Kembung Rastrelliger spp Jenis Ikan

4 Menyediakan bahan pangan sumber protein hewani dan bahan baku industri serta ekspor, 5 Menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan usaha perikanan tangkap, 6 Menciptakan lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang produktif; 7 Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, 8 Mengembangkan kelembagaan dan peraturan perundangan, 9 Meningkatkan penerimaan PNBP dan PAD, 10 Meningkatkan tertib administrasi pembangunan, dan 11 Menjadikan sumberdaya ikan sebagai perekat nusa dan bangsa. Kebijakan Pemerintah yang sangat penting dan strategis untuk mengatur pengelolaan perikanan adalah dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 31 tentang Perikanan dimana secara tegas dalam pasal 6 ayat 1 diamanatkan bahwa Pengelolaan perikanan dalam wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia dilakukan untuk tercapainya manfaat yang optimal dan berkelanjutan, serta terjaminnya kelestarian sumberdaya ikan. Kemudian pasal 6 ayat 2 menyatakan bahwa pengelolaan perikanan untuk kepentingan penangkapan ikan dan pembudidayaan ikan harus mempertimbangkan hukum adat danatau kearifan lokal serta memperhatikan peran serta masyarakat. Memaksimalkan suatu kebijakan sebaiknya dilakukan berdasarkan masukan dari bawah feed-back merupakan kunci suatu perumusan kebijakan publik. Jika tata krama dan hukum adat masih dominan dalam hal aturan main tata krama kemasyarkatan, inovasi dan perubahan kelembagaan dapat juga dilakukan melalui jalur yang semestinya. Perumusan kebijakan tanpa mengikutsertakan evaluasi assessment dan umpan balik dari bawah, hanya akan menimbulkan suatu sistem kekuasaan yang otoriter dan totaliter. Jika telah terlanjur menjadi sebuah kebijakan, maka kontrol terhadap pelaksanaan kebijakan publik oleh pejabat pemerintah harus jelas mekanisme politiknya. Hal ini, karena sumber-sumber ekonomi, kekuatan hukum dan politik yang terlibat merupakan domain publik yang harus diawasi Karunia, 2009. Menurut Arifin dan Rahbini 2001, model hirarki kebijakan publik timbul dan berkembang dari suatu proposisi bahwa perubahan aransemen kelembagaan