17 Beberapa alasan yang menyebabkan mata pelajaran IPA dimasukkan di
dalam kurikulum sekolah Samatowa 2011: 6 yaitu : 1
Bahwa IPA berfaedah bagi suatu bangsa. Kesejahteraan materil suatu bangsa banyak sekali tergantung pada kemampuan bangsa itu dalam bidang IPA,
sebab IPA merupakan dasar tekonologi, dan disebut-sebut sebagai tulang punggung pembangunan.
2 Bila diajarkan IPA menurut cara tepat, maka IPA merupakan suatu mata
pelajaran yang melatihmengembangkan kemampuan berpikir kritis. 3
Bila IPA diajarkan melalui percobaan-percobaan yang dilakukan sendiri oleh anak, maka IPA tidaklah merupakan mata pelajaran yang bersifat hafalan
belaka. 4
Mata pelajaran IPA mempunyai nilai-nilai pendidikan yaitu dapat membentuk kepribadian anak secara keseluruhan.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa IPA pada hakikatnya adalah sekumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan terbatas pada
apa yang ada di alam. Selain itu, IPA juga merupakan pengetahuan yang menekankan proses dalam pemerolehan informasi, sehingga anak mampu
memahami pengetahuan dengan lebih bermakna. Hal ini kemudian memberikan banyak manfaat bagi individu itu maupun masyarakat luas. Inilah alasan mengapa
IPA dimasukkan ke dalam kurikulum di sekolah dasar.
2.1.5 Karakteristik Siswa SD
Seorang anak pada umumnya memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar pada usia 6 tahun. Diperkirakan anak pada usia ini sudah siap menerima pelajaran
18 dan dapat mengalami kemajuan belajar secara teratur dalam tugas sekolah
Sumantri dan Syaidoh 2011: 3.5. Berdasarkan usianya, kemampuan anak secara afektif, kognitif, dan psikomotor berbeda-beda.
Piaget t.t dalam Sumantri dan Syaidoh 2011: 1.21 mengelompokkan perkembangan kognitif atas empat fase :
1 Sensor motorik 0-2
2 Pra operasional 2-7
3 Operasional konkret 7-11
4 Operasional formal 11-15
Untuk anak usia sekolah dasar, yaitu 7-11 tahun, menurut Piaget termasuk ke dalam tahap operasional konkret. Pada tahap operasional konkret 7-11 tahun
kemampuan berpikir logis seorang anak sudah muncul. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Pada tahap ini
permasalahan yang dihadapinya adalah permasalahan konkret Sumantri dan Syaidoh 2011: 1.15.
Berdasarkan uraian di atas, maka siswa sekolah dasar kelas V berada dalam tahap operasional konkret. Usia ini anak memerlukan pembelajaran yang
nyata. Artinya perlu pengamatan langsung untuk memahami suatu konsep atau persoalan. Karakteristik siswa pada penelitian ini sama seperti karakteristik siswa
pada umumnya. Siswa kelas V SDN 1 Prigi masih senang bermain, bergerak, bekerja dalam kelompok, dan melakukan sesuatu secara langsung. Tahapan
berpikirnya termasuk tahap operasional konkret. Siswa sudah mampu berpikir sistemastis mengenai benda-benda dan peristiwa-peristiwa konkret.
19
2.1.6 Metode Pembelajaran
Kamus Besar Bahasa Indonesia 1980 dalam Abimanyu 2008: 2-5 menyatakan bahwa metode merupakan suatu cara berpikir yang teratur dan untuk
mencapai maksud dalam ilmu pengetahuan, selain itu juga digunakan untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan pembelajaran guna mencapai tujuan
yang ditentukan. Sejalan dengan pengertian tersebut, T.Raka Joni 1993 mengartikan metode sebagai cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai
untuk mencapai tujuan tertentu Abimanyu 2008: 2-5. Widodo 2013: 5 menjelaskan “metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk
menyajikan materi dan menumbuhkan interaksi dalam proses pembelajaran dengan tujuan agar siswa termotivasi dalam belajar serta dapat meningkatkan
aktivitas dan kreativitasnya sehingga mencapai kompetensi yang diharapkan, baik dari segi kognitif, afektif, maupun psikomotor
”. Senjaya 2008 dalam Haryono 2013: 69 mengemukakan bahwa
“metode belajar dapat diartikan sebagai away inachieving something
”. Artinya bahwa metode pembelajaran merupakan suatu jalan atau cara yang dilakukan untuk
mencapai sebuah tujuan. M. Sobri Sutikno 2009: 88 menjelaskan “Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk
mencapai tujuan”. Siswa dapat menerima penjelasan guru salah satunya berpengaruh pada cara guru menyampaikan materi. Semakin sesuai pemilihan
metode pembelajaran, semakin baik pula tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran.
20 Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah suatu cara yang yang dilakukan oleh guru untuk membantu siswa mencapai tujuan dalam pembelajaran yaitu pemahaman akan materi
pelajaran. Metode yang dipilih oleh guru juga hendaknya memungkinkan siswa untuk belajar melalui banyak proses, bukan hanya belajar produk. Belajar dengan
proses memungkinkan siswa untuk mendapatkan lebih banyak materi dan akan mencapai kompetensi baik dari segi afektif, kognitif, dan psikomotor.
2.1.7 Metode Demonstrasi