T f
f T
E
j j
T j
. ∂
∂ =
......................................................................................28 dimana:
T j
E
: Elastisitas Tenaga Kerja T :
Total tenaga
kerja dalam
ekonomi
j
f T
∂ ∂
: Pengganda tenaga kerja sektor j
4.4.5. Analisis Simulasi
Otonomi daerah yang mulai diimplementasikan pada tahun 2001 berdampak pada peningkatan kemampuan fiskal daerah. Kebijakan tersebut juga
disertai kebijakan power sharing antara pemerintahan pusat dan daerah sehingga pemerintah daerah mempunyai wewenang penuh untuk mengalokasi dana
pembangunan tersebut. Otonomi daerah diharapkan bisa meningkatkan pembangunan perkebunan kelapa sawit melalui peningkatan anggaran untuk
perkebunan ini. Persentase kenaikan anggaran untuk perkebunan kelapa sawit setelah otonomi daerah mencapai 250 persen yang dialokasikan untuk program
pembangunan perkebunan untuk rakyat miskin. Dari hal itu dilakukan beberapa simulasi berupa
Simulasi 1: Investasi pemerintah untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit sebesar 243.6 milyar merupakan anggaran bersama antara Pemda
Provinsi Riau dan 7 Kabupaten di Riau yang didistribusikan pada sektor perkebunan dan sektor lain sesuai dengan keperluan input
untuk membangun perkebunan kelapa sawit. Simulasi 2: Investasi pemerintah untuk rehabilitasi perkebunan kelapa sawit
243.6 milyar. Investasi itu didistribusikan untuk keperluaan input yang secara langsung ditujukan untuk rehabilitasi perkebunan
kelapa sawit.
4.5. Definisi Operasional Data
a. Sektor Perkebunan Kelapa Sektor Perkebunan Kelapa Sawit merupakan komoditi yang outputnya
berupa Tandan Buah Segar kelapa sawit .
b. Output Output dalam pengertian tabel input output adalah output domestik, yaitu
nilai dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sektor-sektor produksi di wilayah dalam negeri domestik, tanpa membedakan asal usul pelaku produksinya.
Dalam hal ini pelaku produksi dapat berupa perusahaan dan perorangan dari dalam negeri atau perusahaan dan perorangan asing. Bagi unit usaha yang
produksinya berupa barang, maka output merupakan hasil perkalian kuantitas produksi barang yang bersangkutan dengan harga produsen per unit barang
tersebut. Sedangkan bagi unit usaha yang bergerak dibidang jasa, maka outputnya merupakan nilai penerimaan dari jasa yang diberikan ke pihak lain.
c. Transaksi Antara Transaksi antara adalah transaksi yang terjadi antar sektor yang berperan
sebagai konsumen dan produsen. Sektor yang berperan sebagai produsen atau sektor produksi merupakan sektor pada masing-masing baris, sedangkan sektor
sebagai konsumen ditunjukkan oleh sektor pada masing-masing kolom. Transaksi yang dicakup dalam transaksi hanya transaksi barang dan jasa yang terjadi dalam
hubungannya dengan proses produksi. Jadi, isian sepanjang baris pada transaksi antara memperlihatkan alokasi output suatu sektor dalam memenuhi kebutuhan
input sektor-sektor lain untuk keperluan produksi dan disebut sebagai permintaan antara. Sedangkan isian sepanjang kolomnya menunjukkan input barang dan jasa
yang digunakan dalam proses produksi suatu sektor dan disebut sebagai input antara.
d. Permintaan Akhir dan Impor Permintaan akhir adalah permintaan atas barang dan jasa untuk
keperluan komsumsi, bukan untuk proses produksi. Permintaan akhir terdiri dari pengeluaran komsumsi rumah tangga, pengeluaran komsumsi pemerintah,
pembentukan modal tetap bruto, perubahan stok dan ekspor. 1.
Pengeluaran Rumah Tangga Pengeluaran komsumsi rumah tangga adalah pengeluaran yang
dilakukan rumah tangga untuk semua pembelian barang dan jasa dikurangi dengan penjualan netto barang bekas. Barang dan jasa dalam hal ini mencakup
barang tahan lama dan barang tidak tahan lama kecuali pembelian rumah tempat