Berat segar tajuk dan berat segar akar

berperan dalam fotosintesis. Kandungan klorofil pun semakin banyak seiring meningkatnya jumlah daun sehingga laju fotosintesis bertambah besar. Akhirnya fotosintat yang tertimbun sebagai berat kering tanaman semakin besar.

4.2.4. Berat segar tajuk dan berat segar akar

Berat segar dari suatu tanaman dapat mencirikan besarnya kandungan H 2 O yang terdapat di dalam jaringan tanaman. Tanaman yang mempunyai berat segar yang tinggi biasanya berkorelasi dengan kandungan H 2 O yang ada di dalamnya. Air H 2 O bagi tanaman merupakan kebutuhan yang sangat vital dalam proses pertumbuhan terutama dalam proses fotosintesis. Hasil penelitian secara statistik, berdasarkan hasil sidik ragam pada taraf 5 untuk parameter berat segar tajuk dan berat segar akar bahwa inokulasi FMA menunjukkan pengaruh sangat nyata pada tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria dan C. calothyrsus Tabel 2. Faktor tunggal BFN menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap parameter berat segar tajuk dan berat segar akar pada tanaman L. leucocephala, P. falcataria dan C. calothyrsus Tabel 2. Serta pengaruh faktor tunggal BFN pada tanaman E. cyclocarpum menunjukkan pengaruh tidak nyata terhadap variabel berat segar tajuk tetapi berbeda nyata terhadap variabel berat segar akar Tabel 2. Interaksi 2 faktor yaitu FMA dan BFN menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap parameter berat segar tajuk dan berat segar akar pada tanaman P. falcataria Tabel 2 tetapi menunjukkan pengaruh tidak nyata pada tanaman E. cyclocarpum, L. leucocephala dan C. calothyrsus Tabel 2. Pada tanaman E. cyclocarpum inokulan tunggal menunjukkan pengaruh nyata untuk parameter berat segar akar, sedangkan inokulan ganda tidak terjadi interaksi. Dalam penelitian ini tampaknya FMA yang lebih dahulu mengkolonisasi akar dibandingkan BFN, sehingga BFN menunjukkan efektifitas yang rendah. Maka penyerapan H 2 O lebih optimlal dilakukan oleh FMA yang memiliki hifa yang panjang dibandingkan dengan BFN. Berbeda dengan tanaman P. falcataria inokulan tunggal FMA menunjukkan pengaruh nyata dan inokulan tunggal BFN menunjukkan pengaruh tidak nyata untuk parameter berat segar tajuk dan berat segar akar, sedangkan inokulan ganda terjadi interaksi. Hal ini menunjukkan terjadinya simbiosis dan BFN akan efektif dalam meningkatkan pertambahan berat segar tajuk dan berat segar akar tanaman P. falcataria apabila diikuti dengan pemberian inokulan FMA. Hasil uji lanjut Duncan perlakuan FMA untuk parameter berat segar tajuk dan berat segar akar yang menunjukkan pengaruh beda sangat nyata adalah perlakuan m1 Glomus sp pada ke-empat tanaman uji dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp menunjukkan berbeda tidak nyata terhadap m0 kontrol pada parameter berat segar tajuk dan berat segar akar. Tanaman yang mempunyai rerata berat segar tajuk dan berat segar akar tertinggi adalah E. cyclocarpum yaitu 10,49 g dan 11,22 g. Sedangkan rerata berat segar tajuk dan berat segar akar terendah pada tanaman P. falcataria 0,29 g dan 0,51 g terdapat pada perlakuan m0 kontrol Gambar 5 dan 6. Sedangkan hasil uji lanjut Duncan perlakuan BFN pada tanaman E. cyclocarpum yang menunjukkan pengaruh beda nyata terhadap parameter berat segar akar adalah perlakuan b1 Shinorhizobium sp dan b2 Rhizobium sp dibandingkan dengan bo kontrol Lampiran 5. Hasil uji lanjut Duncan interaksi perlakuan FMA dan BFN terhadap parameter berat segar tajuk dan berat segar akar pada tanaman P. falcataria yang menunjukkan pengaruh sangat nyata adalah perlakuan m1b0 Glomus sp x kontrol dan perlakuan m1b1 Glomus sp x Shinorhizobium sp Lampiran 6. Dari hasil penelitian terlihat bahwa tanaman yang mendapat perlakuan FMA mempunyai nilai rata - rata berat segar yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan perlakuan tanpa FMA kontrol. Fungi FMA mampu meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serangan patogen luar tanah. FMA juga dapat membantu pertumbuhan tanaman pada tanah – tanah yang tercemar logam berat Linderman dan Pfleger 1994 seperti pada lahan – lahan pasca tambang. Dengan demikian FMA, selain berguna untuk bio – protection, juga berfungsi penting sebagai bio – remediator bagi tanah yang tercemar logam berat Hetrick et al. 1994. Selain itu fungi FMA ini juga mampu meningkatkan resistensi tanaman terhadap kekeringan Gupta 1991.

4.2.5. Serapan hara N, serapan hara P dan CN ratio tanaman

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 9 171

Potensi fungi mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach Linn) pada media tailing tambang emas

1 9 9

Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Semai Mahoni (Swietenia macrophylla King.) pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

0 11 5

Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) Pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

0 4 5

Pengaruh Pemberian Kompos dan Arang Kayu terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) pada Media Bekas Tambang Pasir

0 3 29

Peningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Melalui Pemanfaatan Bahan Humat Dan Kompos

1 13 69

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 1 86

Pemanfaatan Mikoriza dan Rhizobium untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Kayu Energi pada Media Tanah Bekas Tambang Semen

0 15 390

APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DAN KOMPOS UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn.f.) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG KAPUR (The Application of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) and Compost to

0 0 10

Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) Indigeneus terhadap Pertumbuhan Semai Jati (Tectona Grandis Linn. F) pada Media Tanah Bekas Tambang Kapur

0 0 9