjadi, dosis 5-10 mg masih dianggap aman. Dianjurkan untuk menghindari konsumsi folat melebihi 2,5 kali AKG ibu hamil Almatsier, 2003. Ahli obstreti ginekologi dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo RSCM, Jakarta menyatakan bahwa setidaknya 3 dari 300 wanita hamil perminggu yang merujuk ke RSCM memiliki janin dengan kelainan bubung syarafneural tube defect NDT. Peran asam folat menjadi sangat penting bagi pasangan subur yang ingin mempunyai keturunan. Mengingat terjadinya NTD adalah pada minggu- minggu awal kehamilan, maka konsumsi asam folat tidak hanya penting bagi yang sudah mengandung tetapi juga bagi yang berencana mengandung. Sebaiknya konsumsi asam folat yang cukup telah dilaksakan 3 bulan sebelum kehamilan QMA, 2003. Kelainan bubung syaraf yang paling umum adalah spina bifida penutupan tulang belakang yang tidak sempurna, anenchephaly pertumbuhan otak yang terhambat dan encephalocele jaringan otak menonjol ke kulit melalui bukaan yang tidak normal pada tengkorak. Kelainan ini umumnya mulai terjadi pada 28 hari pertama kehamilan Milunsky et al., 1989 Asam folat mencegah 70 kelainan bubung syaraf pada manusia, meskipun mekanisme pencegahannya belum jelas Northop-Clewes dan Turnham, 2002. Uji penekanan deoksiuridin secara in vitro menunjukan gangguan metabolisme 14 folat pada pembentukan homozigot Pax3 embrio tikus yang menderita kelainan bubung syaraf. Penggabungan [3H]timidin secara berlebihan pada percikan embrio mengindikasikan defisiensi metabolik penyediaan folat untuk biosintetis pirimidin. Pemberian asam folat dan timidin secara bersamaan dari luar dapat mengoreksi kesalahan biosintesis tersebut dan mencegah kelainan bubung syaraf pada percikan homozigot. Data-data tersebut mendukung normalisasi proses pembentukan jaringan syaraf dengan pemberian asam folat pada manusia Fleming, 1998. c. Keamanan pangan pada proses kehamilan. Resiko keracunan asam folat sangat rendah. Tetapi beberapa kemungkinan dapat terjadi jika asam folat dikonsumsi secara berlebihan Hathcock,1997 yaitu, Reaksi alergi, meskipun sangat jarang terjadi alergi folat mungkin terjadi seperti munculnya rasa gatal pada konsumsi 800 μg. Keracunan asam folat, hal ini mungkin terjadi meskipun beberapa studi mengindikasikan hasil yang beragam, tetapi studi yang dapat dipercaya menunjukan bahwa konsumsi folat berlebih tidak mempengaruhi tidur, tingkah laku, kecemasan, kemampuan, untuk berkonsentrasi, atau fungsi pencernaan. Studi lain tidak menunjukan adanya efek penyakit pada konsumsi 15000 μg perhari pertahun. 3. Vitamin C a. Sifat Kimia dan Keberadaannya dalam Bahan Pangan Dalam bahan pangan, vitamin C terdapat dalam bentuk asam L- askorbat L-ascorbic acidAA dan asam L-dehidroaskorbat dehydro L-ascorbic acidDHAA. Keduanya memiliki aktivitas vitamin C Winarno, 1997. Selain itu terdapat pula asam isoaskorbat isoascorbic acid yang hanya memiliki 5 aktivitas vitamin C. Total vitamin C dalam bahan pangan merupakan jumlah AA dan DHAA Russel, 2000. Winarno 1992, menyebutkan bahwa buah dan sayuran merupakan sumber utama, terutama buah-buahan segar lebih dari 90 vitamin C dari total yang dikonsumsi manusia. Buah-buahan yang memiliki rasa asam seperti jeruk, nanas, dan jambu juga mengandung vitamin C lebih banyak dibanding buah yang tidak asam seperti pisang, apel, pear atau peach, buah sitrus, anggur 15 dan berries-yang lain. Beberapa rempah tropis dan sayuran daun juga mengandung vitamin C yang tinggi bahkan setelah sayuran tersebut dimasak seperti : lada hijau, cabe, kentang, bayam, kol, brokoli dan tomat. Russel 2000 mengemukakan bahwa vitamin C sering digunakan sebagai indikator kerusakan atau kestabilan vitamin pada bahan pangan. Hal ini karena vitamin C merupakan vitamin yang paling tidak stabil. AA larut baik dalam air, asetonitril, asam asetat, etanol, dan metanol. Dalam larutan, AA dan DHAA dapat teroksidasi karena pengaruh suhu, oksigen, ion metal, kisaran pH basa, cahaya, dan degradasi enzim AA oksidase. Oksidasi AA menjadi DHAA merupakan reaksi dapat balik reversible, sedangkan oksidasi DHAA merupakan reaksi irreversible dan menghasilkan produk yang tidak aktif yaitu asam diketogulonat 2,3-diketogulonic acid. Aplikasi vitamin C pada bahan pangan dimulai pada bir ketika tahun 1950-an, pada tahun 1954-an vitamin C digunakan sebagai pengawet daging, sampai akhir tahun 1950-an vitamin C banyak digunakan pada tepung sebagai improver baking qualities serta pada soft drinks. Secara kimiawi, vitamin C memiliki sifat pereduksi yang berguna sebagai senyawa antioksidan dan stabilisator pada flour improving dan sebagai meat curing agent. Vitamin C terbukti dapat diterima dan aman. Awal ditemukannya vitamin C bermula dari merebaknya penyakit “skorbut” yang pada masa itu bisa diobati dengan air jeruk lemon. Selanjutnya, zat yang terdapat pada lemon itu disebut sebagai zat anti “skorbut” yang kemudian dikenal dengan vitamin C. Studi tentang struktur vitamin C ini dimulai tahun 1918 di Institut Leister. Hingga kini, diketahui bahwa hanya lima spesies hewan yang ternyata memerlukan vitamin C. Selain manusia, hewan yang memerlukan vitamin C tersebut adalah kera, marmot Guinea pig, kelelawar Indian fruit bat, dan burung red-vented bulbuls Winarno, 1992. b. Kebutuhan, Fungsi dan Defisiensi Recomended daily or dietary allowance RDA menetapkan jumlah konsumsi vitamin C perhari adalah 60-75 mg US FDA, 1989. Dalam tubuh, vitamin C berperan dalam pembentukan kolagen intraseluler. Kolagen merupakan senyawa protein yang banyak terdapat pada tulang rawan, kulit 16 dalam, tulang, dentin, dan vascular endothelium. Ascorbic acid AA sangat penting peranannya dalam proses hidroksilasi asam amino prolin dan lisin menjadi hidroksi-prolin dan hidroksi-lisin. Diperkirakan vitamin C juga berperan dalam pembentukan hormon steroid dan kolestrol Winarno, 1992. Vitamin C juga ikut menjaga kesehatan pembuluh darah, gigi serta membantu menyembuhkan luka dan jaringan yang rusak. Berkontribusi pada produksi haemoglobin dan sel darah merah pada tulang belakang serta mencegah penggumpalan darah. Selain itu vitamin C juga membantu menyembuhkan infeksi saluran urin dan anemia gizi besi Almatsier, 2003. Gejala awal kekurangan vitamin C adalah lelah, kehilangan nafsu makan, penurunan ketahan tubuh terhadap infeksi dan pendarahan kapiler minor. Kekurangan vitamin C dalam waktu yang lama dapat menyebabkan struktur kolagen melemah, dan dapat menyebabkan pendarahan lebih lanjut Northop-Clewes dan Turnham, 2002. Kajian toksikologi menunjukkan keamanan konsumsi vitamin C sampai 4 gram per hari Klaui, 1974.

4. Zat Besi Fe