Tempat dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Pengolahan Data

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Riau. Dasar dipilihnya Provinsi karena meningkatnya kemampuan fiskal daerah ini pada era otonomi daerah sehingga berpotensi meningkatkan dana pembangunan untuk sektor yang potensial dikembangkan di Provinsi Riau salah satunya perkebunan kelapa sawit. Penelitian ini direncanakan dilaksanakan pada bulan Mei 2004 sampai bulan April 2005, dengan kegiatan mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, penyusunan draf, konsultasi, perbaikan draft, seminar, ujian dan laporan hasil.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini data sekunder. Data sekunder yang digunakan berupa Tabel Input Output Provinsi Riau tahun 2001 dan beberapa data perekonomian regional Provinsi Riau, seperti: Perkebunan dalam angka, PDRB Provinsi Riau. Tabel Input Output yang digunakan adalah tabel transaksi atas dasar harga produsen. Untuk membangun Tabel Input Output Miyazawa diperlukan data sekunder Survey Sosial Ekonomi Nasional Susenas tahun 2002 yang terdiri dari: pengeluran konsumsi rumah tangga berdasarkan komoditas makanan dan non makanan, jumlah tenaga kerja yang berkerja berdasarkan lapangan usaha, dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh tenaga kerja selama sebulan dari pekerjaan utama.

4.3. Pengolahan Data

Tahapan utama dalam penelitian ini adalah pengumpulan data sekunder, pengolahan, dan analisis data. Data sekunder yang diperoleh pada umumnya berada dalam bentuk tabel-tabel yang sudah siap pakai matriks nxn, tetapi perlu dilakukan pengolahan lebih lanjut matriks dengan ukuran yang ada diagregasi lebih lanjut. Selain itu untuk keperluan analisis simulasi kebijakan pada era otonomi daerah maka Tabel Input Output tahun 2001 diubah menjadi Tabel Input Output tahun 2005 dengan memasukkan nilai inflasi tahun 2005 dengan asumsi tidak terjadi perubahan teknologi pada tahun 2005. Tabel Input Output yang ada untuk keperluan analisis distribusi pendapatan diubah menjadi Tabel Input Output Model Miyazawa. Pembentukan model Miyasawa didasari dari Tabel Input Output Riau, dimana terdapat pengembangan lebih lanjut yaitu dengan membagi tiga kelompok pendapatan input primer dan konsumsi rumah tangga menjadi tiga kelompok pendapatan. Tujuan dari pembagian itu adalah untuk melihat distribusi pendapatan yang terjadi dalam ke tiga kelompok pendapan tersebut. Tahapan yang dilakukan untuk membentuk model Miyazawa adalah dengan mengubah Tabel Input Output Riau menjadi bentuk Tabel Input Output Miyazawa. Perubahan yang dilakukan dengan melakukan dekomposisi komponen permintaan akhir konsumsi rumah tangga dan input primer upah dan gaji dan sebahagian surplus usaha yang diterima oleh tenaga kerja menjadi beberapa bagian yang disesuaikan dengan karakteristik perekonomian Riau dan data yang tersedia. Dalam model Miyazawa, konsumsi rumah tangga dijadikan sebagai variabel endogen dan dimasukkan kedalam kuadran I diasumsikan sebagai salah satu pelaku industri dan dibagi menjadi tiga kelompok pendapatan berdasarkan tingkat pendapatan masing-masing golongan rumah tangga di Riau. Pembagian kelompok menggunakan metode Bank Dunia yaitu membagi jumlah populasi kedalam tiga kelompok yaitu: 1. 40 persen kelompok pendapatan rendah 2. 40 persen kelompok pendapatan sedang 3. 20 persen pendapatan tinggi Data yang digunakan berasal dari data Survey Sosial Ekonomi Nasional Susenas modul konsumsi pengeluran 2002 yang dirinci berdasarkan komoditas makanan dan non makanan. Tahapan penyusunan konsumsi rumah tangga: 1. Berdasarkan data pendapatan bersih yang diterima sebulan untuk setiap rumah tangga di Riau, disusun golongan pendapatan menjadi tiga kelompok yaitu: 1. kelompok pendapatan rendah Rp 636000 2. kelompok pendapatan Sedang Rp 636000 sd Rp 1061999 3. kelompok pendapatan tinggi Rp 1062000 2. Tahapan selanjutnya adalah memasukkan jenis-jenis pengeluran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk makanan dan non makanan yang telah dibagi berdasarkan kelompok pengeluaran kedalam sektor-sektor di tabel input output 3. Setelah jenis pengeluran rumah tangga dimasukkan kedalam sektor-sektor yang terdapat didalam input antara, diperoleh rasio dari masing-masing kelompok pengeluran yang kemudian dikalikan dengan konsumsi rumah tangga 301 pada Tabel Input Output Riau tahun 2001 untuk mendapatkan jumlah pengeluran masing-masing kelompok rumah tangga. Dengan masuknya konsumsi rumah tangga yang telah dibagi menjadi 3 kelompok pendapatan kedalam kuadran I maka jumlah kolomnya bertambah menjadi 45 sektor. Untuk mendapatkan matrik bujur sangkar maka sebagai penyimbang dimasukkan komponen yang terdapat dalam input primer upah dan gaji, sebahagian surplus usaha yang diterima oleh tenaga kerja Tahapan menyusun Input Primer 1. Angka-angka dalam kolom baris 43-45 dibentuk dari angka upah dan gaji 201 ditambah sebahagian dari surplus usaha. Angka-angka tersebut dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: ∑ ∑ ∑ − = 42 1 42 1 42 1 j i p j W C S .......................................................................18 ∑ ∑ ∑ + = 42 1 42 1 42 1 s j j j S S S .......................................................................19 ∑ ∑ = j p j S S R ........................................................................................20 p j j j S W C + = ......................................................................................21 dimana: C i : konsumsi rumah tangga baris ke i C j : konsumsi rumah tangga kolom ke j S i : surplus usaha kolom ke j p j S : surplus usaha parsial kolom ke j s j S : surplus usaha sisa kolom ke j W j : upah dan gaji kolom ke j Sesudah didapat angka-angka dibaris konsumsi rumah tangga, kemudian dilakukan pengecekan, Sebab tidak mustahil angka-angka pada suatu sektor tersebut mempunyai rasio pendapatan rumah tangga yang tinggi karena menganut sistim padat karya namum angka malah menunjukkan rasio yang rendah. Terhadap sektor-sektor ini dilakukan penyesuai seperti dibawah ini: a. Pilihlah sektor-sektor yang menganut sistim padat modal dan padat karya. b. Hitung rasio pendapatan rumah tangga yang berasal dari surplus usaha. c. Rasio yang didapatkan kemudian dikalikan dengan surplus usaha masing- masing sektor yang telah dipilih berdasarkan sistim kerjanya. d. Bandingkan angka yang diperoleh dari proses penyesuai dengan angka yang diperoleh dari perhitungan secara proporsional. Jika angka hasil perhitungan dengan menggunakan rasio lebih besar dari angka perhitungan secara proposional, maka dilakukan penyesuai naik, khususnya sektor-sektor yang menganut sistem padat karya dan penyesuai turun untuk sektor-sektor yang padat modal. e. Proses rekonsialisasi terhadap seluruh sektor baik yang mengalami penyesuai naik maupu turun dilakukan sehingga diperoleh jumlah upah dan gaji surplus usaha parsial yang telah disesuaikan sama dengan jumlah konsumsi rumah tangga. 2. Selanjutnya dengan jumlah tenaga kerja yang berkerja berdasarkan lapangan usaha dari Susenas 2000 di kelompokkan berdasarkan sektor-sektor produksi yang terdapat dalam tabel input-output sesuai dengan pembagian kelompok pendapatan pada konsumsi rumah tangga

4.3. Metode Analisis