Diameter tanaman Pembahasan 1. Tinggi tanaman

berkembang lebih baik, kemungkinan Gigaspora tidak dapat efektif tumbuh pada pH diatas 8,82. Menurut Clark 1997 dalam Karepesina 2007 yang menyatakan bahwa kemampuan suatu spesies FMA berada di suatu lingkungan sangat dipengaruhi oleh adaptasi spesies tersebut terhadap lingkungan setempat, faktor lingkungan yang banyak berpengaruh terhadap keberadaan FMA adalah kandungan P dan pH. Sedangkan menurut Brundrett et al. 1999 diacu dalam Karepesina 2007 mengatakan bahwa khususnya spora - spora dalam genus Glomus yang di jumpai pada kultur hasil trapping dipengaruhi oleh umur dan jenis tanaman inang serta status hara media tanam.

4.2.2. Diameter tanaman

Pertambahan diameter sangat dipengaruhi oleh fotosintat dan suplai H 2 O Kramer dan Kozlowski 1960. Keberadaan FMA membantu meningkatkan suplai H 2 O dengan bantuan hifa eksternal yang dapat masuk kedalam rongga tanah yang diameternya lebih kecil daripada diameter akar Fakuara 1994. Pertambahan diameter merupakan pertumbuhan sekunder yang sangat dipengaruhi oleh nitrogen Goldsworthy dan Fisher 1992, dengan adanya FMA maka kadar N pun meningkat dan akhirnya berperan dalam pertambahan diameter. Serapan N lebih besar pada tanaman bermikoriza dari pada tanaman tanpa mikoriza. Hal ini terbukti dari hasil analisis jaringan yang dilakukan pada tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria dan C. calothyrsus. Hasil sidik ragam pada taraf 5 untuk parameter diameter semai menunjukkan bahwa inokulasi FMA berpengaruh sangat nyata pada tanaman E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria dan C. calothyrsus Tabel 2. Dan perlakuan BFN berpengaruh tidak nyata terhadap parameter diameter semai pada tanaman E. cyclocarpum, L. leucocephala dan C. calothyrsus Tabel 2 serta berpengaruh nyata pada tanaman P. falcataria. Interaksi 2 faktor yaitu FMA dan BFN berpengaruh sangat nyata terhadap variabel diameter semai pada tanaman P. falcataria dan tidak berpengaruh nyata pada tanaman E. cyclocarpum, L. leucocephala dan C. calothyrsus Tabel 2. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan perlakuan FMA yang menunjukkan pengaruh sangat nyata adalah perlakuan m1 Glomus sp dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp berbeda tidak nyata terhadap perlakuan m0 kontrol untuk parameter diameter semai E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria dan C. calothyrsus Lampiran 4. Tanaman yang mempunyai rata - rata diameter semai tertinggi adalah E. cyclocarpum yaitu 5,33 mm Gambar 3. Hasil uji lanjut Duncan pada tanaman P. falcataria untuk perlakuan BFN yang menunjukkan berbeda nyata adalah perlakuan b1 Shinorhizobium sp dan b0 kontrol dibandingkan dengan perlakuan b2 Rhizobium sp Lampiran 5. Sedangkan hasil uji lanjut Duncan interaksi perlakuan FMA dan BFN pada tanaman P. falcataria yang menunjukkan pengaruh beda sangat nyata adalah perlakuan m1b0 Glomus sp x kontrol dan perlakuan m1b1 Glomus sp x Shinorhizobium sp Lampiran 6. Kehadiran FMA pada akar tanaman dapat mengubah pola eksudasi akar sehingga mempengaruhi kuantitas dan kualitas BFN Johansson et al. 2004. Perubahan kualitas BFN akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara lebih baik. Begitupun kehadiran BFN ternyata mempengaruhi perkecambahan dan perkembangan FMA secara lebih baik. Dommergues et al. 1980 menyatakan bahwa inokulasi BFN tertentu terhadap tanaman dan memperlihatkan peningkatan pertumbuhan tanaman disebabkan karena BFN tersebut mempunyai peranan khusus seperti penghasil zat pengatur tumbuh, pengagregasi tanah, menyediakan unsur hara bagi tanaman dan sejumlah fungsi lainnya. Selain itu, Boyce 1948 menyebutkan bahwa FMA dapat menyediakan auksin yang berperan dalam diferensiasi sel terutama diferensiasi berkas pengangkut, penebalan sekunder, dan menggiatkan kambium membentuk sel - sel baru. Auksin mempengaruhi pengembangan dinding sel sehingga protoplas mendapat kesempatan untuk menyerap air dari sel - sel yang ada dibawahnya sehingga diperoleh sel - sel yang panjang dan bervakuola besar. Keberadaan auksin tersebut pada akhirnya berperan dalam peningkatkan rata - rata pertambahan diameter batang. Dengan demikian pengangkutan air, unsur hara dan fotosintat meningkat karena aktifitas kambium yang membentuk floem kearah luar dan membentuk xilem ke arah dalam. Selain dapat dihasilkan oleh FMA Boyce 1948, auksin juga dapat diperoleh dari beberapa mikroorganisme yang menyediakan triptopan sebagai bahan baku auksin Goldsworthy dan Fisher 1992. Hormon lain yang bekerja sinergis dengan auksin dalam proses pertumbuhan kambium adalah giberilin Gardner et al. 1991. Menurut Klein 2000, sejumlah mikroba di dalam rizosfer dapat menghasilkan campuran organik komplek seperti giberilin. Kerjasama auksin dan giberilin akhirnya menghasilkan diameter batang yang lebih baik.

4.2.3. Jumlah daun tanaman

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 9 171

Potensi fungi mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach Linn) pada media tailing tambang emas

1 9 9

Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Semai Mahoni (Swietenia macrophylla King.) pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

0 11 5

Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) Pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

0 4 5

Pengaruh Pemberian Kompos dan Arang Kayu terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) pada Media Bekas Tambang Pasir

0 3 29

Peningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Melalui Pemanfaatan Bahan Humat Dan Kompos

1 13 69

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 1 86

Pemanfaatan Mikoriza dan Rhizobium untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Kayu Energi pada Media Tanah Bekas Tambang Semen

0 15 390

APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DAN KOMPOS UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn.f.) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG KAPUR (The Application of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) and Compost to

0 0 10

Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) Indigeneus terhadap Pertumbuhan Semai Jati (Tectona Grandis Linn. F) pada Media Tanah Bekas Tambang Kapur

0 0 9