Pada model Miyazawa nilai pengganda merupakan pengganda total dari efek awal, efek putaran pertama, dan efek dukungan industri dan efek induksi
konsumsi merupakan matrik koefisien teknologi yang diekstend dengan C rasio pada kolom dan value added ratio. Hal ini merupakan kelanjutan menghitung
pengganda pedapatan rumah tangga model input output, dimana sebahagian pendapatan rumah tangga kembali dibelanjakan dalam perekonomian sehingga
selain ada pengaruh dari direct dan indirect pendapatan rumah tangga juga terdapat induced pendapatan.
4.4.3. Analisis Elastisitas
Input Output elastisitas menunjukkan persentase perubahan dalam total output, total pendapatan dan tenaga kerja terhadap persentase perubahan
permintaan akhir dari sektor-sektor ekonomi. Mattas dan Shresta dalam Valdkhani 2002 mendefinisikan elastisitas output sebagai berikut:
O f
f O
E
j j
o j
. ∂
∂ =
......................................................................................26 dimana:
o j
E
: Elatisitas Output O :
Total output
dalam ekonomi
F
j
: Permintaan akhir dalam sektor i
i
f L
∂ ∂
: Pengganda output sektor j Sedangkan untuk elastisitas pendapatan didefinisikan sebagai berikut:
P f
f P
E
j j
p j
. ∂
∂ =
.....................................................................................27 dimana:
p j
E
: Elastisitas Pendapatan P :
Total pendapatan
dalam ekonomi
j
f P
∂ ∂
: Multiplier pendapatan sektor j Untuk elastisitas tenaga kerja didefinisikan sebagai berikut:
T f
f T
E
j j
T j
. ∂
∂ =
......................................................................................28 dimana:
T j
E
: Elastisitas Tenaga Kerja T :
Total tenaga
kerja dalam
ekonomi
j
f T
∂ ∂
: Pengganda tenaga kerja sektor j
4.4.5. Analisis Simulasi
Otonomi daerah yang mulai diimplementasikan pada tahun 2001 berdampak pada peningkatan kemampuan fiskal daerah. Kebijakan tersebut juga
disertai kebijakan power sharing antara pemerintahan pusat dan daerah sehingga pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh untuk mengalokasi dana
pembangunan tersebut. Otonomi daerah diharapkan bisa meningkatkan pembangunan perkebunan kelapa sawit melalui peningkatan anggaran untuk
perkebunan ini. Persentase kenaikan anggaran untuk perkebunan kelapa sawit setelah otonomi daerah mencapai 250 persen yang dialokasikan untuk program
pembangunan perkebunan untuk rakyat miskin. Dari hal itu dilakukan beberapa simulasi berupa
Simulasi 1: Investasi pemerintah untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit sebesar 243.6 milyar merupakan anggaran bersama antara Pemda
Provinsi Riau dan 7 Kabupaten di Riau yang didistribusikan pada sektor perkebunan dan sektor lain sesuai dengan keperluan input
untuk membangun perkebunan kelapa sawit. Simulasi 2: Investasi pemerintah untuk rehabilitasi perkebunan kelapa sawit
243.6 milyar. Investasi itu didistribusikan untuk keperluaan input yang secara langsung ditujukan untuk rehabilitasi perkebunan
kelapa sawit.
4.5. Definisi Operasional Data
a. Sektor Perkebunan Kelapa Sektor Perkebunan Kelapa Sawit merupakan komoditi yang outputnya
berupa Tandan Buah Segar kelapa sawit .