kooperatif seorang siswa dilatih untuk belajar mandiri agar dapat menggali serta mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dimana dalam pembelajaran
kooperatif tugas seorang guru hanyalah sebagai fasilitator serta memotivasi siswa. Pembelajaran kooperatif juga terbagi kedalam beberapa variasi diantaranya
STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok Teams Games Turnaments atau TGT, Think Pair Share TPS dan Numbered Head Together NHT.
2.1.6 Model Pembelajaran Think Pair Share
Frank Lyman dalam Trianto 2011:61 menyatakan bahwa Think Pair Share merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola
diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang
digunakan dalam Think Pair Share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk merespon dan saling membantu.
Sesuai dengan namanya “Thinking” pembelajaran ini di awali dengan
guru mengajukan pertanyaan atau isu terkait dengan pelajaran untuk dipikirkan oleh peserta didik. Guru memberi kesempatan kepada mereka memikirkan
jawabanya. Selanjutnya “Pairing” pada tahap ini guru meminta peserta didik
untuk berpasang-pasangan, kemudian memberi kesempatan kepada pasangan- pasangan itu untuk berdiskusi. Pada kegiatan diskusi diharapkan dapat
memperdalam makna dari jawaban yang telah dipikirkanya melalui intersubjektif mengungkapkan jawaban masing-masing individu dengan pasanganya. Hasilnya
dibicarakan dengan pasangan seluruh kelas, tahap ini dikenal dengan “Sharing”.
Dengan berbagi jawaban share diharapkan terjadi tanya jawab yang mendorong
pengontruksian pengetahuan secara integratif. Peserta didik dapat menemukan
struktur pengetahuan yang dipelajarinya Suprijono, 2012:91.
Menurut Frank Lyman dalam Riyanto 2010:275 menyebutkan langkah-
langkah pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share sebagai berikut :
1 Guru menyampaikan topik inti materi dan kompetensi yang ingi dicapai.
2 Siswa diminta untuk berpikir tentang topik materi atau permasalahan yang
disampaikan guru secara individual. 3
Siswa diminta berapsangan dengan teman sebelahnya kelompok 2 orang dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing tentang topiknya tadi.
4 Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok pasangan mengemukakan
hasil diskusinya untuk berbagi jawaban share dengan seluruh siswa dikelas. 5
Berawal dari kegiatan tersebut guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.
6 Guru memberi kesimpulan.
7 Penutup.
Lie 2004:46 menyebutkan kelebihan serta kelemahan mengenai kelompok berpasangan atau model pembelajaran Think Pair Share.
Kelebihan kelompok berpasangan adalah : 1
Meningkatkan partisipasi 2
Cocok untuk tugas sederhana 3
Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok
4 Interaksi lebih mudah
5 Lebih mudah dan cepat membentuknya
Kelemahan kelompok berpasangan adalah : 1
Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor 2
Lebih sedikit ide yang muncul 3
Jika ada perselisihan tidak ada penengah Berdasarkan
uraian tersebut,
dapat disimpulkan
bahwa model
pembelajaran Think Pair Share merupakan salah satu jenis model pembelajaran kooperatif yang dugunakan untuk membuat variasi atau menciptakan suasana
belajar yang baru dalam sebuah kelas. Dalam pembelajaran Think Pair Share dibagi menjadi tiga langkah kerja siswa, yang pertama Think yaitu berpikir,
yang kedua Pair yaitu berpasangan dan yang ketiga Share yaitu berbagi.
2.1.7 Media Pembelajaran