46 Menurut tabel angka kritis untuk respon panelis yang benar pada uji segitiga
Meilgaard et al., 1999, dua kelompok sampel dinyatakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95
α = 0,05 dan jumlah panelis 21 orang, maka jumlah panelis minimal yang harus menjawab benar adalah 12 orang. Tabel angka kritis
untuk respon panelis yang benar pada uji segitiga dapat dilihat pada Lampiran 13. Sedangkan pada kelompok bihun masak tanpa penambahan bumbu,
menunjukan bahwa 1 dari 22 orang penelis tidak dapat membedakan antara bihun yang difortifikasi F dan tidak difortifikasi NF, oleh karena itu antara bihun F
dan NF dinyatakan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 α = 0.05.
Menurut tabel angka kritis untuk respon panelis yang benar pada uji segitiga Meilgaard et al., 1999, dua kelompok sampel dinyatakan berbeda nyata pada
selang kepercayaan 95 α = 0,05 dan jumlah panelis 22 orang, maka jumlah
panelis minimal yang harus menjawab benar adalah 12 orang. Gambar produk bihun yang digunakan untuk uji segitiga dapat dlihat pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Bihun goreng fortifikasi F dan non fortifikasi NF. bihun masak yang ditambahkan bumbu kiri dan yang tidak
ditambahkan bumbu kanan.
2. Mutu Organoleptik Berdasarkan Hedonik Kesukaan
Uji hedonik kesukaan dilakukan langsung pada panelis ibu hamil. Pengujian dilakukan dengan menggunakan dua sampel bihun yaitu sampel non
fortifikasi NF dan fortifikasi F. Sampel disajikan setelah dimasak dan ditambahkan bumbu secara lengkap. Form isian uji hedonik kesukaan dapat
dilihat pada Lampiran 14. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan independent T-Test
pada perangkat lunak pengolah data SPSS 11. Hasil pengolahan data dengan T-Test dapat dilihat pada Gambar 4.2.
47
3,5
3,15 2,9
3 3,1
3,2 3,3
3,4 3,5
3,6
NF F
S k
o r k
esu k
a an
Gambar 4.2. Nilai rata-rata skor untuk kesukaan pada bihun non fortifikasi dan fortifikasi
Berdasarkan tabel independent T-test Lampiran 15 dapat dilihat bahwa untuk kedua sampel NF dan F memiliki tingkat kesukaan yang berbeda nyata
pada skala 1 sampai 5 5 = sangat suka, 4 = suka, 3 = biasa saja, 2 = tidak suka, 1 = sangat tidak suka dengan nilai signifikansi 0,024. Rata-rata nilai kesukaan
untuk sampel non fortifikasi adalah 3,5 dan untuk sampel yang difortifikasi adalah 3,15 artinya panelis lebih menyukai bihun NF dari pada bihun F.
Untuk dapat melihat perbedaan lebih lanjut pada uji hedonik kesukaan antara bihun NF dan bihun F, maka dibuat grafik pengelompokan panelis
berdasarkan skor kesukaan yang dipilih. Grafik pengelompokan panelis berdasarkan skor kesukaan yang dipilih dapat dilihat pada Gambar 4.3.
10 10
9 6
4 1
2 4
6 8
10 12
sangat suka
suka biasa saja
tidak suka sangat
tidak suka
J u
m la
h p
a ne
li s
y a
ng m e
m il
ih
NF F
Gambar 4.3. Pengelompokan panelis berdasarkan skor kesukaan Berdasarkan Gambar 4.3, Tidak ada panelis yang menyatakan sangat suka,
baik terhadap bihun non fortifikasi maupun bihun fortifikasi. Sepuluh orang menyatakan suka pada bihun NF dan 9 orang menyatakan suka pada bihun F. Hal
48 ini menunjukan tingkat kesukaan bihun NF dan F tidak jauh berbeda. Sedangkan
intensitas nilai kesukaan yang lain menunjukan nilai yang variatif. Intensitas biasa saja dipilih oleh 10 orang untuk bihun NF dan 6 panelis memilih biasa saja untuk
bihun F. Tidak ada panelis yang memilih tidak suka dan sangat tidak suka untuk bihun NF. Sedangkan bihun F, 4 panelis memilih tidak suka dan 1 panelis
memilih sangat tidak suka. Jika dilihat dari pengelompokan intensitas penilaan tersebut maka pada bihun NF, panelis cenderung untuk memberi skor 3 sampai 4
begitu pula dengan bihun F walaupun jumlahnya tidak sebanyak bihun NF akan tetapi panelis juga memiliki kecenderungan untuk memberi skor 3 sampai 4. Pada
kondisi diatas dapat dilihat bahwa panelis lebih menyukai bihun non fortifikasi NF dibandingkan bihun fortifikasi F.
C. Pengaruh Fortifikasi terhadap Umur Simpan Bihun