45 Kebutuhan iod pada ibu hamil adalah 175
μghari, sedangkan wanita yang tidak hamil 150
μghari. Jika diasumsikan kebutuhan iod pada saat tidak hamil dapat terpenuhi maka jumlah yang harus dipenuhiditambah untuk mencukupi
kebutuhan pada saat hamil adalah 25 μghari. Konsumsi bihun sebanyak 1
bungkus 77g cukup untuk memenuhi kekurangan Iod perhari sebanyak 28,54 μghari. Iod yang disuplay oleh bumbu lebih banyak dibandingkan dengan iod
dari bihun, oleh sebab itu fortifikasi iod pada keping bihun ini tidak efektif dilakukan. Sebaiknya fortifikasi iod lebih banyak dilakukan pada bumbu.
B. Pengaruh Fortifikasi Terhadap Karakteristik Mutu Organoleptik
1. Mutu Organoleptik Berdasarkan Pembedaan
Pengujian organoleptik dilakukan untuk mengetahui signifikansi perbedaan antara bihun yang telah difortifikasi dengan bihun yang tidak
difortifikasi. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan uji pembedaan metode uji segitiga. Uji segitiga ini dilakukan terhadap dua kelompok sampel bihun.
Kelompok yang pertama adalah bihun yang dimasak dan disajikan lengkap dengan bumbu. Kelompok yang kedua adalah kelompok bihun yang dimasak dan
disajikan tanpa penambahan bumbu. Fortifikasi ditambahkan pada blok bihun dan bumbu. Maka dari itu,
pengujian dilakukan terhadap bihun masak yang tidak ditambahkan bumbu dan bihun masak yang ditambahkan bumbu. Hasil uji segitiga pada bihun masak
lengkap dengan bumbu dapat dilihat pada Lampiran 11.b dan hasil uji segitiga untuk bihun masak tanpa bumbu dapat dilihat pada Lampiran 12.
Tabel 4.3. Persentase jumlah panelis yang menjawab benar pada uji pembedaan
Jawaban Bihun
Jumlah panelis Benar
Salah benar
Dengan bumbu 21
20 1
95,24 Tanpa bumbu
22 21
1 95,45
Berdasarkan hasil uji segitiga Tabel 4.3 pada kelompok bihun masak lengkap dengan penambahan bumbu menunjukan bahwa 1 dari 21 orang penelis
tidak dapat membedakan antara bihun yang difortifikasi F dan tidak difortifikasi NF, sehingga dinyatakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95
α = 0.05.
46 Menurut tabel angka kritis untuk respon panelis yang benar pada uji segitiga
Meilgaard et al., 1999, dua kelompok sampel dinyatakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95
α = 0,05 dan jumlah panelis 21 orang, maka jumlah panelis minimal yang harus menjawab benar adalah 12 orang. Tabel angka kritis
untuk respon panelis yang benar pada uji segitiga dapat dilihat pada Lampiran 13. Sedangkan pada kelompok bihun masak tanpa penambahan bumbu,
menunjukan bahwa 1 dari 22 orang penelis tidak dapat membedakan antara bihun yang difortifikasi F dan tidak difortifikasi NF, oleh karena itu antara bihun F
dan NF dinyatakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 α = 0.05.
Menurut tabel angka kritis untuk respon panelis yang benar pada uji segitiga Meilgaard et al., 1999, dua kelompok sampel dinyatakan berbeda nyata pada
selang kepercayaan 95 α = 0,05 dan jumlah panelis 22 orang, maka jumlah
panelis minimal yang harus menjawab benar adalah 12 orang. Gambar produk bihun yang digunakan untuk uji segitiga dapat dlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Bihun goreng fortifikasi F dan non fortifikasi NF. bihun masak yang ditambahkan bumbu kiri dan yang tidak
ditambahkan bumbu kanan.
2. Mutu Organoleptik Berdasarkan Hedonik Kesukaan