29 Diencerkan sampai 50 ml. Diambil 2,5 ml dan ditambahkan 2,5 ml heksan,
ditambahkan 10 ml asam asetat 0,1M. Dipisahkan fase organik bagian atas dan fase bawah air organik diekstrak lagi dengan heksan sampai 3 kali. Heksan yang
diperoleh ditambahkan 5 ml NaOH. Setelah dikocok, diambil fase NaOH dan disaring sebelum di-inject kedalam High Pressure Liquid Cromatogtaphy HPLC
pada kondisi: fase gerak H
2
SO
4
0,05N, kecepatan aliran 1 mlmenit, panjang gelombang 200 nm dan jenis kolom: kolom ion dengan volume inject 20
μl. Konsentrasi Iod diperoleh dengan menggunakan persamaan :
contoh Bobot
Volume standar
i konsentras
standar Area
sampel Area
μg100g x
x =
3. Uji Organoleptik
a. Uji Pembeda segitiga triangle test Meilgaard et al., 1999
Uji ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi apakah konsumen dapat membedakan produk yang telah mengalami perubahan baik akibat adanya
perubahan formula, proses, atau akibat penyimpanan. Prinsipnya memberikan tiga sampel kepada panelis. Menginformasikan
kepada panelis bahwa dua diantara ketiga sampel adalah samaidentik dan satu yang lain berbeda atau menyimpang. Meminta panelis untuk merasakan setiap
produk dari kiri ke kanan dan pilih satu sampel yang berbeda dengan dua yang lain. Jumlah panelis yang menjawab benar dihitung dan dibandingkan dengan
Tabel T8 pada buku Meilgaard, 1999. Umumnya panelis yang digunakan antara 20-40 orang, paling sedikit 12 orang panelis. Form pengujian organoleptik dapat
dilihat pada Lampiran 11a. b.
Uji hedonik kesukaan hedonic test Meilgaard et al., 1999 Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen
terhadap suatu produk. Produk yang diuji dapat berupa produk baru, atau produk yang telah mengalami perubahan atau modifikasi pada proses atau formulanya.
Panelis diminta untuk memberikan penilaian terhadap produk yang diberikan. Penilaian panelis disampaikan pada form dengan cara memberi tanda
pada pernyataan yang sesuai sangat suka, suka, netral, tidak suka, sangat tidak suka. Form uji hedonik kesukaan dapat dilihat pada Lampiran 14. Panelis yang
30 digunakan adalah ibu hamil dengan jumlah antara 20-25 orang. Hasil yang
diperoleh diolah dengan menggunakan independent T-test pada program SPSS untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan tingkat kesukaan pada kedua
sampel.
4. Pendugaan umur simpan metode Arrhenius Arpah, 2001
Pada dasarnya diketahui bahwa laju reaksi suatu reaksi sangat dipengaruhi oleh suhu. Pada umumnya, semakin tinggi suhu, maka akan semakin tinggi pula
laju reaksi. Dengan kata lain, semakin tinggi nilai T suhu dalam K maka akan semakin tinggi pula nilai k konstanta penurunan mutu. Hubungan ini,
berdasarkan pada ”teori aktivasi” pada reaksi kimia. Secara umum, suatu reaksi baru akan dimulai jika diberikan sejumlah energi minimum tertentu, yang disebut
energi aktivasi. Pendugaan umur simpan pada produk bihun dilakukan dengan cara
Accelerated Shelf-Life Test ASLT atau pendugaan umur simpan dengan cara
akselerasi dengan metode arrhenius. Pendugaan umur simpan dilakukan berdasarkan dua karakteristik mutu produk yaitu: mutu organoleptik dan mutu