Pengaruh inokulasi mikoriza Hasil

4.1.1. Pengaruh inokulasi mikoriza

Perhitungan secara statistik berdasarkan hasil sidik ragam, inokulasi fungi mikoriza arbuskula FMA pada tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria , dan C. calothyrsus menunjukkan pengaruh beda nyata. Hasil uji lanjut Duncan pengaruh perlakuan faktor tunggal FMA terhadap variabel pengamatan pada tanaman uji menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi perlakuan m2 Gigaspora sp menunjukkan tidak beda nyata dengan perlakuan m0 kontrol terhadap rerata variabel pengamatan yang diukur Lampiran 4.

1. Tinggi semai

Perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata terhadap rerata tinggi semai E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria , dan C. calothyrsus apabila dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol tetapi untuk m2 Gigaspora sp memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap perlakuan m0 kontrol. Rerata tinggi semai tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 2 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata tinggi semai tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum 53,93 cm. Sedangkan hasil uji Duncan faktor tunggal BFN serta interaksi ke-dua faktor tersebut memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata tinggi semai pada ke-empat tanaman uji. 43.08 8. 81 4. 51 5.9 1 53. 98 16. 99 9. 14 11.45 49.0 7 8. 45 4.35 6. 22 10 20 30 40 50 60 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus Ti ng gi S e m a i c m m0 m1 m2 Gambar 2 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata tinggi semai umur 4 bulan

2. Diameter semai

Hasil uji Duncan terhadap inokulasi FMA pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria, dan C. calothyrsus menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata terhadap rerata diameter semai dibandingkan perlakuan mikoriza jenis m0 kontrol tetapi untuk m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh berbeda tidak nyata terhadap perlakuan m0 kontrol untuk diameter semai. Rerata diameter semai tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 3 terlihat pada ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata diameter semai tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum yaitu 5,83 mm. 5. 22 1.9 1. 3 5 1.4 5.83 2. 53 2. 2 2.19 5. 32 1.9 1. 45 1.6 1 2 3 4 5 6 7 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus D ia me te r S e ma i mm m0 m1 m2 Gambar 3 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata diameter semai umur 4 bulan 3. Jumlah daun Pengukuran jumlah daun tanaman uji dilakukan selama 4 bulan dengan selang waktu pengukuran 2 minggu. Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria , dan C. calothyrsus perlakuan mikoriza dengan jenis m1 Glomus sp menunjukkan pengaruh beda nyata terhadap rerata jumlah daun dibandingkan dengan perlakuan mikoriza jenis m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata jumlah daun perlakuan m0 kontrol. Rerata jumlah daun tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 4 terlihat pada ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata jumlah daun tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum yaitu 22 helai daun. 18.27 11.47 9.5 9. 57 22 17.62 13 .0 7 13.3 20 .4 11.53 9. 67 9. 9 Gambar 4 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata jumlah daun semai umur 4 bulan semai umur 4 bulan 4. Berat segar tajuk

4. Berat segar tajuk

Berat segar tajuk adalah berat segar pada saat tanaman uji dipanen caranya dengan memisahkan antara pangkal batang dengan akar tanaman. Hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria, dan C. calothyrsus menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata terhadap rerata berat segar tajuk dibandingkan dengan perlakuan mikoriza jenis m0 Kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata berat segar tajuk perlakuan m0 kontrol. Rerata berat segar tajuk tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 5 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata berat segar tajuk tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum yaitu 10,49 g. Berat segar tajuk adalah berat segar pada saat tanaman uji dipanen caranya dengan memisahkan antara pangkal batang dengan akar tanaman. Hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria, dan C. calothyrsus menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata terhadap rerata berat segar tajuk dibandingkan dengan perlakuan mikoriza jenis m0 Kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata berat segar tajuk perlakuan m0 kontrol. Rerata berat segar tajuk tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 5 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata berat segar tajuk tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum yaitu 10,49 g. Gambar 5 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata berat segar tajuk umur 4 bulan Gambar 5 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata berat segar tajuk umur 4 bulan 5 m l 10 15 20 25 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus Ju ah H e lai D a u n m0 m1 m2 5.53 0. 45 0. 29 0.31 10.49 2.77 2. 37 2.74 6. 39 0.39 0.35 0.33 2 4 6 8 10 12 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus B e ra t S e g a r T a ju k g m0 m1 m2

5. Berat segar akar

Berat segar akar adalah berat akar tanaman pada saat tanaman dipanen yang telah dipisahkan dengan bagian tajuknya. Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria , dan C. calothyrsus perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata terhadap rerata berat segar akar dibandingkan dengan perlakuan mikoriza jenis m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata berat segar akar perlakuan m0 kontrol. Rerata berat segar akar tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 6 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata berat segar akar tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum yaitu 11,23 g. Gambar 6 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata berat segar akar umur 4 bulan 8. 86 0. 95 0.51 0. 93 11.23 2.39 2.36 2. 62 9. 06 0.87 0.54 1.05 2 4 6 8 10 12 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus B e ra t S e g a r A k a r g m0 m1 m2

6. Berat kering total tanaman

Berat kering total tanaman diperoleh dari gabungan berat kering bagian tajuk dan berat kering bagian akar tanaman uji. Hasil uji Duncan menunjukkan bahwa pengaruh inokulasi FMA pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria , dan C. calothyrsus perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp menunjukkan pengaruh beda nyata terhadap rerata berat kering total dibandingkan dengan perlakuan mikoriza jenis m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata berat kering total tanaman dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol. Rerata berat kering total tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 7 terlihat pada ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata berat kering total tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum. Gambar 7 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata berat kering total umur 4 bulan 3.08 0. 28 0. 09 0. 18 5.89 0.77 0.67 1.22 4. 03 0. 29 0.12 0.23 1 2 3 4 5 6 7 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus B e ra t K e ri n g T o ta l g m0 m1 m2 7. Indek mutu bibit Pengukuran indek mutu bibit sangat penting karena dapat digunakan sebagai indikator untuk melihat apakah tanaman mampu bertahan hidup pada kondisi lapang. Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA pada ke- empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria, dan C. calothyrsus perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata terhadap rerata indek mutu bibit dibandingkan dengan perlakuan mikoriza jenis m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata indek mutu bibit dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol. Rerata indek mutu bibit tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp Gambar 8. Dan semua semai tanaman E. cyclocarpum dengan perlakuan m0 kontrol, m1 Glomus sp dan m2 Gigaspora sp mempunyai nilai indek mutu bibit Q diatas 0,09 sehingga semai ini bisa bertahan hidup dengan baik dilapangan Bickelhaupt 1980. Sedangkan pada tanaman L. leucocephala, P. falcataria dan C. calothyrsus hanya perlakuan m1 yang mempunyai nilai indek mutu bibit Q diatas 0,09 sehingga semai ini bisa bertahan hidup dengan baik dilapangan, sedangkan m0 kontrol dan perlakuan m2 Gigaspora sp mempunyai nilai indek mutu bibit Q kurang dari 0,09 sehingga semai ini kurang baik untuk bisa bertahan hidup pada kondisi lapang Bickelhaupt 1980. Pada Gambar 8 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata indek mutu bibit tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum. 0. 33 0. 05 0. 02 0. 4 0. 55 0. 9 0. 13 0. 16 0. 3 9 0.0 7 0. 3 0. 05 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus In d e k M u tu B ib it m0 m1 m2 Gambar 8 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata indek mutu bibit umur 4 bulan 8. Pesentase infeksi mikoriza Inokulasi FMA berpengaruh sangat nyata terhadap parameter persentase infeksi FMA pada akar tanaman uji. Akar tanaman uji dinyatakan terinfeksi oleh fungi mikoriza arbuskula FMA bila pada akar tersebut ditemukan adanya vesikula, arbuskula, dan hifa atau salah satu diantaranya, kemudian dihitung persentasenya. Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA terhadap persentase infeksi terlihat bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rerata persentase infeksi bila dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata persentase infeksi dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol. Inokulasi mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh sangat nyata pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria, dan C. calothyrsus. Pada Gambar 9 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata persentase infeksi tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum yaitu 50,66. 8.26 4. 1 6 1. 8 5 0. 28 50.6 6 44 .44 29. 26 24. 63 8. 52 5.93 5.74 5.74 10 20 30 40 50 60 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus P e rs e n tase I n fe k s i M iko ri z a m0 m1 m2 Gambar 9 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata persentase infeksi mikoriza 9. Serapan hara N Untuk melihat perbedaan pengaruh inokulasi FMA dalam membantu serapan hara, khususnya serapan hara N maka dilakukan uji Duncan. Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh inokulasi mikoriza terhadap serapan hara N terlihat bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda sangat nyata terhadap rerata serapan hara N bila dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi perlakuan m2 Gigaspora sp memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata serapan hara N dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol. Inokulasi mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh sangat nyata pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria , dan C. calothyrsus. Pada Gambar 10 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, rerata serapan hara N tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum yaitu 14,82 gtanaman. 5.53 0. 79 0. 27 0. 4 9 14.82 2. 49 3.49 5.7 5 8.74 1. 8 0. 4 7 0. 5 2 4 6 8 10 12 14 16 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus S er ap an H ar a N g t an am an m0 m1 m2 Gambar 10 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata serapan hara N tanaman uji

10. Serapan hara P

Untuk melihat perbedaan pengaruh inokulasi FMA dalam membantu serapan hara, khususnya serapan hara P maka dilakukan uji Duncan. Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh inokulasi mikoriza terhadap serapan hara P terlihat bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rerata serapan hara P bila dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi perlakuan m2 Gigaspora sp memberikan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata serapan hara P dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol. Inokulasi mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh sangat nyata pada tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria, dan C. calothyrsus . Pada Gambar 11 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, rerata serapan hara P tertinggi terlihat pada tanaman E. cyclocarpum dan C. calothyrsus yaitu 1,11 gtanaman dan 0,77 gtanaman. 0. 3 9 0.05 0.02 0.03 1.11 0.37 0.27 0. 77 0. 5 8 0. 6 0.03 0. 4 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus S e ra pa n H a ra P g t a n a m a n m0 m1 m2 Gambar 11 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata serapan hara P tanaman uji 11. CN ratio tanaman CN ratio adalah perbandingan antara karbohidrat C dengan jumlah nitrat N di dalam tanaman. Untuk melihat perbedaan pengaruh inokulasi FMA terhadap CN ratio tanaman maka dilakukan uji Duncan. Hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA terhadap CN ratio tanaman terlihat memberikan pengaruh beda sangat nyata. Nilai CN ratio terendah terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp bila dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi untuk m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata CN ratio tanaman dengan perlakuan m0 kontrol. Secara umum pada Gambar 12 terlihat dari tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata CN ratio tergolong rendah yaitu 20 terlihat pada tanaman L. leucocephala, P. falcataria dan C. calothyrsus sedangkan pada tanaman E. cyclocarpum memiliki CN ratio 20. 24.7 15 .5 13.2 20 Ra ti o 14.9 17. 8 21 10.5 14 .7 27.8 17.7 13.9 19. 3 5 10 15 25 30 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus C N m0 m1 m2 Gambar 12 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata CN ratio 12. Jumlah bintil akar nodul Untuk melihat perbedaan pengaruh inokulasi FMA terhadap jumlah bintil akar nodul tanaman maka dilakukan uji Duncan. Hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA terhadap jumlah bintil akar pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria, dan C. calothyrsus menunjukkan bahwa perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp memberikan pengaruh beda nyata dibandingkan dengan perlakuan mikoriza jenis m0 kontrol, tetapi perlakuan m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata jumlah bintil akar nodul dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol. Rerata jumlah bintil akar nodul tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 13 terlihat dari ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata jumlah nodul tertinggi terlihat pada tanaman C. calothyrsus yaitu 12,07 nodul. 1. 93 0. 17 0.5 2 5.63 1.17 12. 07 1.13 0. 17 0.2 0. 07 2 4 6 8 10 12 14 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus Ju m lah B in til A kar N o d u l m0 m1 m2 Gambar 13 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata jumlah bintil akar nodul

13. Jumlah bintil akar nodul efektif

Untuk melihat perbedaan pengaruh inokulasi FMA terhadap jumlah bintil akar efektif maka dilakukan uji Duncan. Berdasarkan hasil uji Duncan pengaruh inokulasi FMA pada ke-empat tanaman uji E. cyclocarpum, L. leucocephala, P. falcataria , dan C. calothyrsus perlakuan mikoriza jenis m1 Glomus sp menunjukkan pengaruh beda nyata terhadap rerata jumlah bintil akar nodul efektif dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol, tetapi perlakuan m2 Gigaspora sp menunjukkan pengaruh beda tidak nyata terhadap rerata jumlah bintil akar nodul efektif dibandingkan dengan perlakuan m0 kontrol. Rerata jumlah bintil akar nodul efektif tertinggi terlihat pada perlakuan m1 Glomus sp. Pada Gambar 14 terlihat pada ke-empat tanaman uji yang diberi perlakuan, maka rerata jumlah nodul efektif tertinggi terlihat pada tanaman C. calothyrsus yaitu 4,8 nodul. 0.9 0. 1 7 0.2 1. 17 3. 7 3 0.87 4. 8 0. 4 3 0. 1 7 0. 7 1 2 3 4 5 6 E. cyclocarpum L. leucocephala P. falcataria C. calothyrsus J u m la h B in til A k a r N o d u l E fe k tif m0 m1 m2 Gambar 14 Pengaruh perlakuan inokulasi mikoriza terhadap rerata jumlah bintil akar nodul efektif.

4.1.2. Pengaruh inokulasi bakteri fiksasi nitrogen BFN

Dokumen yang terkait

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 9 171

Potensi fungi mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach Linn) pada media tailing tambang emas

1 9 9

Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos terhadap Pertumbuhan Semai Mahoni (Swietenia macrophylla King.) pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

0 11 5

Pengaruh Pupuk NPK Terhadap Pertumbuhan Semai Gmelina (Gmelina arborea Roxb.) Pada Media Tanah Bekas Tambang Emas (Tailing)

0 4 5

Pengaruh Pemberian Kompos dan Arang Kayu terhadap Pertumbuhan Semai Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) pada Media Bekas Tambang Pasir

0 3 29

Peningkatan Kualitas Tanah Bekas Tambang Nikel Untuk Media Pertumbuhan Tanaman Revegetasi Melalui Pemanfaatan Bahan Humat Dan Kompos

1 13 69

Pemanfaatan cendawan mikoriza arbuskula dan kompos aktif untuk meningkatkan pertumbuhan semai mindi (Melia azedarach LINN) pada Media Tailing Tambang Emas Pongkor

0 1 86

Pemanfaatan Mikoriza dan Rhizobium untuk Meningkatkan Pertumbuhan Semai Kayu Energi pada Media Tanah Bekas Tambang Semen

0 15 390

APLIKASI FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) DAN KOMPOS UNTUK MENINGKATKAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn.f.) PADA MEDIA TANAH BEKAS TAMBANG KAPUR (The Application of Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) and Compost to

0 0 10

Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula (Fma) Indigeneus terhadap Pertumbuhan Semai Jati (Tectona Grandis Linn. F) pada Media Tanah Bekas Tambang Kapur

0 0 9