V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian
Sejarah Yogya Departemen Store terbagi menjadi tiga generasi. Adapun, perkembangan secara rinci dari ketiga generasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Era Generasi Pertama
Toko YOGYA pertama kali didirikan oleh Bapak Gondosasmito dengan nama “DJOGJA” pada tahun 1948, di daerah Kosambi, Bandung, Jawa Barat.
Pada waktu itu luas toko hanya sekitar 100 m
2
dengan jumlah karyawan 10 orang. Produk yang dijual di toko pada saat itu adalah batik yang diambil dari kota Solo
dan Yogyakarta. Selama 24 tahun toko batik itu bertahan , tanpa mengalami kemajuan yang berarti.
2. Era Generasi Kedua
Generasi kedua ini berlangsung dari tahun 1972 – 1998, dengan masuknya Bapak Boedi Siswanto Basuki setelah menikah dengan Ibu Tina Handayani, putri
dari Bapak Gondosasmito. Toko itu diwariskan pada mereka berdua untuk dikelola dan dikembangkan dengan satu syarat “Namanya tidak boleh dirubah”
Dengan bermodalkan Sarjana Ekonomi dari Universitas Parahyangan Bandung, Bapak Boedi mulai merubah strategi marketing dari toko DJOGJA. Kain batik
yang semula menjadi andalan satu-satunya toko DJOGJA, dikurangi stoknya dan dikombinasikan dengan barang kebutuhan sehari-hari seperti: sabun, sikat gigi,
odol, kosmetik, dan barang kelontong lainnya. Pada awalnya memang tidak mudah dalam pengadaan barang-barang karena Toko DJOGJA belum begitu
dikenal oleh Supplier barang kelontong. Bahkan ada grosir yang belum mengetahui dimana lokasi toko DJOGJA tersebut berada. Pada saat itu, agar toko
DJOGJA dikenal dan dipercaya oleh suplier atau grosir toko DJOGJA harus sanggup membeli barang dengan harga tunai. Karena pada waktu itu modal yang
dimiliki masih sangat terbatas, maka Pak Boedi melakukan pembelian barang – barang toko secara bertahap dan penuh dengan perhitungan.
Dengan penuh keyakinan dan ketekunan Pak Boedi dan Ibu Tina mengelola toko tersebut, dan lambat laun penjualan meningkat, omset pun bertambah dan
kepercayaan Supplier terhadap toko DJOGJA juga mulai tumbuh.
Strategi yang dilakukan oleh Pak Boedi dan Ibu Tina tidak hanya sampai disitu, suasana serta penampilan toko pun dipoles agar lebih terlihat rapi dan
menarik, maklum persaingan dengan toko lain cukup ketat. Seiring dengan rencana pengembangan toko, maka pada tahun 1978, ditemukanlah lokasi yang
baru di Jalan Sunda 60. Pada tahun 1982 Pak Boedi memutuskan unutuk membuka toko berikutnya
di tempat yang baru dan pada tanggal 28 Oktober 1982, diresmikanlah cabang pertama Toserba YOGYA di jalan Sunda 60, Bandung dengan luas toko sekitar
300 m
2
dan karyawan 40 orang. Barang dagangannya tidak lagi batik, melainkan barang keperluan sehari – hari. Maka ditetapkanlah tanggal 28 Oktober sebagai
hari ulang tahun YOGYA Group yang kemudian diperingati setiap tahunnya. Selanjutnya untuk menghadapi persaingan dari kompetitor, Toserba YOGYA
mulai ekspansi keluar Bandung. • Pada tahun 1984, dibuka cabang pertama dikota Cirebon yaitu Toserba
YOGYA Siliwangi. • Empat tahun kemudian, tahun 1988, dibuka lagi satu cabang dikota
Tasikmalaya, yaitu Toserba YOGYA, Jl. HZ. Muztofa. • Pembukaan cabang Toserba dan Griya diteruskn kekota-kota Sukabumi,
Bogor, Jakarta, Sumedang, Kuningan, Indaramayu, Majalaya, Garut, dan Subang.
• Ekspansi yang paling banyak terdapat dikota Bandung. • Kantor pusat Toserba YOGYA di Jl. Sunda 83, Bandung, sebagai pusat
pengendalian kegiatan cabang, pusatpembelian merchandiing, keuangan dan pengembangan dimasa mendatang.
3. Era Generasi Ketiga
Pada bulan Juni 1998, Bapak Boedi Siswanto Basuki menyerahkan pengelolan perusahaan kepada manajemen profesional yang selama ini telah
dibinanya. Selanjutnya Bapak Boei lebih berperan sebagai penasehat dan pemberi motivasi.
5.2 Gambaran Umum Responden Yogya Departemen Store