4.1.5. Hubungan antara jumlah nodul dengan parameter pertumbuhan.
Untuk mengetahui hubungan jumlah nodul dengan parameter pertumbuhan pada tanaman E. cyclocarpum dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1
Tabel 7. Tabel 7 Hasil analisis korelasi antara jumlah nodul dengan beberapa parameter
pertumbuhan bibit E. cyclocarpum.
Korelasi Nilai
koefisien korelasi r
Kriteria hubungan
Jumlah nodul dengan tinggi semai 0,022
Sangat lemah Jumlah nodul dengan diameter semai
0,097 Sangat lemah
Jumlah nodul dengan jumlah helai daun 0,021
Sangat lemah Jumlah nodul dengan berat segar tajuk
0,048 Sangat lemah
Jumlah nodul dengan berat segar akar 0,033
Sangat lemah Jumlah nodul dengan persentase infeksi FMA
0,062 Sangat lemah
Jumlah nodul dengan jumlah nodul efektif 0,759
Kuat Jumlah nodul dengan berat kering total
0,035 Sangat lemah
Jumlah nodul dengan serapan N 0,043
Sangat lemah Jumlah nodul dengan serapan P
0,032 Sangat lemah
Jumlah nodul dengan CN ratio 0,061
Sangat lemah Jumlah nodul dengan indek mutu bibit
0,036 Sangat lemah
Jumlah nodul dengan penambahan bakteri 0,289
Sangat lemah Analisis hubungan antara jumlah nodul dengan berbagai parameter
pertumbuhan bibit E. cyclocarpum Tabel 7. Data pada Tabel 7 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah nodul dengan parameter tinggi semai, diameter
semai, jumlah helai daun, berat segar tajuk, berat segar akar, persentase infeksi FMA, berat kering total, serapan hara N, serapan hara P, CN ratio, indek mutu
bibit dan penambahan jenis bakteri merupakan hubungan yang sangat lemah. Sedangkan hubungan jumlah nodul dengan jumlah nodul efektif merupakan
hubungan yang kuat.
Untuk mengetahui hubungan jumlah nodul dengan parameter pertumbuhan pada tanaman L. leucocephala dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1
Tabel 8. Tabel 8 Hasil analisis korelasi antara jumlah nodul dengan beberapa parameter
pertumbuhan bibit L. leucocephala.
Korelasi Nilai
koefisien korelasi r
Kriteria hubungan
Jumlah nodul dengan tinggi semai 0,877
Kuat Jumlah nodul dengan diameter semai
0,808 Kuat
Jumlah nodul dengan jumlah helai daun 0,865
Kuat Jumlah nodul dengan berat segar tajuk
0,900 Sangat kuat
Jumlah nodul dengan berat segar akar 0,955
Sangat kuat Jumlah nodul dengan persentase infeksi FMA
0,963 Sangat kuat
Jumlah nodul dengan jumlah nodul efektif 0,977
Sangat kuat Jumlah nodul dengan berat kering total
0,903 Sangat kuat
Jumlah nodul dengan serapan N 0,568
Sedang Jumlah nodul dengan serapan P
0,688 Sedang
Jumlah nodul dengan CN ratio 0,419
Sedang Jumlah nodul dengan indek mutu bibit
0,879 Kuat
Jumlah nodul dengan penambahan bakteri 0,186
Sangat lemah Analisis hubungan antara jumlah nodul dengan berbagai parameter
pertumbuhan bibit L. leucocephala Tabel 8. Data pada Tabel 8 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah nodul dengan parameter tinggi semai, diameter
semai, jumlah helai daun, dan indek mutu bibit merupakan hubungan yang kuat. Hubungan antara jumlah nodul dengan berat segar tajuk, berat segar akar,
persentase infeksi FMA, jumlah nodul efektif dan berat kering total merupakan hubungan yang sangat kuat. Sedangkan hubungan jumlah nodul dengan serapan
hara N, serapan hara P, CN ratio merupakan hubungan yang sedang, serta pada penambahan jenis bakteri merupakan hubungan yang sangat lemah.
Untuk mengetahui hubungan jumlah nodul dengan parameter pertumbuhan pada tanaman P. falcataria dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1
Tabel 9. Tabel 9 Hasil analisis korelasi antara jumlah nodul dengan beberapa parameter
pertumbuhan bibit P. falcataria.
Korelasi Nilai
koefisien korelasi r
Kriteria hubungan
Jumlah nodul dengan tinggi semai 0,860
Kuat Jumlah nodul dengan diameter semai
0,988 Sangat kuat
Jumlah nodul dengan jumlah helai daun 0,901
Sangat kuat Jumlah nodul dengan berat segar tajuk
0,913 Sangat kuat
Jumlah nodul dengan berat segar akar 0,971
Sangat kuat Jumlah nodul dengan persentase infeksi FMA
0,486 Sedang
Jumlah nodul dengan jumlah nodul efektif 0,923
Sangat kuat Jumlah nodul dengan berat kering total
0,942 Sangat kuat
Jumlah nodul dengan serapan N 0,920
Sangat kuat Jumlah nodul dengan serapan P
0,771 Kuat
Jumlah nodul dengan CN ratio 0,287
Lemah Jumlah nodul dengan indek mutu bibit
0,959 Kuat
Jumlah nodul dengan penambahan bakteri 0,202
Lemah Analisis hubungan antara jumlah nodul dengan berbagai parameter
pertumbuhan bibit P. falcataria Tabel 9. Data pada Tabel 9 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah nodul dengan parameter tinggi semai, indek mutu
bibit dan serapan hara P merupakan hubungan yang kuat. Hubungan antara jumlah nodul dengan diameter semai, jumlah helai daun, berat segar tajuk, berat
segar akar, jumlah nodul efektif, berat kering total dan serapan hara N merupakan hubungan yang sangat kuat. Hubungan jumlah nodul dengan CN ratio dan
penambahan jenis bakteri merupakan hubungan yang lemah. Sedangkan hubungan jumlah nodul dengan persentase infeksi FMA merupakan hubungan
yang sedang.
Untuk mengetahui hubungan jumlah nodul dengan parameter pertumbuhan pada tanaman C. calothyrsus dilakukan uji korelasi Pearson pada taraf 1
Tabel 10. Tabel 10 Hasil analisis korelasi antara jumlah nodul dengan beberapa parameter
pertumbuhan bibit C. calothyrsus.
Korelasi Nilai
koefisien korelasi r
Kriteria hubungan
Jumlah nodul dengan tinggi semai 0,861
Kuat Jumlah nodul dengan diameter semai
0,801 Kuat
Jumlah nodul dengan jumlah helai daun 0,884
Kuat Jumlah nodul dengan berat segar tajuk
0,346 Lemah
Jumlah nodul dengan berat segar akar 0,873
Kuat Jumlah nodul dengan persentase infeksi FMA
0,694 Sedang
Jumlah nodul dengan jumlah nodul efektif 0,993
Sangat kuat Jumlah nodul dengan berat kering total
0,851 Kuat
Jumlah nodul dengan serapan N 0,872
Kuat Jumlah nodul dengan serapan P
0,657 Sedang
Jumlah nodul dengan CN ratio 0,638
Sedang Jumlah nodul dengan indek mutu bibit
0,867 Kuat
Jumlah nodul dengan penambahan bakteri 0,065
Sangat lemah Analisis hubungan antara jumlah nodul dengan berbagai parameter
pertumbuhan bibit C. calothyrsus Tabel 10. Data pada Tabel 10 menunjukkan bahwa hubungan antara jumlah nodul dengan parameter tinggi semai, diameter
semai, jumlah helai daun, berat segar akar, berat kering total, indek mutu bibit dan serapan hara N merupakan hubungan yang kuat. Hubungan antara jumlah
nodul dengan jumlah nodul efektif merupakan hubungan yang sangat kuat. Hubungan jumlah nodul dengan serapan hara P, CN ratio dan persentase infeksi
FMA merupakan hubungan yang sedang, serta berat segar tajuk dan penambahan jenis bakteri secara berturut - turut merupakan hubungan yang lemah dan sangat
lemah.
4.1.6. Hubungan antara jumlah nodul efektif dengan parameter pertumbuhan.